A. Pengertian Manajemen Proyek
Kata “manajemen “ masih kita pakai lafal kata aslinya “management yang
artinya wadah untuk proses ketatalaksanaan.Menurut Encylopedia of the Social Sciences Di katakan
bahwa “manajemen” adalah suatu proses pelaksanaan suatu tujuan tertentu
diselenggarakan dan diawasi. Bila kita tinjau lebih dalam lagi istilah
“manajemen” adalah proses dalam suatu aktivasi beberapa pihak dalam pelaksanaan
suatu proyek. Dalam hal ini tentunya manusia sebagai sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Proyek adalah serangkaian aktifitas temporer dalam usaha melakukan dan
mencapai tujuan unik (Schwalbe K, 2002). Sedangkan manajemen proyek adalah
sekelompok alat, proses dan sumber daya manusia yang berkompeten guna
mengerjakan aktivitas-aktivitas yang berkaitan, dan berusaha untuk menggunakan
sumber daya secara efektif untuk menyelesaikan proyek secara efisien dan tepat
waktu.
Menurut H. Kerzner
Manajemen proyek adalah merencanakan, menyusun organisasi, memimpin dan
mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang
telah ditentukan. Lebih jauh lagi manajemen proyek menggunakan pendekatan
hiraki vertikal dan horizontal .
Manajemen
proyek merupaan suatu usaha merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan,
mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan dalam proyek sedemikian rupa sehingga
sesuai dengan jadwal dan anggaran yang telah ditetapkan .
Manajemen Proyek memiliki tujuan unik. Proyek merupakan pekerjaan yang
tidak sederhana dan memiliki tujuan spesifik. Produk atau output yang
dihasilkan dari sebuah proyek harus didefinisikan secara jelas tentang.
Contohnya, proyek komputerisasi pemilu, memiliki tujuan menyediakan sarana baik
hardware, software jaringan untuk perhitungan suara dari tingkat kecamatan
sampai pusat secara otomatis.
Proyek bersifat sementara. Proyek harus didefinisikan kapan dimulai dan
kapan selesainya. Proyek bukanlah sebuah proses yang berkelanjutan. Dalam
contoh proyek komputerisasi pemilu diatas, perlu ditetapkan kapan proyek harus
segera dimulai dan kapan produk harus diselesaikan agar pada saat akan
digunakan sudah siap dan dipastikan akan berjalan sesuai yang diharapkan.
Proyek memerlukan alat bantu kontrol. Alat bantu seperti gantt charts atau PERT charts diperlukan
dalam sebuah proyek untuk mengukur dan pengendalian.
Proyek memerlukan sumber daya yang bersifat ad-hoc dan lintas disiplin
ilmu. Proyek membutuhkan sumberdaya dari berbagai area atau bidang meliputi
manusia, hardware, software dan aset-aset lainnya yang bersifat sementara. TIM
akan dinyatakan bubar setelah proyek selesai. Banyak proyek melibatkan antar
departemen atau instansi-instansi lain dan memerlukan tenaga dari berbagai
keahlian yang bisa secara full-time pada posisinya. Dalam contoh proyek
komputerisasi pemilu, melibatkan berbagai keahlian antara lain bidang TI,
hukum, politik dan sebagainya.
Proyek memiliki sponsor utama. Kebanyakan proyek terdapat pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholder), tetapi salah satunya ada yang sebagai sponsorship
yang menyediakan arahan dan mendanai proyek.
Proyek mengandung ketidakpastian. Karena proyek memiliki karakteristik khusus, sering kali sulit mendefinisikan
tujuan secara jelas, mengestimasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
proyek, berapa biaya yang diperlukan. Faktor-faktor tersebut sering sebagai penyebab
munculnya kendala atau tantangan apalagi proyek yang melibatkan teknologi yang
relatif baru.
B.
Dasar Manajemen Proyek TI
Terdapat tiga konteks pemahaman dalam sebuah kerangka proyek, yaitu :
a.
Tujuan Manajemen Proyek, tujuan manajemen proyek TI mencakup empat
komponen yaitu ruang lingkup, biaya, kualitas dan waktu. Ukuran keberhasilan
proyek apabila ruang lingkupnya tercapai , kualitasnya terpenuhi, selesai
sesuai jadwal dan menggunakan dana sesuai dengan yang disediakan.
b.
Proses manajemen proyek, manajemen proyek TI mengacu pada fase-fase
pelaksanaan proyek yang mencakup fase
inisiasi proyek, perencanaan proyek, pelaksanaan proyek, pengendalian proyek
dan penyerahan proyek.
c.
Pengetahuan manajemen proyek. Area pengetahuan (Knowledge area) yang
diperlukan dalam mengelola sebuah proyek, terdapat delapan aspek pengetahuan
yaitu manajemen ruang lingkup, manajemen kualitas, manajemen waktu, manajemen
biaya, manajemen komunikasi, manajemen sumberdaya manusia, manajemen resiko dan
manajemen pengadaan.
Ketiga
konteks tersebut merupakan satu kesatuan dalam memahami proyek dan menyatu
dalam manajemen proyek terintegrasi (Integrated Project Management).
C. Tujuan Proyek
Terdapat empat komponen penting yang menjadi tujuan sebuah proyek, yaitu
ruang lingkup (scope) , waktu, biaya dan kualitas. Empat komponen tersebut yang
menjadi batasan terhadap pelaksanaan proyek. Bisa dikatakan bahwa kriteria yang
harus dipenuhi dari produk yang dihasilkan dari proyek meliputi kriteria atau
batasan waktu, batasan ruang lingkup, batasan biaya dan batasan kualitas. Jadi
terdapat empat keharusan dalam sebuah proyek yaitu:
a. Proyek harus diselesaikan dan
diserahkan tepat waktu.
b.
Proyek harus cukup dibiayai dengan dana yang telah ditentukan
c.
Proyek harus sesuai dengan ruang lingkup yang disepakati
d.
Proyek harus memiliki kualitas hasil sesuai kriteria yang disepakati
antara pelaksana dan pemberi proyek
1.
Batasan waktu
Proyek dilaksanakan dengan memperhatikan waktu penyerahan produk atau hasil
akhir sesuai kesepakatan pihak-pihak yang berkepentingan. Keberhasilan dari
sebuah proyek dapat diukur dari ketepatan waktu sesuai yang telah direncanakan.
Penyelesaian yang terlambat akan berdampak buruknya kredibelitas pelaksana
proyek dimata user atau pemberi proyek, karena bagi user proyek tersebut bisa
mempengaruhi aktivitas organisasi. Sehingga waktu merupakan faktor yang sangat
penting dari sebuah proyek.
2.
Batasan Ruang lingkup
Ruang lingkup menyatakan batasan pekerjaan yang perlu diselesaikan dalam
sebuah proyek. Ruang lingkup memberi gambaran sejauh mana yang menjadi tanggung
jawab pelaksana proyek dan hasil-hasil yang harus dilaporkan atau diserahkan
kepada pemberi proyek.
3.
Batasan Biaya
Biaya menjadi salah satu faktor sebuah proyek yang memiliki potensi resiko
tinggi. Proyek dilaksanan dengan biaya yang telah disepakati oleh penyandang
dana yang harus digunakan untuk mencover seluruh pembiayaan proyek. Manajer
proyek harus memperkirakan dan mendistribusikan ke setiap aktivitas proyek yang
membutuhkan dana dan mengendalikan agar realisasi biaya yang digunakan tidak
melebihi dari yang telah direncanakan.
4.
Batasan Kualitas
Kualitas menjadi kriteria yang ditetapkan bersama antara pemberi dan
penerima proyek untuk dicapai oleh pelaksanan proyek sebagai standar kualitas
dari produk yang dihasilkan. Berdasarkan standar kualitas pelaksana proyek
berusaha untuk menetapkan target-target
yang harus dipenuhi dari setiap tahap pelaksanaan proyek.
Empat
komponen dari proyek tersebut diatas menjadi faktor yang saling mempengaruhi.
Sebagai contoh, untuk menghasilkan kualitas yang lebih tinggi maka perlu
menaikkan biaya, atau dengan pengurangan ruang lingkup, jika menginginkan waktu
penyelesaian proyek dipercepat maka perlu biaya yang lebih besar, dan
sebagainya.
D. Proses Manajemen Proyek
Untuk merealisasikan agar komponen
tujuan proyek dapat tercapai maka pelaksanaan proyek membutuhkan
tahapan-tahapan yang terintegrasi, tahapan tersebut dilakukan dengan membagi
beberapa fase:
a. Project Initiation (Inisiasi
proyek):
Menjelaskan tentang latar belakang yang memicu dilaksanakan sebuah proyek,
mendefinisikan sasaran, tujuan dan faktor-faktor kesuksesan dari proyek.
b. Project Planning (perencanaan
awal proyek):
Segala sesuatu yang diperlukan untuk merencanakan (setting) proyek sebelum
rangkaian pekerjaan dimulai.
c.
Project Executing (Pelaksanaan proyek):
Proses mengkoordiknasikan sumberdaya yang ada untuk menjalankan sejumlah
pekerjaan di dalam proyek agar menhhasilkan produk sesuai yang ditargetkan.
d.
Project Control (Pengendalian proyek) :
proses pengawasan setiap aktivitas proyek untuk memantau agar setiap
aktivitas tidak menyimpang dari yang telah direncanakan.
e.
Project Closing:
proses persetujuan secara formal antara pelaksana dan pemberi proyek bahwa
proyek telah selesai dan menghasilkan produk sesuai dengan kesepakatan.
E.
Area Pengetahuan Manajemen Proyek
Knowledge area meliputi fungsi utama dan fungsi pendukung atau fasilitas.
Fungsi utama memiliki fungsi dalam mewujudkan proyek sesuai dengan kontek manajemen
proyek yang meliputi : Manajemen ruang lingkup, manajemen waktu, manajemen
biaya, manajemen kualitas. Dan fungsi pendukung memiliki fungsi mencapai
efisiensi dan efektivitas dalam penyelesaian proyek. Fungsi pendukung meliputi
manajemen sumber daya manusia, manajemen komunikasi, manajemen resiko dan
manajemen pengadaan.
Ilmu untuk mengelola proyek tersebut
disebut dengan manajemen proyek. Jadi manajemen proyek adalah suatu aktivitas
penerapan pengetahuan, keahlian, metodologi dan teknik memanfaatkan sumberdaya
untuk mengelola sebuah proyek untuk memenuhi harapan pihak-pihak yang
berkepentingan. Harapan-harapan dari pihak-pihak yang berkepentingan
(stakeholders) meliputi berbagai aspek yang berkaitan dengan komponen-komponen
proyek yang sudah dibicarakan diatas, antara lain:
a. Aspek-aspek keseimbangan antara
kualitas proyek yang diharapkan dengan keterbatasan biaya dan waktu,
b.
Aspek-aspek mempertemukan kebutuhan dan keinginan pihak-pihak yang
terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proyek dan biasanya saling
bertolak belakang,
c.
Aspek-aspek mendefinisikan dan menentukan dengan jelas dan tegas sesuatu
yang diharapkan dari berlangsungnya sebuah proyek, baik yang nyata (tangible)
maupun yang tidak nyata (intangible).
F.
Manager proyek
Manajer proyek adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab terbesar atas
pelaksanaan proyek. Pekerjaan utama dari manajer proyek adalah mengarahkan,
mengawasi dan mengendalikan proyek dari awal sampai selesai. Hal-hal yang perlu
dilakukan seorang manajer proyek adalah :
a. Manajer proyek harus
mendefinisikan proyek, membreakdown proyek menjadi serangkaian tugas(tasks)
yang mudah dikelola, memperoleh sumberdaya yang dibutuhkan, dan membentuk tim
kerja untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut.
b.
Manajer proyek harus menetapkan tujuan akhir dari proyek dan memitivasi
anggota tim kerja untuk menyelesaikan proyek tepat waktu
c.
Manajer proyek harus menginformasikan kepada stakeholder tentang
perkembangan pelaksanaan proyek secara periodik.
d.
Manajer proyek harus mengenali resiko yang mungkin terjadi dan
meminimalkan dampak terhadap penyelesaian proyek.
e.
Manajer proyek harus beradaptasi terhadap perubahan-perubahan, karena
tidak ada proyek yang 100% berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Berkaitan dengan tugas-tugas seorang
manajer, maka area kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang manajer adalah:
kepemimpinan, manajemen orang (konsumen, suplier, manajer dan kolega),
komunikasi , negosiasi, perencanaan, manajemen kontrak, pemecahan masalah dan
berpikir kreatif). Banyak kesalahan terjadi dalam mengelola sebuah proyek yang
menyebabkan sering menjadi hambatan.
Hambatan-hambatan yang mungkin terjadi adalah:
a. komunikasi yang tidak baik
(Poor communication)
b.
persetujuan yang tidak jelas (Disagreement)
c.
kesalahpahaman (Misunderstandings)
d.
suasana yang tidak mendukung (Bad weather)
e.
pemogokan kerja (Union strikes)
f.
konflik pribadi (Personality conflicts)
g.
manajemen yang tidak baik (Poor management)
h.
definisi sasaran dan tujuan tidak jelas (Poorly defined goals and
objectives)
Manajer proyek yang baik tidak menghindari semua resiko, tetapi menyiapkan
proses dan prosedur standart untuk berusaha mencegah resiko yang mungkin
terjadi seperti:
a. Keterlambatan penyelesaian
proyek, pembekakkan anggaran atau keingingan konsumen tidak terpenuhi.
b.
Tidak konsisten antara proses dan prosedur yang digunakan manajer proyek
c.
Proyek tidak bermanfaat dan membuang-buang waktu dan biaya
d.
Tidak sinerginya faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proyek.
G. Proyek Sistem Informasi
Sistem Informasi memiliki pengertian suatu sistem yang memiliki fungsi
menghasilkan informasi-informasi yang dibutuhkan pihak user. Komponen yang
termasuk sistem informasi meliputi infrastruktur hardware, Software dan ketersediaan
sumber daya manusia bidang teknologi informasi. Proyek sistem informasi
mencakup sebagian atau keseluruhan dari rangkaian aktivitas rekayasa
pembangunan sistem informasi.
Contoh-contoh proyek sistem
informasi:
Proyek sistem informasi untuk mendukung pelaksanaan pemilu
Proyek pembangunan infrastruktur E-Government di Jawa Tengah
Proyek pengembangan sistem CRM (Customer Relationship Management) pada di
PT Garuda.
Proyek pembangunan sistem E-business pada PT. Global Jaya.
Proyek penjualan elektronik (E-Commerce)
Beberapa perbedaan karakteristik proyek sistem informasi dibandingkan
dengan proyek bidang lain adalah sebagai berikut :
1.
Memiliki tujuan untuk menghasilkan produk yang bersifat intangible
seperti perangkat lunak, database, jaringan yang sulit untuk mengukur nilai
manfaat dari produk tersebut.
2.
Melibatkan teknologi yang sangat cepat usang, karena perkembangan yang
sangat cepat.
3.
Membutuhkan beragam sumber daya manusia dengan keahlian dan kompetensi
yang beragam
4.
Ukuran yang dijadikan standar sulit dibakukan, karena sulit mengukur
kualitas yang dimengerti berbagai pihak secara seragam.
H. konsep Manajemen proyek, meliputi
:
Proyek merupakan suatu kegiatan yang sifatnya sementara dengan tujuan
tertentu dan memanfaatkan sumber-sumber daya . Manajemen Proyek adalah proses
pencapaian tujuan proyek dalam suatu wadah tertentu . Manajemen Proyek meliputi
langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan penyelesaian proyek.
Kendala / hambatan proyek adalah spesifikasi kerja, jadwal waktu dan dana.
Bentuk organisasi atau wadah yang dimaksud dalam manajemen proyek adalah
organisasi fungsional, koordinator, gugus tugas (task force) dan matrik.
I.
Fungsi Manajemen proyek, yaitu :
1.
Planning (perencanaan)
2.
Organizing (pengorganisasian)
3.
Directing (penyusunan)
4.
Controlling (pengarahan)
5.
Reporting (pengawasan)
Kelima fungsi ini dilaksanakan dengan baik, guna untuk mencapai tujuan yang
di inginkan.
Alasan pemilihan manajemen proyek adalah
:
1.
Tingkat kesulitan dalam
tugas-tugas yang diperintahkan meningkat .
2.
Cepatnya perkembangan teknik baik
teori maupun praktek .
3.
Biaya meningkat, lamanya bisa
dipakai suatu barang menurun dan
hilangnya nilai suatu barang .
4.
Resiko-resiko dan biaya-biaya
proyek di masa datang dapat turun .
Langkah-langkah yang harus dilakukan orang untuk dapat memasuki atau
menguasai manajemen proyek, meliputi :
1.
Orang tersebut harus mampu untuk
menganalisa kesempatan berusaha yang akhirnya diwujudkan dalam bentuk proyek,
dengan memperhatikan : peraturan-peraturan yang ada, dorongan yang ada,
kemungkinan ekspansi, kemudahan barang-barang modal dan bahan mentah dan
lain-lain .
2.
Orang tersebut harus mampu untuk menghayati karakteristik
(sifat) dan batasan proyek sebelum mengambil keputusan suatu proyek .
3.
Orang tersebut harus menyadari
bahwa manajemen proyek membutuhkan suatu wadah atau organisasi .
J.
Siklus Proyek (Project Life Cycle
)
Menurut H. Kerzner dan H.J Thanhain (1986)
“Siklus Proyek merupakan kegiatan mulai dari awal kemudian bertambah macam
dan intensitasnya sampai puncak, turun dan berakhir. Yang masing-masing tahap
memiliki kegiatan-kegiatan khusus baik kompleksitas, ukuran, jadwal maupun biaya
yang diperlukan “ .
Kompleksitas suatu proyek tergantung pada :
1.
Jumlah macam ragam kegiatan .
2.
Macam dan jumlah hubungan
kegiatan di dalam suatu proyek dan pihak luar.
K. Manajemen Waktu Proyek
Manajemen waktu proyek merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki
oleh seorang manajer proyek. Manajemen waktu proyek dibutuhkan manajer proyek
untuk memantau dan mengendalikan waktu yang dihabiskan dalam menyelesaikan
sebuah proyek. Dengan menerapkan manajemen waktu proyek, seorang manajer proyek
dapat mengontrol jumlah waktu yang dibutuhkan oleh tim proyek untuk membangun
deliverables proyek sehingga memperbesar kemungkinan sebuah proyek dapat
diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Terdapat beberapa proses yang perlu dilakukankan seorang manajer proyek
dalam mengendalikan waktu proyek yaitu :
1. Mendefinisikan aktivitas proyek. Merupakan sebuah proses untuk
mendefinisikan setiap aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan proyek.
2. Urutan aktivitas proyek. Proses ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan
mendokumentasikan hubungan antara tiap-tiap aktivitas proyek.
3. Estimasi aktivitas sumber daya proyek. Estimasi aktivitas sumber daya
proyek bertujuan untuk melakukan estimasi terhadap penggunaan sumber daya
proyek.
4. Estimasi durasi kegiatan proyek. Proses ini diperlukan untuk menentukan
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan proyek.
5. Membuat jadwal proyek. Setelah seluruh aktivitas, waktu dan sumber daya
proyek terdefinisi dengan jelas, maka seorang manager proyek akan membuat
jadwal proyek. Jadwal proyek ini nantinya dapat digunakan untu menggambarkan
secara rinci mengenai seluruh aktivitas proyek dari awal pengerjaan proyek
hingga proyek diselesaikan.
6. Mengontrol dan mengendalikan jadwal proyek. Saat kegiatan proyek mulai
berjalan, maka pengendalian dan pengontrolan jadwal proyek perlu dilakukan. Hal
ini diperlukan untuk memastikan apakah kegiatan proyek berjalan sesuai dengan
yang telah direncanakan atau tidak. Setiap proses di atas setidaknya terjadi
sekali dalam setiap proyek dan dalam satu atau lebih tahapan proyek.
L.
Manajemen Ruang Lingkup Proyek
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang manajer proyek
handal adalah kemampuan dalam melakukan manajemen ruang lingkup proyek. Dalam
hal ini, seorang manajer proyek harus mampu memastikan bahwa seluruh aktivitas
yang dilakukan dalam proyek adalah aktivitas yang berhubungan dengan proyek dan
aktivitas tersebut telah memenuhi kebutuhan proyek. Dengan kata lain, manajemen
ruang lingkup proyek memiliki fungsi untuk mendefinisikan serta mengendalikan
aktivitas-aktivitas apa yang bisa dilakukan dan aktivitas-aktivitas apa saja
yang tidak boleh dilakukan dalam menyelesaikan suatu proyek.
Terdapat beberapa proses yang perlu dilakukan seorang manajer proyek dalam
melakukan manajemen ruang lingkup proyek, yaitu :
1.Perencanaan ruang lingkup proyek. Pada tahap ini, manajer proyek akan
mendokumentasikan bagaimana ruang lingkup proyek akan didefinisikan,
diverifikasi, dikontrol dan menentukan bagaimana WBS akan dibuat serta
merencanakan bagaimana mengendalikan perubahan akan ruang lingkup proyek.
2. Mendefinisikan ruang lingkup proyek. Pada tahap ini, ruang lingkup
proyek akan didefinisikan secara terperinci sebagai landasan untuk pengambilan
keputusan proyek dimasa depan.
3. Membuat Work Breakdown Structure. WBS merupakan pembagian deliverables
proyek berdasarkan kelompok kerja. WBS dibutuhkan karena pada umumnya dalam
sebuah proyek biasanya melibatkan banyak orang dan deliverables, sehingga
sangat penting untuk mengorganisasikan pekerjaan-pekerjaan tersebut menjadi
bagian-bagian yang lebih terperinci lagi.
4. Melakukan verifikasi ruang lingkup proyek. Tahap ini merupakan tahap
dimana final project scope statement diserahkan kepada stakeholder untuk
diverifikasi.
5. Melakukan kontrol terhadap ruang lingkup proyek. Dalam pelaksanaan proyek,
tidak jarang ruang lingkup proyek mengalami perubahan. Untuk itu, perlu
dilakukannya kontrol terhadap perubahan ruang lingkup proyek. Perubahan yang
tidak terkendali, akan mengakibatkan meluasnya ruang lingkup proyek.
M. Kompetensi Yang Harus Dimiliki
Seorang Manajer Proyek
Seorang manager proyek merupakan seorang professional dalam bidang
manajemen proyek. Manajer proyek memiliki tanggung jawab untuk melakukan
perencanaan, pelaksanaan dan penutupan sebuah proyek yang biasanya berkaitan
dengan bidang industri kontruksi, arsitektur, telekomunikasi dan informasi
teknologi. Untuk menghasilkan kinerja yang baik, sebuah proyek harus dimanage
dengan baik oleh manajer proyek yang berkualitas baik serta memiliki kompetensi
yang disyaratkan. Lalu apa saja kompetensi yang dimaksud?
Seorang manajer proyek yang baik harus memiliki kompetensi yang mencakup
unsur ilmu pengetahuan (knowledge), kemampuan (skill) dan sikap (attitude).
Ketiga unsur ini merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan
keberhasilan proyek. Sebuah proyek akan dinyatakan berhasil apabila proyek
dapat diselesaikan sesuai dengan waktu, ruang lingkup dan biaya yang telah
direncanakan.
Manajer proyek merupakan individu
yang paling menentukan keberhasilan / kegalan proyek. Karena dalam hal ini
manajer proyek adalah orang yang memegang peranan penting dalam
mengintegrasikan, mengkoordinasikan semua sumber daya yang dimiliki dan
bertanggung jawab sepenuhnya atas kenberhasilan dalam pencapaian sasaran
proyek. Untuk menjadi manajer proyek yang baik, terdapat 9 ilmu yang harus
dikuasai.
Adapun ke sembilan ilmu yang dimaksud antara lain :
Manajemen Ruang Lingkup;
Manajemen Waktu;
Manajemen Biaya;
Manajemen Kualitas;
Manajemen Sumber Daya Manusia;
Manajemen Pengadaan;
Manajemen Komunikasi;
Manajemen Resiko;
Manajemen Integrasi.
Seorang manajer proyek yang baik juga harus mempersiapkan dan melengkapi
kemampuan diri sendiri yang bisa diperoleh melalui kursus manajemen proyek.
Adapun panduan referensi standart internasional yang kerap dipergunakan dalam
bidang manajemen proyek adalam PMBOK (Project Management Body Of Knowledge).
Setelah seorang manajer proyek dirasa cukup menguasai bidang pekerjaan yang
sedang dijalani, maka disarankan untuk dapat mengambil sertifikasi manajemen
proyek.