Archive for 10/15/18
PENGARUH CITY CHECK IN TERHADAP PENUMPANG NO SHOW
Monday, 15 October 2018
Posted by M ULUL AZMI UMAM
Tag :
penerbangan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia
merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 13.000 pulau yang tersebar dari
Sabang hingga Merauke (2010). Banyaknya pulau yang dimiliki, maka masyarakat
Indonesia memerlukan moda transportasi yang cepat, aman dan efisien.
Berdasarkan data dari ADB, pada tahun
2011 pendapatan perkapita penduduk Indonesia menembus hingga US $ 3500 dan akan
bertambah menjadi US $ 5000 pada tahun 2013. Peningkatan
pendapatan perkapita ini tentunya didukung oleh kondisi politik yang stabil dan
kegiatan ekonomi yang makin menggeliat. Dengan GDP sebesar USD 834 miliar, maka
hal ini merupakan angin segar bagi perindustrian penerbangan nasional
. Merpati Nusantara
Airlines atau selanjutnya dikenal dengan
nama Merpati Nusantara dengan kode penerbangan MZ adalah salah satu
perusahaan penerbangan nasional. Pernah beberapa tahun yang lalu menerbangkan
rute-rute regional Asia Tenggara dan Australia
Sebagai
perusahaan yang sudah dipercaya oleh para customer
penerbangan di Indonesia PT. Merpati
Nusantara Airline akan memberikan pelayanan yang maksimal terhadap calon
penumpangnya mulai dari proses preflight
,inflight hingga proses postflight.
Khususnya dalam proses pelayanan ticketing
and reservation karena akan membentuk image
perusahaan yang baik bagi calon
penumpangnya sehingga para penumpang tersebut puas.
Maskapai penerbangan Merpati Nusantara Airlines sendiri
memiliki SOP ( Standard Operation
Procedure ) untuk proses pemesanan tiket untuk memudahkan calon penumpang
yang akan melakukan reservasi tiket dan dalam menentukan itinerarynya.
Prosedur
pemesanan tiket pada
maskapai Merpati Nusantara Airlines adalah melalui reservasi
terlebih dahulu. Pemesanan tiket pesawat dapat melalui agen, Call Center, Web Booking maupun kantor
cabang maskapai yang terdapat di kota perwakilan terdekat. Di dalam proses
reservasi, calon penumpang dapat memesan beberapa hal, seperti tempat seat serta request meal.
Proses
reservasi calon penumpang yang sudah
memesan tiket dan telah mengisi data Pax seperti
nama calon penumpang yang akan terbang, nomer telepon yang bisa dihubungi, maka
calon penumpang tersebut akan mendapatkan Booking
Code atau kode booking yang berlaku untuk satu kali penerbangan dan sebagai
tanda validasi tiket yang telah dipesan / dibeli.
Melihat pentingnya pelayanan konsumen didalam proses pre-flight service, salah satunya
melalui proses city check-in yang
merupakan layanan bagi calon penumpang yang ketika melakukan check-in yang tidak membawa bagasi.
Prakteknya
seringkali terjadi No Show padahal calon penumpang sudah melakukan City check-in dan telah melakukan Check-in ulang di airport. Oleh karena itu
segera dilakukan penelitian tentang factor-faktor apa saja yang mempengaruhi
proses city check-in terhadap
penumpang No show rute Jogjakarta –
Makassar periode Maret – Mei 2013.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian yang dikemukakan pada latar belakang masalah di atas maka masalah yang
akan dibahas dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Hal-hal apa saja yang menjadi penyebab penumpang No Show ketika proses Check
In sebelum melakukan Boarding .
2. Apa
pengaruh City Check In terhadap
penumpang No Show Rute Jogjakarta-Makassar
pada bulan Maret sampai dengan Bulan Mei 2013.
3. Bagaimana
penanganan status tiket bagi penumpang
yang No show.
1.3 Batasan Masalah
Penelitian
ini penulis membatasi permasalahan yang akan dikaji sebagai berikut :
1.
Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh
City Check-in terhadap penumpang No
Show periode Bulan Maret sampai dengan Bulan Mei 2013
2. Data
penumpang No Show diambil dari
penumpang pada PT Merpati Nusantara Airline Distrik Yogyakarta periode bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2013.
3. Data penumpang diambil dari data traffic PT Merpati Nusantara Airline Rute Jogjakarta - Makassar periode Bulan Maret sampai dengan Bulan Mei 2013 berdasarkan kelas ekonomi (Y) dan kelas
bisnis (C)
1.4 Keaslian Penelitian
Penelitian tentang dunia penerbangan telah banyak
dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Zainudin (2010) mengulas tentang hal-hal apa saja yang harus diperhatikan untuk
melakukan proses city check-in pada
maskapai Garuda Indonesia, yang mengatakan bahwa city
check-in dapat
memperpendek durasi antrian di bandara untuk penumpang yang tidak membawa
bagasi dan untuk penumpang yang membawa bagasi dapat melakukan check-in ulang sesuai prosedur yang berlaku.
Menurut Sibuea (2013), penyebab terjadinya penumpang
No show yang sudah melakukan city check in adalah kurang pedulinya para
calon penumpang tersebut terhadap time boardingnya. Karena merasa sudah
melakukan city check in, penumpang
merasa tidak terburu-buru untuk datang menuju bandara. Tidak munculnya
penumpang yang telah mempunyai tiket hingga pesawat melakukan push back itulah yang dinamakan
penumpang no show.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya
karena data yang digunakan adalah data dari Maskapai Merpati Nusantara Airline
dengan
menggunakan rute penerbangan Jogjakarta-Makasar
periode Bulan Maret
sampai dengan Bulan Mei
2013.
Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengaruh city
check-in terhadap penumpang No show
perusahaan pada Maskapai Merpati
Nusantara Airline
Distrik Yogyakarta rute
Jogjakarta-Makasar
periode Maret sampai dengan Mei 2013..
1.5 Tujuan Penelitian
Peneltian ini mempunyai tujuan
sebagai berikut:
1. Mengetahui
apakah ada pengaruh antara city check-in dengan penumpang no show
maskapai Merpati Nusantara Airlines rute Jogjakarta – Makassar periode Maret –
Mei 2013.
2. Mengetahui
besarnya pengaruh city check-in terhadap penumpang no show maskapai Merpati Nusantara
Airlines rute Jogjakarta – Makassar periode Maret – Mei 2013.
3. Mengetahui
cara menangani status tiket bagi penumpang no
show tersebut.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang penulis
laksanakan ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagi Peneliti
Manfaat
dari penelitian ini adalah penulis dapat mempraktekkan teori yang telah
didapatkan selama mengikuti perkuliahan. Dalam penelitian ini penulis dapat
melihat, mengamati, mengetahui dan mempraktekkan secara langsung teori yang
didapat selama perkuliahan.
2.
Bagi Perusahan
Penelitian tugas akhir ini dapat menjadi bahan
pertimbangan perusahaan dalam peningkatan kualitas dan mutu dalam pelayanan
reservasi dan check-in penumpang demi
kemajuan perusahaan.
3.
Bagi Lembaga
Penelitian ini bisa
digunakan sebagai tambahan pustaka yang nantinya dapat berguna bagi Taruna/i
yang akan melakukan penelitian lebih lanjut atau dapat juga dijadikan sebagai
bahan perbandingan atau referensi bagi peneliti selanjutnya.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB
I PENDAHULUAN
Bab
ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan
masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian, tujuan penelitian, serta
sistematika penulisan.
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Bab
ini berisikan tinjauan pustaka yang menjelaskan tentang beberapa peneliti
terdahulu sedangkan untuk landasan teori yang digunakan beberapa mata kuliah
pendukung seperti service excellent dan ticketing
and reservation.
BAB
III METODE PENELITIAN
Bab
ini menguraikan tentang metode penelitian yang terdiri atas bahan penelitian,
alat penelitian serta langkah penelitian,metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini.
BAB
VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab
ini merupakan analisis dan pembahasan mengenai data yang diperoleh dan hasil
analisis data dan pengujian hipotesis mengenai pengaruh city
check-in terhadap penumpang no show Maskapai
Merpati Nusantara Airline rute Jogjakarta - Makasar
periode Bulan Maret
sampai dengan Bulan Mei
2013.
BAB
V PENUTUP
Bab
ini merupakan bab terakhir, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
ANALISA TINGKAT PERBANDINGAN RATA-RATA MISHANDLED BAGGAGE
Posted by M ULUL AZMI UMAM
Tag :
penerbangan
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Transportasi
udara merupakan salah satu sarana
penghubung yang lebih berperan daripada transportasi lainnya, oleh karena
mempunyai keunggulan dalam kecepatan dan teknologi, tidak mengherankan
menjadi pilihan utama bagi masyarakat khususnya para pelaku bisnis dan lainnya
yang mengutamakan kecepatan waktu.
Dalam melaksanakan satu penerbangan diperlukan
persiapan mulai dari sarana dan prasarana pesawat terbang itu sendiri dan
peralatan pendukung lainnya, serta sumber daya manusia yang professional.
Maskapai penerbangan
harus mengutamakan dan
mementingkan pelayanan pada konsumen
dengan memberikan keamanan, keselamatan, kenyamanan
serta ketepatan waktu. PT. Garuda
Indonesia adalah maskapai penerbangan yang
mengutamakan hal tersebut didalam negeri maupun luar negeri, salah
satunya di bandar udara internasional Adisutjipto Yogyakarta
. Pelayanan terhadap penumpang,
khususnya barang bawaan atau bagasi penumpang sangat penting diperhatikan oleh
setiap airline, karena mempengaruhi mutu
layanan operasional penerbangan. PT. Garuda
Indonesia di Bandar udara Internasional Adisutjipto terus mengalami
peningkatan penumpang/konsumen, baik dari dan ke Yogyakarta. Peningkatan penumpang
didukung mengingat
Yogykarta merupakan tempat
tujuan pariwisata yang cukup terkenal sehingga banyak didatangi oleh
para pengunjung/wisatawan,
sehingga bandara harus selalu
memperhatikan perkembangan dunia penerbangan dan meningkatkan fasilitas pelayanan
yang sesuai dengan tujuan
perusahaan yaitu bentuk layanan yang prima agar tercapainya total customer satisfaction dan menghasilkan pelayanan yang baik dengan melakukan
peningkatan mutu pelayanan penumpang.
Pelayanan terhadap penumpang mulai dari pre-flight service, in-flight service dan post-flight
service harus benar-benar
diperhatikan. Pelayanan yang kurang memadai dan kurang memuaskan dapat
mengecewakan serta merugikan penumpang. Kerugian yang dialami penumpang dapat
berupa kekecewaan penumpang terhadap service yang diberikan, antara lain kerugian materi apabila
barang bawaan atau bagasinya hilang,
rusak, atau berkurang/susut
sebagian isi bagasi, dan bagasi tidak
bersamaan sampainya ke tempat tujuan akibat dari kesalahan penanganan
bagasi (mishandled baggage).
Aktivitas di bandar udara internasional Adisutipto
harus dapat mengoptimalkan pelayanan bagasi penumpang antara lain menghindari penyimpangan bagasi (mishandled baggage), menghindari terjadinya
komplain dari penumpang. Pihak operator menyarankan agar jika terjadi penyimpangan (hilang, susut, terlambat kedatangan, dan
lain-lain), penumpang harus segera melaporkannya ke
unit yang berwenang menangani hal
tersebut yakni unit Lost
and Found.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: perbandingan
rata-rata mishandled
baggage periode Januari-Juni 2012
dengan mishandled
baggage periode Juli-Desember 2012 pada PT. Garuda Indonesia di bandara internasional Adisutjipto
Yogyakarta.
1.3
Keaslian
Penelitian
Penelitian
terdahulu mempunyai tujuan memberikan kontribusi dalam pengembangan konsep yang
banyak dilakukan. Indriani
(2006) telah melakukan penelitian tentang kegiatan petugas lost & found dalam manangani penyimpangan terhadap bagasi.
Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan pada,
kesalahan penanganan
bagasi (mishandled
baggage) yang terjadi selama tahun 2012 dengan membandingkan rata-rata mishandled baggage antara enam bulan pertama dengan enam bulan
terakhir.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian:
a.
Bagi perusahaan
Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap penanganan bagasi.
b.
Bagi Mahasiswa
Penelitian yang dilakukan dapat membandingkan secara
nyata antara teori yang diperoleh dengan pengalaman praktis tentang
perbandingan antara mishandled baggage periode
Januari-Juni dengan mishandled baggage
periode Juli-Desember yang terjadi di lost
and found PT. Garuda Indonesia Jogja
c.
Bagi Akademik
Penelitian ini dapat menjadi referensi baru bagi kepustakaan
ilmu kedirgantaraan.
1.5
Tujuan Penelitian
Penelitian
ini mempunyai tujuan untuk mengetahui tingkat perbandingan rata-rata
mishandled
baggage periode Januari-Juni 2012
dengan mishandled
baggage periode Juli-Desember 2012 pada PT.
Garuda Indonesia di Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta.
1.6
Sistematika
Penulisan
Secara
umum penelitian tugas akhir
terdiri dari 3 bagian penting yakni: pendahuluan,
pembahasan dan penutup berupa
kesimpulan dan saran. Berikut ini merupakan sistematika
yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini:
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan
terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian, tujuan penelitian, sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAN LANDASAN TEORI
Tinjauan
pustaka berisi tentang beberapa penelitian terdahulu, sedangkan dasar teori
yang dipakai adalah beberapa teori yang diambil dari mata kuliah pendukung,
diantaranya passanger and baggage
handling, dan penjelasan tentang unit
lost & found, dan hipotesis
yang merupakan pernyataan sementara dalam penelitian yang dilakukan.
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN
Berisi tentang bahan
dan alat yang digunakan dalam penelitian, langkah-langkah
penelitian, pengolahan data menggunakan metode
statistik.
BAB IV HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang hasil
pengolahan data jumlah bagasi dan kesalahan
penanganan bagasi dengan menggunakan metode statistik.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB
III
GAMBARAN
UMUM
Lokasi wilayah studi terletak di
wilayah Semarang Barat antara 06° 57’ 18” - 07°00’ 54” Lintang Selatan dan 110°
20’ 42” - 110° 23’ 06” Bujur Timur. Wilayah kajian merupakan bagian dari
Semarang Barat, Secara geografis letak kota Semarang memiliki potensi
yang sangat strategis, antara lain :
Semarang sebagai Ibukota Propinsi jawa Tengah merupakan pusat pemerintahan, perekonomian, politik, sosial, budaya. Semarang yang berseberangan dengan pulau Kalimantan menyimpan potensi adanya hubungan transpotasi udara antara Pulau Jawa dengan sentra-sentra ekonomi di Pulau Kalimantan. Semarang merupakan titik persinggahan dari jalur penerbangan yang padat antara Jakarta dengan Surabaya.
Semarang sebagai Ibukota Propinsi jawa Tengah merupakan pusat pemerintahan, perekonomian, politik, sosial, budaya. Semarang yang berseberangan dengan pulau Kalimantan menyimpan potensi adanya hubungan transpotasi udara antara Pulau Jawa dengan sentra-sentra ekonomi di Pulau Kalimantan. Semarang merupakan titik persinggahan dari jalur penerbangan yang padat antara Jakarta dengan Surabaya.
Untuk lebih jelasnya
perhatikan Gambar 2.1 berikut :
Gambar
3.1 Peta Lokasi Bandara Ahmad Yani Semarang
A. sejarah
Berdirinya Bandar Udara Internasional
Ahmad Yani Semarang
Tahun 1995, Pada
awalnya Bandara Ahmad Yani adalah pangkalan udara TNI Angkatan Darat, lalu
dibentuk Perwakilan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara di Puad Ahmad Yani
Semarang sebagai realisai atas perubahan status pelabuhan udara Kalibanteng
dengan Surat Keputusan Bersama Panglima Angkatan Udara, Menteri Perhubungan dan
Menteri Angkatan Darat Nomor: KEP-932/9/1966.83/1966 dan S2/1/-PHB tanggal 31
Agustus 1966 tentang status Pelabuhan Udara Bersama Kalibanteng Semarang. Namun
karena peningkatan frekuensi penerbangan sipil, maka untuk meningkatkan kualitas
pelayanan, pengelola Bandar Udara Ahmad Yani diserahkan kepada PT Angkasa Pura
I (Persero) terhitung tanggal 1 Oktober 1995, kepemilikan dan pengoperasian
Bandar Udara Achmad Yani Semarang diserahkan pada PT Angkasa Pura I (Persero)
dengan pembinaan teknis tetap dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara.
Tahun 2004, Seiring
dengan perkembangan arus global, pengguna jasa menghendaki adanya penerbangan
Internasional. Dengan demikian, tanggal 10 Agustus 2004 dikeluarkan Surat
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 64 Tahun 2004 yang mengatur pelayanan
Angkatan Udara ke atau dari Luar Negeri melalui Bandar Udara Achmad Yani
Semarang. Dan telah diresmikan oleh Gubernur Kepala Daerah Jawa Tengah pada
hari selasa tanggal 31 Agustus 2004.Bandar Udara Ahmad Yani merupakan salah
satu bandar udara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura I (Persero), sebagai pintu
gerbang dan ujung tombak lalu lintas udara yang berlokasi di bagian barat kota
Semarang.
Posisi
Bandara Ahmad Yani terletak antara garis 06.05-07.10 LS dan garis 109.35-110.50
BT, berbatasan dengan :
Sebelah
utara : Laut Jawa dari Muara Kali
Tugurejo sampai dengan muara Banjir Kendal Barat
Sebelah
selatan : Kelurahan Jrakah, Kecamatan
Semarang Barat
Sebelah
barat : Kelurahan Tugu Rejo,
Kecamatan Semarang Barat
B. spesifikasi
Bandara
1.
|
NAMA
|
Bandara : AHMAD YANI
(Bandar Udara Internasional)
Telepon : (024) 7608735,
7612282, 603506, 612281
Faksimili : (024) 7603506
Alamat : Jl. Puad Achmad
Yani,Semarang 50145
Website : www.ayaniairport.com
E-mail :srg@angkasapura1.co.id
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2.
|
KLASIFIKASI
BANDARA
|
Kelas IB
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3.
|
LOKASI
LUAS BANDARA
|
060 .58?35? LS / 1100 .22?38? BT
126,691 Ha
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
4.
|
ELEVASI
|
10 feet
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
5.
|
KODE ICAO/IATA
|
WARS / SRG
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
6.
|
JAM OPERASI
|
14 Jam (06.00 - 22.00 WIB
/ 23.00 - 15.00 UTC)
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
7.
|
JARAK DARI KOTA
|
5 Km (Kota Semarang)
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
8.
|
LANDASAN
|
Arah : 13 -31
Dimensi : 2.250 x 45 m2
PCN : 28 /F/C/Y/T
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
9.
|
TAXIWAY
|
Total Luas : 6.300 m2
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
10.
|
APRON
|
Luas Apron : 26.772 m2
PCN : 33 /F/C/X/T
Kapasitas Apron
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
11.
|
TERMINAL
|
Terminal
Penumpang :
Internasional : - Luas 934 m2
- Kapasitas 425.000 pax pertahun
Domestik : - Luas 4.401 m2
- Kapasitas 520.0000 pax pertahun
Terminal Kargo : 468 m2
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
12.
|
HANGGAR
|
Tidak Tersedia
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
13.
|
TELEKOMUNIKASI
PENERBANGAN
|
HF/ VHF, HF SSB,
VSAT
ADC, APP
AMSC, HT, RADIO CAR, RADIO
BASE
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
14.
|
NAVIGASI UDARA
|
NDB, DVOR, DME, ILS, ATIS
PSR, SSR, Ext.
RADAR
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
15.
|
PKP - PK
|
Tersedia : CAT – VI
Jumlah Armada : 5 unit
Konfigurasi : - Foam Tender 3 unit
- Nurse Tender 0 unit
- Rescue Tender 1 unit
- Commando Car 1 unit
Ambulance : 1 unit
Rescue Boat : Tidak Tersedia
Salvage : Tidak Tersedia
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
16.
|
AIR FIELD LIGHTING
|
Approach Light, Runway Light, PAPI, REILS,
Taxiway Light, Apron Flood Light
Rotating Beacon, Signal Area
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
17.
|
POWER SUPPLY
|
PLN : 690 KVA
Genset : 1.175 KVA
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
18.
|
WATER SUPPLY
|
PDAM
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
19.
|
PERALATAN
MEKANIKAL
|
Timbangan, Conveyor, AC.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
20.
|
FASILITAS
PENGAMANAN
|
X-Ray, Walk Trough, Explosive Detector,
HandyMetal Detector
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
21.
|
PARKIR KENDARAAN
|
Luas : 5.690 m2
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
22.
|
PELATARAN GSE
|
Luas : 840 m2
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
23.
|
PELAYANAN
METEOROLOGI
|
Pengamatan : ADA
Prakiraan : ADA
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
24.
|
FASILITAS CIQ
|
Bea & Cukai : On Request
Imigrasi : On Request
Karantina : Kesehatan, Hewan,
Tumbuhan & Ikan
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
25.
|
TRANSPORTASI
DARAT
|
Taxi
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
26.
|
PELAYANAN
UMUM
|
Bank, Telephone, Restaurant, Counter
Pariwisata
|
C. Visi
dan Misi
1.
Visi Perusahaan
Menjadi salah satu dari sepuluh perusahaan pengelola
bandar udara terbaik di Asia.
2.
Misi Perusahaan
a. Meningkatkan
nilai pemangku kepentingan
b. Menjadi
mitra pemerintah dan pendorong pertumbuhan ekonomi
c. Mengusahakan
jasa kebandarudaraan melalui pelayanan prima yang memenuhi standar keamanan,
keselamatan, dan kenyamanan
d. Meningkatkan
daya saing perusahaan melalui kreatifitas dan inovasi
e. Memberikan
kontribusi positif terhadap lingkungan hidup
D. Struktur
organisasi
Perusahaan PT.(persero)
Angkasa Pura I Bandara Udara Internasional Ahmad Yani Semarang memiliki
struktur organisasi yang terdiri atas :
1.
General
Manager
General Manager Adalah manajer yang memiliki tanggung jawab Seluruh baagian atau
fungsional pada suatu perusahaan atau organisasi. General Manager memimpin beberapa Unit bidang fungsi pekerjaan yang mengepalai
bebrapa atau seluruh manajer fungsional
2.
Airport
Duty Manager / Airport Duty Officer
Bertanggung
jawab kepada General Manager Bandara dalam mengorganisir dan mengawasi
penyelenggaraan kegiatan pelayanan operasi bandara, penyediaan fasilitas teknik
bandara, administrasi perkantoran, personalia, komersial dan keuangan bandara.
3.
Airport
Opertion and readiness departemen head
Bertanggung jawab kepada General Manager
Bandara PT. (Persero) Angkasa Pura I dalam kegiatan perencanaan,
pengorganisasian dan pengendalian kegiatan operasi jasa pelayanan sisi udara,
sisi darat, security
penerbangan
dan pengamanan umum, pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran
(PKK-PK), penerangan dan komunikasi umum pada kantor cabang bandara.
a. Airport service section head
Bertanggung jawab kepada Manager Operasi
Bandara dalam pengaturan penertiban dan kelancaran kegiatan terminal bandara (airport
service inspector), pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U),
pelayanan penerbitan PAS bandara, perijinan di terminal dan sisi darat,
pemantauan airport hygiene dan parkir kendaraan bermotor, penerangan
bandara dan komunikasi umum ,pengaturan penertiban dan kelancaran kegiatan apron
movement contro (AMC), perijinan dan proses pembuatan PAS bandara,
perijinan dan proses pembuatan Tanda Ijin Mengemudi atau TIM Bandara, proses
pengeluaran perijinan ground handling, rintangan di sisi udara (airside
obstruction) dan gangguan binatang (animal strike).
b. Airport facilities readiness
section head
membantu
pelaksanaan pembangunan fasilitas teknik umum dan peralatan sesuai pelimpahan
wewenang yang diberikan
c. Airport equipment section head
mempunyai
tugas melaksanakan kegiatan pengadaandan administrasi perlengkapan
d. Airport fire fighting & rescue
section Head
yang
mempunyai tugas melaksanakan pemberian pertolongan kecelakaan penerbangan dan
pemadam kebakaran serta penanggulangan keadaan gawat darurat medis dilingkungan
kerja bandar udara sekitarnya,
e. Airport security section head
bertanggung jawab kepada Manager Operasi
Bandara dalam pemeriksaan penumpang dan barang, pengamanan umum dan penertiban
di lingkungan kerja bandara.
4.
SMS,QM
and Cs departemen head
Bertanggung jawab kepada general Manager mengenai
kenyamanan Lingkungan,keselamatan penerbanagan ,peningkatan mutu pelayanan dan
kegiatan costumer service.
a.
Safety health environment section head
yang
mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengendalian dan pengawasan operasi lalu
lintas udara di Bandara Polonia Medan dan wilayah udara sekitarnya, di wilayah
uadara terminal control area, di wilayah udara pendekatan termasuk control zone
b.
Quality
management section head
Mempunyai
peran dalam peningkatan mutu pelayanan yang aman nyaman dan mampu menjamin
keselamatan .
c.
Customer
service setion head
Sebagai
frontliner yang menerima komplain dan menindak lanjutinya ke unit relevan
5.
Sales
departemen head
Bertanggung jawab kepada General Manager Bandara PT.
(Persero) Angkasa Pura I mengenai
kegiatan perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian kegiatan pemasaran, pendapatan aeronautika dan non aeronautika
pada kantor cabang bandara.
a.
Aviation
and cargo section head
Bertanggung jawab kepada Manager
Keuangan dala menyelenggarakan kegiatan administrasi Gudang Persediaan.
b.
Property
and advertising section head
menyiapkan
pengembangan dan melaksanakan kegiatan komrsil yang meliputi pengumpulan data
dan produksi, perhitungan dan pembuatan surat tagihan untuk jasa-jasa
aeronautika dan jas non penerbangan maupun usaha-usaha lain yang mempunyai
hubungan usaha-usaha kebandar udaraan,
c.
Food
and beverage section head
Mempunyai
tugas dalam persiapan perlengkapan konsumsi dan pengendali anggaran belanja
6. Finance and IT Departemen Head
Bertanggung jawab kepada General Manager Bandara PT.
(Persero) Angkasa Pura I dalam kegiatan
pengelolaan usaha komersil,
pengelolaan keuangan, kegiatan akuntansi dan perlengkapan telekomunikasi
a.
Accounnting
Section head
mempunyai
tugas melaksanakan kegiatan akuntansi
b.
Treasury
section Head
mempunyai
tugas melaksanakan administrasi keuangan dan anggaran,
c.
Information
technology section head
yang
mempunyai tugas melaksanakan kegitan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan
fasilitas telekomunikasi penerbangan, eletronika dan pelaporan fasilitas
telekomunikasi penerbangan, elektronika bandar udara dan komputer,
7.
Shared
Service departemen head
Bertanggung jawab kepada General Manager Bandara PT.
(Persero) Angkasa Pura I dalam kegiatan pengelolaan
kepaegawaan,fasilitaas umum dan adm pergudangan.
a.
Human
capital section head
mempunyai
tugas melaksanakan kegiatan Administrasi kepegawaian, kesejahteraan, dan
pelayanan kesehatan pegawai, kegiatan ketatausahaan, kerumahtanggaan,
penyelenggaraan informatika, manajerial dan pengolahan data serta pentiapan
ikatan kerja
b.
General
affair and comunication section head
mempunyai
tugas melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas
bangunan terminal, banguan operasional dan bangunan umum,
c.
Procurmen
section head
mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan pengadaan pergudangan dan administrasi perlengkapan
E. struktur Organisasi Bandara Ahmad
Yani Semarang
Gambar
3.2 Struktur Organisasi Bandara ahmd yani Semarang
|
F.
Sarana dan Prasarana
Secara umum,
sebuah bandar udara harus memiliki sarana dan prasarana minimal, yaitu landasan
pacu pesawat yang memenuhi syarat (runway), menara pengontrol lalu lintas udara
(air traffic control), dan gedung
terminal (terminal building).
1. Landasaran
pacu Bandara Ahmad Yani Semarang sepanjang 2,8 km dan Parking stand Sebanayak 8.
2. Fasilitas Public
Area
adalah wilayah atau bagian dari bandara yang dapat
dipergunakan untuk masyarakat umum. Area ini merupakan wilayah bandara yang
berada di beranda atau di bagian depan bangunanm termasuk bagian luar gedung
terminal/warehouse. Fasilitas atau
pelayanan yang tersedia di area ini antara lain lapangan parkir kendaraan,
kantin, tempat untuk ibadah, toilet umum, Anjungan Tunai Mandiri atau ATM,
tempat penukaran uang, toko cindera mata, tempat penjualan tiket pesawat,
restoran, serta sarana rekreasi berupa anjungan wisata.
a. Tempat
Parkir
Tempat parkir merupakan fasilitas penunjang di Bandara
Ahmad Yani dimana tempat parkir tersebut dibagi menjadi tempat parkir sepeda
motor dan mobil. Tempat parkir sepeda motor berada di bagian selatan bandara
sedangkan untuk mobil berada dekat dengan teras bandara.
b. Kantin /
Toko
Bandara Ahmad Yani memiliki kantin / toko yang berada
di sepanjang Public Areayang
berfungsi sebagai penunjang aktifitas penumpang maupun Nonpenumpang seperti
tempat makan (KFC, Rumah Makan Padang), minimarket
(alfamart), maupun toko cindera mata.
c. Tempat
Ibadah
Di Bandara Ahmad Yani terdapat Musholla sebagai sarana
peribadatan bagi pengunjung. Hanya terdapat sarana peribadatan bagi umat muslim
di bandara ini.
d.
Toilet
Toilet umum merupakan salah satu fasilitas standar
dalam suatu bangunan. Pada bangunan terminal Bandara AhmadYani
terdapat bebrapatoilet yang
berada di bagian depan bangunan terminal bandara Ahmad Yani.
Toilet ini merupakan toilet umum untuk calon penumpag pesawat ataupun pengantar
karena. Kondisi toilet cukup terawat karena keadaan dalam toilet bersih.
e.
Taman
Pada kawasan Bandara Ahmad Yani terdapat taman atau ruang terbuka hijau yang
menjadi pembatas tempat parkir mobil. Taman ini terkadang digunakan sebagai
sarana rekreasi atau tempat berfoto.
f.
Tempat Penukaran Uang
Tempat ini merupakan fasilitas yang ada di bandara Ahmad
Yani yang digunakan untuk penukaran uang asing ke rupiah ataupun
sebaliknya. Sehingga adanya money changer
ini memudahkan penumpang dari luar negeri untuk menukarkan uangnya.
g.
Anjungan Wisata
Anjungan ini digunakan para pengunjung untuk melihat
pesawat yang akan pergi maupun pesawat yang akan datang. Disini juga terdapat
pedagang yang berjualan menjajakan cemilan dan minuman.
h.
Smoking Room / Ruangan
Untuk Merokok
Semua pengunjung yang datang tidak boleh merokok di
area bandara ini apalagi di ruang kedatangan tempat pengunjung menunggu
penumpang. Pengunjung hanya boleh merokok di tempat yang telah disediakan yaitu Smoking Room agar tidak mencemarkan
udara di area bandara tersebut.
i.
Tempat penjualan tiket pesawat dari Maskapai
Di area ini juga terdapat maskapai – maskapai yang
menjual tiket langsung bagi penumpang yang belum membeli tiket atau yang
ketinggalan pesawat. Maskapai penerbangan yang ada di bandara Ahmad Yani antara
lain AirAsia (AK) dengan tujuan (Kuala Lumpur), Citilink (Jakarta /HLP) ,
Garuda Indonesia (Jakarta /CGK Surabaya), Indonesia Air Asia (QZ) tujuan (Singapura,Surabaya),
KalStar Aviation (Pangkalanbun,Ketapang ,sampit dan Pontianak ), Lion Air (
Balikpapan, Banjarmasin, Jakarta ), Silk Air ( Singapura), Sriwijaya Air (Jakarta/CGK,Surabaya),
Trigana Air Service (Pangkalanbun ), Wings Air ( Denpasar, Surabaya ) dan
Susi Air ( cilacap )
j.
Taxi Service
Penumpang yang tidak dijemput bisa menggunakan jasa
taksi untuk mengantarkannya ke tujuan. Umumnya penumpang mengantri, kemudian
menyebutkan tujuan dan membayar terlebih dahulu disini dan kemudian mendapatkan
kwitansi pembayaran, setelah itu baru menyerahkan kwitansi pembayaran kepada
supir taksi.
k.
Monitor jadwal keberangkatan dan jadwal kedatangan
Di depan ruang tunggu kedatangan terdapat monitor
untuk pemberitahuan jadwal keberangkatan dan kedatangan pesawat. Pada monitor
dicantumkan nama pesawat, maskapai, jam kedatangan atau keberangkatan, kota
tujuan serta keterangan.
l.
Papan Informasi
Terdapat papan informasi yang menunjukkan letak atau
arah suatu tempat.
m.
Informasi Bandara dan Airport Duty Officer
Terdapat kantor informasi bandara untuk penumpang atau
calon penumpang atau pengunjung yang ingin bertanya. Terdapat pula kantor
manager yang bertugas di sebelah kantor informasi ini.
n.
Terdapat prasarana penunjang lain seperti tempat
sampah dan troli.
3.
Restricted area adalah wilayah atau bagian bandara yang dapat
dipergunakan untuk umum secara terbatas. Wilayah ini berada di bagian gedung
terminal dan dimanfaatkan untuk pelayanan penumpang yang akan berangkat maupun
yang akan tiba. Selain penumpang dan calon penumpang, yang lain tidak diizinkan
memasuki ruangan ini, kecuali petugas bandar udara yang memiliki pass bandara
atau yang telah mendapat izin khusus dari administrator bandara. Pelayanan yang
tersedia di area ini antara lain Check In Counter, toko cindera mata, ruang
pengambilan bagasi pada sisi yang berbeda dan toilet umum. Pada area ini juga
terdapat alat x-ray yang digunakan untuk memeriksa barang barang yang dibawa
oleh penumpang. Sebelum memasuki area ini, penumpang atau calon penumpang harus
menunjukkan nomor pemesanan tiket.
4.
Non Public Area
adalah
wilayah atau bagian dari bandara yang tidak dapat dimasuki oleh masyarakat
umum, kecuali penumpang yang tinggal memasuki pesawat (boarding), atau
penumpang yang tiba harus menyelesaikan dokumen perjalanannya dan akan
mengambil bagasinya. Di area ini terdapat ruang tunggu, musholla, dan toilet umum.Selain
itu, untuk menunjang keselamatan penerbangan di bandar udara dipasang sebuah
Alat Bantu Pendaratan pesawat terbang. Alat Bantu Pendaratan atau sering
disebut Fasilitas Bantu Pendaratan juga merupakan salah satu prasarana
penunjang operasi bandara. Terdapat pula gedung kargo untuk penitipan barang
yang akan dikirim melalui pesawat.
5.
Fasilitas pendukung lainnya adalah sistem drainase,jaringan jalan dan jaringan
listrik. Sistem drainase pada bandara
internasional harus dibuat sedemikian rupa agar tidak menimbulkan genangan air
pada landasan pacu. Jaringan jalan menuju dari dan ke bandara haruslah dibuat
lancar bahkan lengang agar tidak terjadi keterlambatan penumpang yang menuju ke
bandara. Jaringan listrik pun harus dibuat seoptimal mungkin dan minimal
mempunyai power supply sebesar 1500 KVA dan mempunyai genset dengan daya 2000
KVA.