Archive for December 2011

Thursday, 22 December 2011
Posted by M ULUL AZMI UMAM
BAB I MANEGENAL DIRI “Jangan remehkan dirimu sendiri.Jadikan kekuranganmu sebagai motivasi tuk terus belajar menjadi pribadi lebih baik setiap hari.” ”bahagia dan tidak bahagia seorang manusia t'gantung pada diri sendiri. “ (Abraham lincoln) Peroses pengenalan diri merupakan hal utama dalam hidup kita, dengan mengenal diri sendiri kita mampu memahami kelebihan dan kekurangan yang kita miliki.apabila kita sudah mengetahui kelebihan dan kekurangan kita ,kita bisa merevisi apa yang perlu di di tingkatkan dan di perbaiki,mengenal diri sendiri merupakan langkah awal menuju kesuksesan kita, Namun, mengenali diri sendiri bukan hal yang mudah.yang menjadi penghambat dalam persoses pengenalan diri adalah sulitnya bersikap jujur dan adil ketika memadang diri sendiri, padahal menegnal diri sendiri merupakan cara untuk mempermudah untuk berinteraksi dengan orang lain dan mampu memahmi diri sendiri. Belajar memahami diri sendiri merupakan langkah untuk menemukan jati diri yang sesungguhnya.karena tanpa mengenal diri sendiri maka kita tidak akan mengetahui apa dan bagaimana kita.serta tidak bisa mengetahui apa yang perlu di tingkatkan dan di perbaiki dalam diri kita. Diri sendiri merupakan semua aspek yang terkandung dalam pribadi seseorang baik yang berupa fisik yang berupa penampilan,dan perilaku.dan aspek biologis yang berupa kemampuan,harga diri,dan hubungan dengan orang lain. maupun karakterisistik yang di miliki. semakin baik kita mengenal diri sendiri semakin baik pula reputasi maupun konsep diri kita sendiri Konsep Diri Sendiri Setiap orang perlu mengetahui dan memahami dirinya serta mampu menumbuhkan dan mengembangkan kemampuannya. Setelah seseorang mengetahui dirinya, maka terbentuklah sikap dan perilaku dalam menentukan arah dan prinsip hidup yang diinginkan. Seseorang yang mempunyai konsep diri, dapat menilai dirinya dalam menjalankan peranan hidup berkeluarga atau dalam masyarakat tanpa merasa lebih atau kurang terhadap kemampuan dan bersikap kepada orang lain. Perilaku seseorang dalam kehidupan bermasyarakat merupakan faktor yang menentukan, dengan demikian ‘konsep diri’ seseorang bukan suatu yang langsung jadi, melainkan diperoleh dan dibentuk melalui pendidikan, pengalaman serta pengaruh lingkungan. Menurut John Robert Powers (1977), konsep diri adalah ‘kesadaran dan pemahaman terhadap dirinya sendiri yang meliputi ; siapa aku, apa kemampuanku, apa kekuranganku, apa kelebihanku, apa perananku, dan apa keinginanku’ Konsep diri menjadi dasar perilaku hidup sehari-hari yang disadari. Kesadaran dan pemahaman akan dirinya semakin mencerminkan prinsip hidup dan kehidupannya. Hurlock (1990) mengungkapkan konsep diri dapat di bedakan mnjadi dua yaitu : 1. konsep seseorang tentang dirinya sendiri yang di pengaruhi oleh peran dan hubungan dengan orang lain serta cara pandang orang lain dalam menilai kita. 2. gambaran kita tetang keterampilan dan keperibadiaan yang di inginkan Adapun manfaat dari pemehaman tentang konsep diri adalah : a. Tumbuhnya kesadaran seseorang untuk memahami dan mengenali dirinya serta mampu mengembangkan kemampuannya. b. Terbentuknya sikap dan perilaku percaya diri serta prinsip hidup menuju kehidupan yang sejahtera Konsep diri mencakup 3 aspek, yaitu : 1. Pengetahuan : Adalah apa yang kita ketahui tentang diri kita, mencakup : - Identitas formal - Kualitas pribadi - Merupakan perbandingan antara kita dengan orang lain 2. Harapan : - Merupakan idealisme mengenai diri seseorang - Karakteristik pribadi - Merupakan tujuan dari proses pembentukan jati diri seseorang 3. Penilaian diri : Merupakan proses perbandingan atau pengukuran antara ‘saya saat ini’ dengan harapan tentang ‘diri saya yang akan datang ‘. Hasil perbandingan ini menjadi gambaran atas penghargaan diri sendiri : - Semakin besar perbedaan antara ‘saya saat ini’ dengan ‘saya seharusnya menjadi apa’, berarti semakin rendah penghargaan terhadap dirinya. - Semakin seseorang merasa dapat mencapai standar atau harapan-harapannya, ia akan merasa nyaman dan menyukai dirinya, maka semakin tinggi penghargaan terhadap diri sendiri. Mengungkapkan (mengenal) Diri Sendiri Konsep pengenalan diri sendiri pertama kali di ungkapkan oleh Sidney M.jourad pada tahun ( 1971 ). Pengungkapan diri didefinisikan sebagai aktivitas yang mengungkapkan bagaimana anda sedang bereaksi pada suatu situasi yang terjadi pada saat itu dan memberikan informasi mengenai pengalaman masa lalu yang masih relevan untuk memahami reaksi yang terjadi pada saat itu. Reaksi-reaksi pada orang atau peristiwa tidak sebanyak/sedalam fakta yang dirasakan. Menjadi orang yang mengungkapkan diri berarti membagi pada orang lain bagaimana merasakan peristiwa yang baru saja terjadi, dan bukan mengungkapkan secara detil pengalaman hidup di masa lalu (Johnson, 1993). Orang dapat mengetahui dan memahami orang lain, tidak perlu mengetahui pengalaman masa lalunya tetapi lebih pada bagaimana ia melakukan reaksi pada saat itu. Pengalaman masa lalu akan membantu sejauh memperjelas mengapa seseorang melakukan tindakan dengan suatu cara tertentu Oleh karena pengungkapan diri merupakan perilaku pengungkapan diri secara jujur, Padahal melalui pengungkapan diri, pribadi akan semakin berkembang. Dengan memberikan kepercayaan pada orang lain dalam mengungkapkan diri berarti memberikan umpan balik bagi tumbuhnya kepercayaan orang lain pada dirinya. Semakin seseorang membuka diri, semakin orang lain cenderung membuka dirinya. Akibatnya, hubungan yang terjalin semakin akrab, semakin merasa diterima, dan semakin saling mendukung. Dikatakan oleh Johnson (1993), bahkan dalam situasi dimana orang lain menentangnya, ia masih tetap dapat mengekspresikan penerimaan orang lain dan ketidaksetujuan cara yang ia gunakan. Permasalahannya, dalam situasi apa dan bagaimana orang dapat mengungkapkan dirinya? Menurut Johnson bahwa ketepatan dalam mengungkapkan diri akan muncul dalam beberapa peristiwa sebagaiberikut : a. Hubungan yang sedang berjalan adalah hubungan yang masih berlangsung b. Hubungan yang bersifat timbal balik, artinya ketika orang mengungkapkan tentang dirinya pada orang lain, ia mempunyai harapan orang tersebut juga akan mengungkapkan dirinya. Ketika seseorang tidak menunjukkan reaksi untuk mengungkapkan dirinya, maka disarankan untuk membatasi dalam pengungkapan diri. c. Hubungan yang sifatnya bertahap sesuai dengan kedalaman hubungan sosial yang sedang berlangsung. Misalnya pada awal perkenalan, orang hanya menceritakan mengenai hal-hal yang umum saja seperti pekerjaan atau hobi, pada masa selanjutnya orang akan mengungkapkan mengenai hal-hal yang bersifat personal. d. Hal-hal yang diungkapkan lebih mengenai sesuatu yag terjadi dalam dan antar orang dalam situasi saat ini. e. Pengungkapan diri dilakukan apabila semakin mendorong menciptakan perbaikankualitas hubungan. Pada orang-orang tertentu tidak suka jika diberi ungkapan dari orang lain, sebab dapat menyebabkan distres. Menurut Gabriel Marcel (1955) dalam bukunya “ Problematic Man “Kunci untuk memahami diri adalah tidak mengabaikan relasi antar manusia.sehingga konsep diri seseorang tidak tergantung hanya dalam diri seseorang tetapi juga dari luar pribadi kita Sedangkan menurut cooley dan mead ( 1986 )umpan balik (feedback) dan persepsi atau tanggapan orang kepada sikap kita. Umpan balik dikatakan oleh Johnson (1993) ditujukan untuk membuktikan infor masi yang konstruktif dalam rangka membantu seseorang untuk menjadi sadar bagaimana perilaku seseorang mempengarui orang lain. umpan balik tersebut akan membantu seeorang mengubah perilaku sehingga orang menjadi lebih produktif. Pada dasarnya orang menyukai pada seseorang yang senang memberikan umpan balik, sebaliknya umpan balik diberikan ketika seseorang sudah dapat mengungkapkan dirinya. Ketika orang belum merasa siap diberikan umpan balik, umpan balik justru menjadi bumerang. Artinya, orang yang diberikan masukan akan merasa ditelanjangi, digurui, diremehkan, ataupun merasa tidak dihargai. Umpan balik bersifat motivasional bagiorang lain.Oleh karenanya, dalam memberikan umpan balik perlu diperhatikan hal-hal berikut ini (Johnson, 1993): a. Umpan balik lebih difokuskan pada perilaku seseorang dan bukan pada kepribadiannya. Lebih baik mengatakan “Anda berbicara terlalu banyak” daripada “Anda seorang yang bermulut besar”. b. Umpan balik lebih difokuskan dalam bentuk deskripsi daripada dalam bentuk penilaian. Lebih baik mengatakan “ Suara anda terlalu pelan ” daripada“Anda seorang pembicara yang membosankan”. c. Umpan balik lebih difokuskan pada situasi yang spesifik daripada perilaku yang abstrak. Lebih baik mengatakan “Kadang-kadang wajah anda cemberut” Darapada mengatakan “Ketika anda berbicara dengan Aga, wajah anda terlihat cemberut”. d. Umpan balik lebih difokuskan pada ‘disini’ dan ‘sekarang’. Umpan balik diberikan sesegera mungkin, sehingga orang yang diberi umpan balik langsung mengerti apa yang dimaksudkan. e. Umpan balik lebih bersifat membagi perasaan dan persepsi daripada memberikan nasihat. Tujuan memberikan umpan balik adaah sebatas pada masukan, oleh karenanya keputusan tetap ditangan yang bersangkutan. Dengan cara berbagi rasa orang merasa diberi kebebasan untuk menentukan pilihanya. f. Umpan balik tidak bersifat memaksa. Umpan balik diberikan untuk membantu seseorang menjadi lebih sadar dan memperbaiki kesadaran diri pada orang lain. Umpan balik diberikan hanya kepada orang yang dipersepsikan mampu menerima umpan balik tersebut. Umpan balik bukanlah kebutuhan si pemberi. Jika orang lain merasa tidak membutuhkan atau tidak bisa meerima umpan balik, tidak selayaknya memaksakan umpan balik tersebut. g. Batasi umpan balik yang diberikan. Pemberian umpan balik yang berlebih menyebabkan orang merasa overload sehingga umpan balik akan mubazir saja. h. Umpan alik difokuskan pada perilaku orang yang dapat diubah. JENDELA JOHARI ( JOHARI WINDOW) Joseph Luft dan Harrington Ingham mengembangkan konsep Johari Window sebagai perwujudan bagaimana seseorang berhubungan dengan orang laindan menggambarkan pengenalan diri,yaitu : 1. jendela terbuka,yaitu semua hal mengenai diri kita,yang kita dan orang lain ketahwi.misalnya keadaan fisik,alamat,pekerjaan dan sebagainya 2. jendela tertutup yaitu semua tentang diri kita yang kita ketahui dan orang lain tidak ketahui.misalnya fikiran,perasaan,kebiasaan tidur dan lain-lain 3. jendela buta, yaitu hal-hal mengenai diri kita yang di ketahui oleh orang lain dan tidak kita ketahui. 4. jendela gelap,yaitu hal-hal tentang diri kita yang kita sendiri dan orang lain tidak ketahui. Orang yang memiliki jendela terbuka akan lebih mudah memahami diri sendiri dengan baik.sedangkan mereka yang memiliki jendela tertutup akan sulit berinteraksi dengan orang lain.apun mereka yang berjendela buta cendrung membuat orang merasa kasihan kepadanya. Adapun langkah- langkah untuk meminimalisirkan jendela tertutup,jendela buta dan jendela gelap adalah sebagai berikut : 1. membuka diri mengungkapkan perasaan,uneg-uneg,kekesalan dan kekurangan kita dengan jujur supaya orang lain bisa lebih memahami kita. 2. berinteraksi dengan orang lain, bergaul dengan oranglain supaya orang lain juga lebih mengenal kita untuk memberikan reaksi terhadap diri kita 3. menerima kritikan dari orang lain kritik merupakan penilaian yang berisi informasi negative dari orang lain terhadap kita,supaya kita bisa mengoreksi dan memperbaiki kesalahan tersebut. Keperibadian Salah satu unsure terpenting dalam berinteraksi dengan diri sendiri dan orang lain adalah dengan mengetahui keperibadian dalam diri.dengan pemahaman terhadap kelebihan dan kekurangan terhadap diri sendiri maka interaksi pun bisa terjalin dengan baik. Menurut Hippocrates ( 460 – 377 sebelum masehi ) seorang ilmuwn kedokteran mengemukakan ada empat tife keperibadia dasar yang di Kelompok kan berdasarkan ciaran – cairan tubuh yang mempengaruhi temperamen seseorang yaitu : 1. Sanguinis (keperibadian populer), di pengaruhi oleh darah ( gembira,optimistic) 2. Koleris (keperibadian kuat) Di pengaruhi emepedu kuning ( pemarah) 3. Phlegmatic (keperibadian damai), Di pengaruhi oleh cairan lender ( tenang,lamban,sulit terangsang) 4. Melankholis ( keperibadian sempurna ) Di pengaruhi oleh empedu hitam ( murung ,depresif) Untuk lebih memahami tipe-tipe keperibadian di atas Hippocrates mengelompokkan nya berdasarkan kelebihan dan kekurangan masing- masing ipe kepribadian : 1. Sanguinis (keperibadian populer) Adalah orang yang gembira, yang senang hatinya, mudah untuk membuat orang tertawa, dan bisa memberi semangat pada orang lain Kelebihan : a. Optimistic (penuh pengahrapan) b. Serius ( suatu saat segala sesuatu di pandang penting) c. Suka menolong orang lain d. Peramah periang dalam bergaul e. Pemberani f. Suka menghibur Kelemahan : a. mudah menyesal dan hilang penyesalannya b. kalau bersalah sulit bertaubat c. mudah bosan d. hidup glamour (bersenang - senang) 2. Koleris (keperibadian kuat) Adalah seseorang yang dikatakan berorientasi pada pekerjaan dan tugas, dia adalah seseorang yang mempunyai disiplin kerja yang sangat tinggi. Kelebihannya adalah dia bisa melaksanakan tugas dengan setia dan akan bertanggung jawab dengan tugas yang diembannya. Kelemahan orang yang berciri koleris adalah kurangnya kemampuan untuk bisa merasakan perasaan orang lain (empati), belas kasihannya terhadap penderitaan orang lain juga agak minim, karena perasaannya kurang bermain. Kelebihan : a. pemaaf (bukan tife pendendam) b. bertindak cepat c. selalu sibuk,tapi lebih suka memrintah dari pada mengerjakan sendiri d. senang menjadi pemimpin e. selalu berpenampilan rapi f. suka bermurah hati g. tife pelindung h. menyukai hal – hal formal kelemahan : a. ucapan nya sering membuat orang lain sakit hati b. sulit di atur c. gila kehormatan d. senang di puji e. lebih senang menyuruh dari pada melakukan sesuatu sendiri f. suka memaksakan kehendak 3. Phlegmatic (keperibadian damai) Adalah adalah orang yang cenderung tenang, dari luar cenderung tidak beremosi, tidak menampakkan perasaan sedih atau senang. Naik turun emosinya itu tidak nampak dengan jelas. Orang ini memang cenderung bisa menguasai dirinya dengan cukup baik, ia intorspektif sekali, memikirkan ke dalam, bisa melihat, menatap dan memikirkan masalah masalah yang terjadi di sekitarnya. Kelemahan orangplegmatik adalah ia cenderung mau ambil mudahnya, tidak mau susah, sehingga suka mengambil jalan pintas yang paling mudah dan gampang. Kelebihan : a. tidak mudah marah b. cinta damai c. tenang kelemahan : a. sulit focus pada satu pekerjaan b. lambat dalam bekerja c. suka menunda pekerjaan d. kelihatannya seperti pemalascenderung mudah mengantuk 4. Melankholis ( keperibadian sempurna ) adalah orang yang terobsesi dengan karya yang paling bagus, yang paling sempurna dan dia memang adalah seseorang yang mengerti estetika keindahan hidup ini. Perasaannya sangat kuat, sangat sensitif maka kita bisa menyimpulkan bahwa cukup banyak seniman yang memang berdarah melankolik. Kelemahan orang melankolik, ia mudah sekali dikuasai oleh perasaan dan cukup sering perasaan yang mendasari hidupnya sehari-hari adalah perasaan murung. Kelebihan : a. konsisten b. selalu berkomitmen c. ambisius d. takut membuat kesalahan kelemahan : a. ragu – ragu b. sering berfikiran negative c. kurang percaya kepada orang lain d. kurang senang melihat orang lain senang. Menurut Kretchmer ( 19355) keperibadian seseorang dapat di Kelompok kan berdasarkan bentuk tubuh seseorang,yaitu : 1. Endomorph adalah orang yang bertubuh gemuk dan bulat,orangnya mudah bergaul,periang dan santai 2. Ectomorph Adalah orang yang bertubuh tinggi dan kurus.orangnya serius,senang menyendiri,selalu menjaga jarak dengan orang lain dan amat perasa 3. Mesomorph Adalah orang yang berbadan tegap dan atletis.orangnya cendrung crewet,agresif,dan sangat aktif secara fisik Menurut Carl Gustav Jung (1875 -1961) dalam bukunya “psyichological types” menyatakan bahwa keperibadian manusia di kelompokkan berdasarkan kecendrungan ekstrim dan reaksi individu terhadap pengalaman yang pernah di alami dalam hidupnya,yaitu : 1. keperibadian Introvert orang yang tenggelam dalam pengalaman – pengalaman batinnya sendiri,keperibadian introvert ini cendrung tertutup,dan pendiam. Adapun kelebiahan yang di miliki keperibadian ini adalah - penyesuian dengan batinnya sendiri baik. - Mampu mengendalikan emosinya Kekurangan yang di miliki keperibadian introvert - sukar beradaptasi dengan lingkungan - jiwanya tertutup - sukar bergaul - kurang mampu menarik hati orang lain - mudah berfikiran negative terhadap orang lain 2. keperibadian Ekstrovert orang yang terbuka dengan orang lain,lingkungan,peristiwa-peristiwa dan benda- benda di sekitarnya. Orangnya tidak tertutup,berbicara ceplas- ceplos kelebihan tife keperibadian ekstrovert adalah : - hatinya terbuaka - mudah bergaul - mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan - interaksi dengan orang lain terjalin lancer kelamahan keperibadian ekstrovert yaitu : - mudah terpengaruh - lebih menyukai dunia luar. Menurut Prof. David McClelland. Seorang guru besar psikologi Harvard University pengelompokkan keperibadian menurut golongan darah : Golongan darah A Kelebihan : - disiplin - procedural - perfectionist (menyukai hal - hal yang sempurna) - dapat di percaya - terampil merawat tanaman kelemahan : - rentan stress - ottoriter - possessive - tertutup Golongan Darah B kelebihan : - kreatif - percaya diri - fleksibel / keperibadia ganda - tidak tergantung orang lain - mendambakan kebebasan - ulet - banyak ide kelemahan : - mencemoh hal yang mapan - kurang tuntas - pelupa - tidak bertanggung jawab - malas Golongan Darah AB Kelebihan : - demokratis - tegas - empaty - oyektif / rasional Kelemahan : - ragu – ragu - plin plan - mudah percaya - mudah di pengaruhi orang lain Golongan Darah O kelebihan : - otoriter - ambisius - atletis / tegap - berpandangan luas - banyak ide - berani beresiko - suka menolong orang lain - sexy - leader ( kepemimpinan ) kelemahan : - kelewatan percaya diri - sombong - sensitive - serakah - kekanak- kanakan - kejam Karakteristik Menurut Clifton dan kawan-kawan, ada beberapa karakteristik dari kelebihan yang dapat kita gunakan untuk membantu mengenal atau mengetahui kelebihan kita. Karakteristik yang pertama adalah bahwa kekuatan tersebut mewakili keinginan kita, dimana keinginan tersebut merupakan kekuatan psikologis yang mampu menarik kita ke ketertarikan, tujuan, dan arah tertentu. 1. Karakteristik ini menjadi petunjuk internal yang dapat menunjukkan arah yang ingin kita tuju. Akan tetapi, tentu juga ada yang merupakan hal yang sebenarnya bukan merupakan ketertarikan (misyearnings). Seringkali hal ini merupakan hasrat untuk mencapai tujuan yang sebenarnya merupakan tujuan yang diharapkan oleh orang lain. Contoh dari hal ini adalah status, kekuatan, glamour dan kekayaan. 2. Karakteristik yang kedua dari kekuatan adalah ketika kita menggunakan kekuatan tersebut kita merasakan kepuasan intrinsik. Ketka kita menggunakan kekuatan, kita merasa nyaman dengan diri kita dan dengan aktivitas kita. Aktivitas kekuatan yang sebenarnya membuat diri kita merasa lebih baik dari sebelumnya. 3. Karakteristik yang ketiga, ketika kita menggunakan kekuatan kita, proses belajar menjadi lebih mudah. Hal ini memudahkan kita untuk menyerap informasi dan mengitegrasikannya sehingga kita merasakan suatu kepuasan. 4. Karakteristik yang keempat adalah ketika kita menggunakan kekuatan kita dalam suatu momen maka kita akan bekerja lebih baik dari biasanya. Terkadang kita merasakan flow dalam momen ini. Ketika kita beraktivitas dengan kekuatan, kita tidak perlu berusaha terlalu keras dan kita menjadi tertarik dengan aktivitas tersebut. Selebihnya, kita menjadi lebih mudah mempelajarinya dan pada akhirnya kita merasakan suatu kepuasan yang lebih bermakna.
Thursday, 1 December 2011
Posted by M ULUL AZMI UMAM
Artikel Kewirausahaan Artikel 1 KEWIRAUSAHAAN 1. Hakikat dan Konsep Dasar Kewirusahaan Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama. Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18). Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: Ø Richard Cantillon (1775) Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian Ø Jean Baptista Say (1816) Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya. Ø Frank Knight (1921) Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan Ø Joseph Schumpeter (1934) Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahanperubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk (1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, (2) memperkenalkan metoda produksi baru, (3) membuka pasar yang baru (new market), (4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya. Ø Penrose (1963) Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam system ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas kewirausahaan. Ø Harvey Leibenstein (1968, 1979) Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya. Ø Israel Kirzner (1979) Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar. Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian. Ø Peter F. Drucker Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Ø Zimmerer Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha). Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluangpeluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif. Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru. Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bias bersifat sementara atau kondisional. Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi. Istilah wirausaha muncul kemudian setelah dan sebagai padanan wiraswasta yang sejak awal sebagian orang masih kurang sreg dengan kata swasta. Persepsi tentang wirausaha sama dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur. Perbedaannya adalah pada penekanan pada kemandirian (swasta) pada wiraswasta dan pada usaha (bisnis) pada wirausaha. Istilah wirausaha kini makin banyak digunakan orang terutama karena memang penekanan pada segi bisnisnya. Walaupun demikian mengingat tantangan yang dihadapi oleh generasi muda pada saat ini banyak pada bidang lapangan kerja, maka pendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan kemandirian seharusnya lebih ditonjolkan. Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami, terutama oleh para pengajar agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah. Jika yang diharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah sosok atau individu yang lebih bermental baja atau dengan kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan kehidupan) maka pendidikan wiraswasta yang lebih tepat. Sebaliknya jika arah dan tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok individu yang lebih lihai dalam bisnis atau uang, atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial (FQ) maka yang lebih tepat adalah pendidikan wirausaha. Karena kedua aspek itu sama pentingnya, maka pendidikan yang diberikan sekarang lebih cenderung kedua aspek itu dengan menggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup baik aspek financial maupun personal, sosial, dan profesional (Soesarsono, 2002 : 48) 2. Ciri dan Watak Wirausaha Ø Ciri-ciri dan watak kewirausahaan 1. Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan, individualistis, dan optimisme 2. Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energetik dan inisiatif 3. Pengambilan resiko Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan 4. Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik 5. Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel 6. Berorientasi ke masa depan Pandanga ke depan, perspektif Dalam konteks bisnis, seorang entrepreneur membuka usaha baru (new ventures) yang menyebabkan munculnya produk baru arau ide tentang penyelenggaraan jasa-jasa. Ø Karakteristik tipikal entrepreneur (Schermerhorn Jr, 1999) : 1. Lokus pengendalian internal 2. Tingkat energi tinggi 3. Kebutuhan tinggi akan prestasi 4. Toleransi terhadap ambiguitas 5. Kepercayaan diri 6. Berorientasi pada action Ø Karakteristik Wirausahawan (Masykur W) 1. Keinginan untuk berprestasi 2. Keinginan untuk bertanggung jawab 3. Preferensi kepada resiko menengah 4. Persepsi kepada kemungkian berhasil 5. Rangsangan untuk umpan balik 6. Aktivitas Energik 7. Orientasi ke masa depan 8. Ketrampilan dalam pengorganisasian 9. Sikap terhadap uang Ø Wirausahawan yang berhasil mempunyai standar prestasi (n Ach) tinggi. Potensi kewirausahaan tersebut dapat dilihat sebagai berikut : (Masykur, Winardi) 1. Kemampuan inovatif 2. Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity) 3. Keinginan untuk berprestasi 4. Kemampuan perencanaan realistis 5. Kepemimpinan berorientasi pada tujuan 6. Obyektivitas 7. Tanggung jawab pribadi 8. Kemampuan beradaptasi (Flexibility) 9. Kemampuan sebagai pengorganisator dan administrator 10. Tingkat komitmen tinggi (survival) Ø Jenis Kewirausahaan (Williamson, 1961) 1. Innovating Entrepreneurship Bereksperimentasi secara agresif, trampil mempraktekkan transformasi-transformasi atraktif 2 Imitative Entrepreneurship Meniru inovasi yang berhasil dari para Innovating Entrepreneur 3. Fabian Entrepreneurship Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap skeptikal tetapi yang segera melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan kehilangan posisi relatif pada industri yang bersangkutan. 4. Drone Entrepreneurship Drone = malas. Penolakan untuk memanfaatkan peluang-peluang untuk melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus produksi sekalipun hal tersbut akan mengakibatkan mereka merugi diandingkan dengan produsen lain. Di banyak negara berkembang masih terdapat jenis entrepreneurship yang lain yang disebut sebagai Parasitic Entrepreneurship, dalam konteks ilmu ekonomi disebut sebagai Rent-seekers (pemburu rente). (Winardi, 1977) 3. Proses Kewirausahaan Tahap-tahap Kewirausahaan Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha : a) Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa. b) Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap "jalan", tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi. c) Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi d) Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil. Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996 : 3), proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembangan menajdi kewirausahaan melalui proses yang dipengrauhi lingkungan, organisasi dan keluarga (Suryana, 2001 : 34). Secara ringkas, model proses kewirausahaan mencakup tahap-tahap berikut (Alma, 2007 : 10 – 12) : 1. proses inovasi 2. proses pemicu 3. proses pelaksanaan 4. proses pertumbuhan Berdasarkan analisis pustaka terkait kewirausahaan, diketahui bahwa aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan wirausaha adalah : a. mencari peluang usaha baru : lama usaha dilakukan, dan jenis usaha yang pernah dilakukan b. pembiayaan : pendanaan – jumlah dan sumber-sumber dana c. SDM : tenaga kerja yang dipergunakan d. kepemilikan : peran-peran dalam pelaksanaan usaha e. organisasi : pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki f. kepemimpinan : kejujuran, agama, tujuan jangka panjang, proses manajerial (POAC) g. Pemasaran : lokasi dan tempat usaha 4. Faktor-faktor Motivasi Berwirausaha Ciri-ciri wirausaha yang berhasil (Kasmir, 27 – 28) a. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut b. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan. c. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik disbanding sebelumnya. d. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu. e. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. f. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak. g. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan. h. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas. Dari analisis pengalaman di lapangan, ciri-ciri wirausaha yang pokok untuk dapat berhasil dapat dirangkum dalam tiga sikap, yaitu : a. jujur, dalam arti berani untuk mengemukakan kondisi sebenarnya dari usaha yang dijalankan, dan mau melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan kemampuannya. Hal ini diperlukan karena dengan sikap tersebut cenderung akan membuat pembeli mempunyai kepercayaan yang tinggi kepada pengusaha sehingga mau dengan rela untuk menjadi pelanggan dalam jangka waktu panjang ke depan b. mempunyai tujuan jangka panjang, dalam arti mempunyai gambaran yang jelas mengenai perkembangan akhir dari usaha yang dilaksanakan. Hal ini untuk dapat memberikan motivasi yang besar kepada pelaku wirausaha untuk dapat melakukan kerja walaupun pada saat yang bersamaan hasil yang diharapkan masih juga belum dapat diperoleh. c. selalu taat berdoa, yang merupakan penyerahan diri kepada Tuhan untuk meminta apa yang diinginkan dan menerima apapun hasil yang diperoleh. Dalam bahasa lain, dapat dikemukakan bahwa ”manusia yang berusaha, tetapi Tuhan-lah yang menentukan !” dengan demikian berdoa merupakan salah satu terapi bagi pemeliharaan usaha untuk mencapai cita-cita. Kompetensi perlu dimiliki oleh wirausahawan seperti halnya profesi lain dalam kehidupan, kompetensi ini mendukungnya ke arah kesuksesan. Dan & Bradstreet business Credit Service (1993 : 1) mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki, yaitu : 1. knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausahawan harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan. 2. knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasi dan mengenalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses dan pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien. 3. having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sunggung-sungguh dan tidak setengah hati. 4. having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu, cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental. 5. managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan / mengelola keuangan, secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannnya secara tepat, dan mengendalikannya secara akurat. 6. managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya. 7. managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan / memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan. 8. statisfying customer by providing high quality product, yaitu memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan. 9. knowing Hozu to Compete, yaitu mengetahui strategi / cara bersaing. Wirausaha harus dapat mengungkap kekuatan (strength), kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing. Dia harus menggunakan analisis SWOT sebaik terhadap dirinya dan terhadap pesaing. 10. copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan / pedoman yang jelas tersurat, tidak tersirat. (Triton, 2007 :137 – 139) Delapan anak tangga menuju puncak karir berwirausaha (Alma, 106 – 109), terdiri atas: 1. mau kerja keras (capacity for hard work) 2. bekerjasama dengan orang lain (getting things done with and through people) 3. penampilan yang baik (good appearance) 4. yakin (self confidence) 5. pandai membuat keputusan (making sound decision) 6. mau menambah ilmu pengetahuan (college education) 7. ambisi untuk maju (ambition drive) 8. pandai berkomunikasi (ability to communicate)
CARI DISINI

myAds1

Popular Post

Blogger templates

cbox

close

Blogroll

Comments
Comments
Blogger Widgets

bunnga

ARTIKEL

Arsip Blog

Blogger templates

CARI DI SINI

Blog Archive

Powered by Blogger.

About

Blogroll

- Copyright © umam bakry -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -