Posted by : M ULUL AZMI UMAM
Saturday, 12 October 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Keselamatan
dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan perhatian yang utama bagi
seorang bidan. Bidan bertanggung jawab memberikan pengawasan, nasehat serta
asuhan bagi wanita selama masa hamil, bersalin dan nifas. Asuhan kebidanan yang
diberikan termasuk pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat di komunitas, baik
di rumah, posyandu maupun polindes.
Sebagai
seorang bidan yang nantinya yang akan ditempatkan di desa, dalam menjalankan
tugas ia merupakan komponen dan bagian dari masyarakat desa dimana ia bertugas.
Selain dituntut dapat memberikan asuhan bermutu tinggi dan komprehensif,
seorang bidan harus dapat mengenal masyarakat sesuai budaya setempat dengan
sebaik-baiknya, mengadakan pendekatan dan bekerjasama dalam memberikan
pelayanan, sehingga masyarakat dapat menyadari masalah kesehatan yang dihadapi
serta ikut secara aktif dalam menaggulangi masalah kesehatan baik untuk
individu mereka sendiri maupun keluarga dan masyarakat sekitarnya.
2.
RUMUSAN MASALAH
1. Asuhan Antenatal
a. Standar Asuhan Kebidanan
b. Standar Alat
c. Manajemen Ibu Antenatal
2. Asuhan Intranatal
a. Standar Pelayanan Kebidanan
b. Persiapan Bidan
c. Persiapan Rumah dan Lingkungan
d. Persiapan Alat dan/bidan Kit
e. Persiapan Ibu dan Keluarga
f. Manajemen Ibu Intranatal
3.
asuhan ibu post partum dirumah
a.
Jadwal Kunjungan
b.
manajemen ibu post partum
c.
post partum group
4. asuhan
bayi baru lahir dan neonates
a. jadwal
kunjungan
b. Menajemen
Kebidanan Bayi Baru Lahir dan Neonatus
3.
TUJUAN
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb
V (Kebidanan Komunitas) pada jurusan D3 Kebidanan Semester IV
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. ASUHAN ANTENATAL
A.
PENDAHULUAN
Pemberian
asuhan kehamilan tidak hanya dilakukan di klinik saja, tetapi dapat dimulai
dari sub sistem masyarakat (keluarga)
Semua
ibu hamil berpotensi mempunyai resiko terjadinya bahaya/komplikasi dalam
persalinan
Dampak
komplikasi persalinan antara lain : Death; Disease; Disability; Discomfort;
Dissatisfaction
B.
DEFINISI
Pemeriksaan
kehamilan untuk melihat dan memeriksa keadaan ibu dan janin yang dilakukan
secara berkala
Tiap
hasil pemeriksaan diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan selama kehamilan
Pengawasan
sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim
C.
TUJUAN
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk
memastikan kesehatan serta pertumbuhan dan perkembangan bayi
2. Mendeteksi adanya komplikasi yang
dapat mengancam jiwa ibu dan janin
3. Merencanakan asuhan khusus sesuai dengan
kebutuhan
4. Mempersiapkan persalinan serta
kesiagaan dalam menghadapi komplikasi
5. Mempersiapkan masa nifas dan
pemberian ASI eksklusif
D.
STANDAR MINIMAL ANTENATAL
Timbang
BB;ukur Tek darah; TFU
Pemantauan
selama masa kehamilan untuk melihat indikator kesejahteraan ibu dan janin
Dilakukan
setiap kali kunjungan
Kunjungan
dilakukan :
1. Sampai 28 minggu : 4 minggu sekali
2. 28 - 36 minggu : 2 minggu sekali
3. Di atas 36 minggu : 1 minggu sekali
Imunisasi TT
Salah
satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi
atau neonatus yang disebabkan oleh tetanus.TT 1 diberikan saat ANC pertama,
dilanjutkan TT 2 setelah empat minggu dari TT 1.Diharapkan bayi yang dilahirkan
akan terlindung dari Tetanus Neonatorum (3 Tahun).
Tablet Zat Besi
a. Tindakan pencegahan terhadap anemia
dalam kehamilan
b. Kandungan dari obat FeSO4 320 (zat
besi 60 mg) dan asam folat 500 Ug
c. Dosis pemberian : 1 tablet pada saat
ibu tidak mual
d. Efek samping : mual & konstipasi
e. Optimalisasi penyerapan : tidak
diminum bersama teh atau kopi
Tes terhadap PMS
1. Ibu hamil resiko tinggi terhadap
PMS, sehingga dapat mengganggu salura perkemihan dan reproduksi.
2. Upaya diagnosis kehamilan dengan PMS
di komunitas adalah melakukan diagnosis pendekatan gejala;
3. memberikan terapi; konseling untuk rujukan
4. Temu Wicara (Persiapan Rujukan)
5. Memberikan konsultasi atau melakukan
kerjasama penanganan
Tindakan
yang harus dilakukan bidan dalam temu wicara, antara lain :
a. Merujuk ke dokter untuk konsultasi,
menolong ibu menentukan pilihan yang tepat.
b. Melampirkan kartu kesehatan ibu
beserta surat rujukan
c. Meminta ibu untuk kembali setelah
konsultasi dan membawa surat hasil rujukan
d. Meneruskan pemantauan kondisi ibu
dan bayi selama kehamilan
e. Memberikan asuhan Antenatal
f. Perencanaan dini jika tidak aman
melahirkan dirumah
g. Menyepakati diantara pengambil
keputusan dalam keluarga tentang rencana proses kelahiran
h. Persiapan dan biaya persalinan
E.
STANDAR ALAT ANTENATAL
Peralatan
Tidak Steril
1. Timbangan BB dan pengukur TB
2. Tensi meter dan stetoscope
3. Funandoskop
4. Termometer dan alat pengukur
5. Senter
6. Reflek hammer
7. Pita pengukur LILA
8. Metline
9. Pengukur Hb
10. Bengkok
11. Handuk kering
12. Tabung urine
13. Lampu spiritus
14. Reagen untuk pemeriksaan urine
15. Tempat sampah
Peralatan
Steril
1. Bak instrument
2. Spatel lidah
3. Sarung tangan (Handscoen)
4. Spuit dan jarum
Bahan-bahan
Habis Pakai
1. Kassa bersih
2. Kapas
3. Alkohol 70%
4. Larutan Klorin
5. Formulir yang Di Sediakan
1) Buku KIA
2) Kartu status
3) . Formulir rujukan
4) Buku register
5) ATK
6) Kartu penapisan dini
7) Kohort ibu/bayi
Obat-obatan
1) Golongan roborantia (Vit B6 dan B
kompleks)
2) Vaksin TT
3) Kapsul yodium
4) Obat KB
F.
MANAJEMEN ASUHAN ANTENATAL
1) Kunjungan Rumah
Kunjungan
rumah yang minimal dilakukan selama ANC :
1. Satu kali kunjungan selama trimester
I, sebelum minggu ke-14
2. Satu kali kunjungan selama trimester
II, diantara minggu ke-14 sampai minggu ke 28
3. Dua kali kunjungan selama trimester
III, antara minggu ke-23 sampai dan setelah minggu ke-36
Kunjungan
ideal selama kehamilan :
1. Sedini mungkin, ketika ibu
mengatakan terlambat haid
2. Satu kali setiap bulan sampai usia
kehamilan 7 bulan
3. Dua kali setiap bulan sampai usia
kehamilan 8 bulan
4. Satu kali setiap minggu sampai usia
kehamilan 9 bulan
5. Pemeriksaan khusus apabila ada
keluhan-keluhan
2) Standar Pelayanan ANC di Komunitas
Standar pelayanan meliputi :
1. Identifikasi ibu hamil
2. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
3. Palpasi abdomen
4. Pengelolaan anemia pada kehamilan
5. Pengelolaan dini pada kasus
hipertensi dalam kehamilan
6. Persiapan persalinan
3) ANC Di Rumah
Seorang
bidan dapat melakukan beberapa hal berikut :
1. Bidan harus mempunyai data ibu hamil
di wilayah kerjanya
2. Identifikasi ibu hamil melakukan ANC
teratur
3. Bidan melakukan kunjungan ke rumah,
bila ibu hamil tidak periksa kehamilannya
4. Kontrak waktu yang disepakati dengan
ibu hamil
5. Pemeriksaan sesuai dengan standar,
identifikasi rumah untuk proses persalinan
4) Pemilihan Tempat Persalinan
a) Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam memilih tempat persalinan, antara lain :
Pengambilan keputusan dilakukan oleh ibu sendiri atas dasar
konsultasi dengan bidan atau dokter untuk memilih tempat persalinan
b) Selama proses persalinan ibu
memerlukan rasa aman, nyaman dan percaya terhadap orang yang menolong
c) Tempat persalinan harus direncanakan
dengan baik untuk menghindari rujukan yang estafet.
d) Proses skrining menggunakan prinsip
4T : temu muka; temu wicara; temu faktor resiko; dan temu keluarga
5)
Skrining Antenatal
A. Kehamilan Resiko Rendah (KRR)
Kehamilan
normal tanpa masalah atau faktor resiko, kemungkinan besar persalinan normal,
tetapi waspada akan adanya komplikasi persalinan
B. Kehamilan Resiko Tinggi (KRT)
kehamilan
dengan faktor resiko, baik dari sisi ibu maupun sisi janin, diperlukan rujukan
ke rumah sakit
C. Kehamilan Resiko Sangat Tinggi
(KRST)
Kehamilan
dengan resiko ganda atau lebih dari dua faktor resiko baik dari ibu ataupun
janin, dibutuhakan perawatan khusus dan adequate
G.
LANGKAH-LANGKAH MANAJEMEN ANTENATAL
a. Ciptakan adanya rasa percaya dan
membuat perasaan nyaman
b. Kaji riwayat kehamilan dan terapkan
prinsip mendengarkan efektif
c. Anamnese secara lengkap
d. Melakukan pemeriksaan seperlunya
e. Pemeriksaan Laboratorium
f. Membantu persiapan persalinan dan
kemugkinan darurat
g. Konseling sesuai kebutuhan
h. Persiapan persalinan yang aman dan
bersih
i.
Memberi nasehat pada ibu untuk mencari pertolongan apabila :
1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala lebih dari biasanya
3. Gangguan penglihatan
4. Pembengkakan pada wajah dan tangan
5. Nyeri abdomen
6. Janin bergerak tidak seperti
biasanya
j.
Pemberian tablet Fe 90 butir
k. Berikan suntikan TT dengan dosis
0,5cc
l.
Jadwalkan kunjungan rumah berikutnya
m. Mendokumentasikan hasil kunjungan
2. ASUHAN INTRANATAL DI KOMUNITAS
Pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten, yaitu dokter spesialis kebidanan,
dokter umum dan bidan.
Tenaga
kesehatan yang dapat memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat
adalah: dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan.
Pada
kenyataan dilapangan, masih terdapat penolong persalinan yang bukan tenaga
kesehatan, dan dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan. Secara bertahap
seluruh persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan.
A.
4 STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN YAITU :
a. Asuhan saat persalinan
Bidan
menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai, kemudian memberikan asuhan
dan pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan kebutuhan ibu selama proses
persalinan berlangsung.
b.
Persalinan yang aman
Bidan
melakukan pertolongan persalinan yang aman dengan sikap sopan dan penghargaan
terhadap klien serta memperhatikan tradisi setempat.
c. Pengeluaran plasenta dengan penegangan
tali pusat
Bidan
melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu pengeluaran
plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.
d. Penanganan kala II dengan gawat
janin melalui episiotomi
Bidan
mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang lama, dan
segera melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikuti
dengan penjahitan perineum.
B.
PERSIAPAN BIDAN MELIPUTI :
1) Menilai secara tepat bahwa
persalinan sudah dimulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang
memadai dengan memperhatikan kebutuhan ibu selama proses persalinan .
2) Mempersiapkan ruangan yang hangat
dan bersih serta nyaman untuk persalinan dan kelahiran bayi.
3) Persiapan perlengkapan, bahan-bahan
dan obat-obatan yang diperlukan dan pastikan kelengkapan jenis dan jumlah
bahan-bahan yang diperrlukan serta dalam keadaan siap pakai pada setiap
persalinan dan kelahiran bayi.
4) Mempersiapkan persiapan rujukan bersama
ibu dan keluarganya. Karena jika terjadi keterlambatan untuk merujuk ke
fasilitas yang lebih memadai dapat memahayakan keselamatan ibu dan
bayinya.apabila iu dirujuk, siapkan dan sertakan dokumentasi asuhan yang telah
diberikan.
5) Memberikan asuhan sayang ibu,
seperti memberi dukungan emosional, membantu pengaturan posisi ibu, memberikan
cairan dan nutrisi, memberikan keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara
teratur, serta melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan
teknik pencegahan infeksi.
C.
PERSIAPAN RUMAH DAN LINGKUNGAN
Ruangan
atau lingkungan dimana proses persalinan akan berlangsung harus memiliki
pencahayaan penerangan yang cukup, ranjang sebaiknya diletakkan ditengah-tengah
ruangan agar mudah didekati dari kiri maupun kanan, dan cahaya sedapat mungkin
tertuju pada tempat persalinan.
Persiapan
untuk mencegah terjadinya kehilangan panas tubuh yang berlebihan, perlu
disiapkan juga lingkungan yang sesuai bagi bayi baru lahir dengan memastikan
bahwa ruangan bersih, hangat, pencahayaan yang cukup dan bebas dari tiupan
angin. Apabila lokasi tempat tinggal ibu di daerah pegunungan atau yang
beriklim dingin, sebaiknya sediakan minimal 2 selimut, kain atau handuk yang
kering dan bersih untuk mengeringkan dan menjaga kehangatan tubuh bayi.
a) Situasi dan Kondisi
Situasi
dan kondisi yang harus diketahui oleh keluarga, yaitu :
a. Rumah cukup aman dan hangat
b. Tersedia ruangan untuk proses
persalinan
c. Tersedia air mengalir
d. Terjamin kebersihannya
e. Tersedia sarana media komunikasi
b) Rumah
Tugas
bidan adalah mengecek rumah sebelum usia kehamilan 37 minggu dan syarat rumah
diantaranya :
a. Ruangan sebaiknya cukup luas
b. Adanya penerangan yang cukup
c. Tempat nyaman
d. Tempat tidur yang layak untuk proses
persalinan
D.
PERSIAPAN PERALATAN
Perlengkapan
yang harus disiapkan oleh keluarga untuk melakukan persalinan di rumah :
1. Persiapan untuk pertolongan
persalinan
a) Waskom
b) Sabun cuci
c) Handuk kering dan bersih
d) Selimut
e) Pakaian ganti
f) Pembalut
g) Kain pel
h) Lampu
2. Persiapan Untuk Bayi
a) Handuk Bayi
b) Tempat Tidur Bayi
c) Botol air panas untuk menghangatkan
alas
d) Pakaian bayi
e) Selimut bayi
E.
PERSIAPAN IBU DAN KELUARGA
Persalinan
adalah saat yang menegangkan bahkan dapat menjadi saat yang menyakitkan dan
menakutkan bagi ibu. Upaya untuk mengatasi gangguan emosional dan pengalaman
yang menegangkan dapat dilakukan dengan asuhan sayang ibu selama proses
persalinan.
F.
MANAJEMEN ASUHAN INTRANATAL
Asuhan
intranatal yang diberikan harus baik dan benar sesuai dengan standar, sehingga
dapat membantu menurunkan angka kematian atau kesakitan ibu dan bayi
a) INTRANATAL DI RUMAH
1. Asuhan Persalinan Kala I
Bertujuan untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai
dalam pertolongan persalinan yang bersih dan aman
Bidan
perlu mengingat konsep tentang konsep sayang ibu, rujuk bila partograf melewati
garis waspada atau ada kejadian penting lainnya
2. Asuhan Persalinan Kala II
Bertujuan
memastikan proses persalinan aman, baik untuk ibu maupun bayi
Bidan
dapat mengambil keputusan sesegera mungkin apabila diperlukan rujukan
3. Asuhan Persalinan Kala III
Bidan
sebagai tenaga penolong harus terlatih dan terampil dalam melakukan manajemen
aktif kala III
Hal
penting dalam asuhan persalinan kala III adalah mencegah kejadian perdarahan,
karena penyebab salah satu kematian pada ibu.
4. Asuhan Persalinan Kala IV
Asuhan
persalinan yang mencakup pada pengawasan satu sampai dua jam setelah plasenta
lahir.
Pengawasan/observasi
ketat dilakukan pada hal-hal yang menjadi perhatian pada asuhan persalinan kala
IV.
b) KEGAWATDARURATAN PERSALINAN
a. Jangan menunda untuk melakukan
rujukan
b. Mengenali maslah dan memberikan
instruksi yang tepat
c. Selama proses merujuk dan menunggu
tindakan selanjutnya lakukan pendampingan secara terus menerus
d. Lakukan observasi Vital Sing secara
ketat
e. Rujuk segera bila terjadi Fetal
Distress
f. Apabila memungkinkan, minta bantuan
teman untuk mencatat riwayat kasus dengan singka
3. ASUHAN IBU POST PARTUM
A.
Jadwal Kunjungan
Paling
sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas, dilakukan untuk menilai keadaan ibu
dan bayi baru tahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani
masalah-masalah yang terjadi. Frekuensi kunjungan pada masa nifas adalah:
a. Kunjungan I ( 6-8 jam setelah persalinan)
Tujuan:
1. Mencegah perdarahan pada masa nifas
karena atonia uteri
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut
3. Membenkan konseling pada ibu atau
satah satu anggota keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri
4. Pemberian ASI awal
5. Melakukan hubungan antara ibu dan
bayi baru lahir
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah terjadi hipotermi
7. Jika petugas kesehatan menolong
persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama
setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil
b. Kunjungan II ( 6 hari setelah
persalinan)
Tujuan:
a. Memastikan involusi uterus berjalan
normal, uterus berkontraksi dengan baik, fundus di bawah umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal atau tidak ada bau
b. Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi, atau perdarahan abnormal
c. Memastikan ibu cukup mendapatkan
makanan, cairan dan istirahat
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan tidak memperlihatkan tanda¬ tanda penyulit
e. Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan
merawat bayi sehari-hari.
c. Kunjungan III ( 2 minggu setelah
persalinan)
Tujuan: sama dengan kunjungan II
d. Kunjungan IV ( 6 minggu setelah
persalinan)
Tujuan:
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit
yang ia atau bayi alami
b. Memberikan konseling untuk KB secara
dini
Asuhan
post partum di rumah difokuskan pada pengkajian, penyuluhan dan konseling.
Dalam memberikan asuhan kebidanan di rumah, bidan dan keluarga diupayakan dapat
berinteraksi dalam suasana yang rileks dan kekeluargaan.
1. Perencanaan Kunjungan Rumah
Dalam
memberikan asuhan kebidanan pada perawatan postpartum di rumah, sebaiknya Bidan
:
a. Merencanakan kunjungan rumah dalam
waktu tidak lebih dari 24-48 jam setelah kepulangan klien ke rumah.
b. Pastikan keluarga telah mengetahui
rencana mengenai kunjungan rumah dan waktu kunjungan bidan ke rumah telah
direncanakan bersama anggota keluarga.
c. Menjelaskan maksud dan tujuan
kunjungan.
d. Rencanakan tujuan yang ingin dicapai
dan menyusun alat dan perlengkapan yang akan digunakan.
e. Pikirkan cara yang dapat digunakan
untuk menciptakan dan mengembangkan hubungan yang baik dengan keluarga.
f. Melakukan tindakan yang sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan dalam memberikan asuhan kepada klien.
g. Buatlah pendokumentasian mengenai
hasil kunjungan.
h. Sediakan sarana telepon untuk tindak
lanjut asuhan pada klien.
2. Keamanan merupakan hal yang harus
dipikirkan oleh bidan pada saat melakukan kunjungan rumah tanpa menghiraukan
dimana bidan berinteraksi dengan klien. Bagaimanapun bidan harus tetap waspada.
Tindakan kewaspadaan ini, dapat meliputi :
a. Mengetahui dengan jelas alamat yang
lengkap arah rumah klien.
b. Gambar rute alamat klien dengan peta
sebelum berangkat, perhatikan keadaan di sekitar lingkungan rumah klien sebelum
kunjungan diadakan untuk mengidentifikasi masalah potensial yang kemungkinan
akan muncul.
c. Beritahu rekan kerja anda ketika
anda pergi untuk kunjungan dan beri kabar kepada rekan anda segera setelah
kunjungan selesai.
d. Bawalah telepon selular dan yakinkan
batere telepon selular anda telah diisi ulang.
e. membawa cukup uang dan uang recehan
untuk menelepon dari telepon umum jika diperlukan.
f. Menyediakan senter khususnya untuk
kunjungan malam hari.
g. Sebaiknya memakai tanda nama
pengenal dan kenakan sepatu yang pantas dan nyaman, serta hindari memakai
perhiasan yang mencolok.
h. Waspada terhadap bahasa tubuh yang
diisyaratkan dari siapa saja yang ada selama kunjungan.
i.
Tunjukkan perasaan menghargai di setiap kesempatan.
j.
Saat perasaan tidak aman muncul, segeralah akhiri kunjungan.
B.
MANAJEMEN IBU POST PARTUM
a. Defenisi
Asuhan
ibu postpartum adalah asuhan yang diberikan pada ibu segera setelah kelahiran,
sampai 6 minggu setelah kelahiran
c. Tujuan
Memberikan
asuhan yang adekuat dan terstandar pada ibu segera setelah melahirkan dengan
memperhatikan riwayat selama kehamilan, dalam persalinan dan keadaan segera
setelah melahirkan
d. 7 Iangkah manajemen menurut Helen
Vamey
(1)
Pengkajian
Melakukan
pemeriksaan awal postpartum
a. Meninjau catatan pasien:
1. atatan perkembangan antepartum dan
intrapartum
2. Berapa lama (jam/han) pasien
postpartum
3. Pesanan sebelumnya dan catatan
perkembangan
4. Suhu, denyut nadi, pernafasan dan
tekanan darah postpartum
5. Pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan tambahan
6. Catatan obat-obat
7. Catatan bidan/perawat
b. Menanyakan riwayat kesehatan dan
keluhan ibu
Mobilisasi,
buang air kecil, buang air besar, nafsu makan, ketidaknyamanan/rasa sakit,
kekhawatiran, hal yang tidak jelas, makanan bayi, reaksi pada bayi, reaksi
terhadap proses melahirkan dan persalinan
Pemeriksaan
fisik
i.
Tekanan darah, suhu badan, denyut nadi
j.
Tenggorokan, jika diperlukan
k. Buah dada dan puting susu
l.
Auskultasi paru-paru, jika diperlukan
m. Abdomen: kandung kencing, uterus,
diastasis
n. Lochea: wama, jumlah, bau
o. Perineum: edema, inflamasi,
hematoma, pus, bekas luka episiotomi/robek jahitan, memar, haermorrhoid
p. Ekstremitas : varises, betis apakah
lemah dan panas, edema, tanda-tanda hodman, reflex
(2)
Diagnosa, masalah dan kebutuhan ibu postpartum
Diagnosa
a) Postpartum hari pertama
b) Perdarahan nifas
c) Sub involusio
d) Anemia postpartum
e) Pre eklampsia
f) Post Sectio Caeseria
Masalah
1) Ibu kurang informasi
2) Ibu tidak pernah ANC
3) Keluhan mulas yang mengganggu rasa
nyaman
4) Buah dada bengkak dan sakit
Kebutuhan
1) Penjelasan tentang pencegahan infeksi
2) Tanda-tanda bahaya
1) Kontak dengan bayi sesering mungkin
(bonding and attachment)
2) Penyuluhan perawatan buah dada
3) Bimbingan menyusui
4) Menjelaskan tentang metode KB
5) Imunisasi bayi
6) Kehiasaan yang tidak bermanfaat
bahkan dapat mambahayakan
(3)
Identifikasi diagnosa dan masalah potensial
Diagnose
potensial
1. Hipertensi postpartum
2. Anemia postpartum
3. Sub involusio
4. Perdarahan postpartum
5. Febris postpartum
6. Infeksi postpartum
Masalah
potensial
1. Potensial bermasalah dengan ekonomi
2. Sakit pada luka bekas episiotomi
3. Sakit kepala
4. Mulas
(4)
Identifikasi tindakan segera
Mengidentifikasi
perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan
atau ditangani bersama dengan anggota tim yang lain sesuai dengan kondisi
pasien
Contoh:
-
Ibu kejang, segera lakukan tindakan untuk mengatasi kejang
dan segera berkolaborasi merujuk ibu untuk perawatan selanjutnya
-
Ibu tiba-tiba mengalami perdarahan, lakukan tindakan segera
sesuai dengan keadaan pasien, misalnya bila kontraksi uterus kurang baik segera
berikan uterotonika. Bila teridentifikasi adanya tanda-tanda adanya sisa
plasenta, segera berkolaborasi dengan dokter untuk tindakan kuratase
(5)
Membuat rencana asuhan
Merencanakan
asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan dan langkah sebelumnya.
Contoh:
Manajemen
asuhan awal puerperium
1. Kontak dini dan sesering mungkin
dengan bayi
2. Mobilisasilistirahat baring di
tempat tidur
3. Gizi (diet)
4. Perawatan perineum
5. Buang air kecil spontan/kateter
6. Obat penghilang rasa sakit, bila
diperlukan
7. Obat tidur, bila diperlukan
8. Obat pencahar, bila dipelukan
9. Pemberian methergine, bila
diperlukan
10. Tidak dilanjutkan IV, bila diberikan
Asuhan
Ianjutan
1. Tambahan vitamin atau zat besi, atau
keduanya bila diperlukan
2. Bebas dari ketidaknyamanan
postpartum
3. Perawatan payudara
4. Pemeriksaan laboratorium terhadap
komplikasi, jika diperlukan
5. Rencana KB
6. Rh immune globulin, jika diperlukan
7. Tanda-tanda bahaya
8. Kebiasaan rutin yang tidak
bermanfaat bahkan dapat membahayakan
(6)
Implementasi asuhan
Mengarahkan
atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman.
1. Kontak dini sesering mungkin dengan
tenaga kesehatan
2. Mobilsasi/istirahat baring di tempat
tidur
3. Pengaturan gizi (diet)
4. Perawatan perineum
5. Buang air kecil spontan/kateter
6. Pemberian obat penghilang rasa sakit,
bila diperlukan
7. Pemberian obat tidur, bila
diperlukan
8. Pemberian obat pencahar, bila
diperlukan
9. Pemberian methergine, bila
diperlukan
10. Tidak dilanjutkan IV, jika diberikan
11. Pemberian tambahan vitamin atau zat
besi, atau keduanya, jika diperlukan
12. Bebas dari ketidaknyamanan
postpartum
13. Perawatan buah dada
14. Pemeriksaan laboratorium terhadap
komplikasi, jika diperlukan
15. Rencana KB
16. Rh Immune globulin, jika diperlukan
17. Rubella vaccine 0,5 cc, jika
diperlukan
18. Tanda-tanda bahaya
19. Penjelasan tentang kebiasaan rutin yang
tidak bermanfaat bahkan membahayakan
(7)
Evaluasi
Mengevaluasi
keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, ulangi kembali proses manajemen
dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi belum
efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana
C.
POST PARTUM GROUP
Di
dalam melaksanakan asuhan pada ibu postpartum di komunitas, salah satunya
adalah dalam bentuk kelompok. Ibu-ibu postpartum dikelompokkan dengan
mempertimbangkan jarak antara satu orang ibu postpartum dengan ibu postpartum
lainnya.
Kegiatan
dapat dilaksanakan di salah satu rumah ibu postpartum atau di Posyandu dan
Polindes. Kegiatannya dapat berupa penyuluhan dan konseling tentang:
1. Kebersihan diri (personal hygiene)
a. Menganjurkan ibu untuk membersihkan seluruh
badan (mandi) minimal 2 kali sehari
b. Mengajarkan ibu bagaimana
membersihkan daerah genitalia dengan sabun dan air dari arah depan ke belakang
c. Sarankan ibu untuk mengganti
pembalut minimal 2-3 kali sehari
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan
dengan sabun sebelum dan sesudah membersihkan genitalia
e. Apabila ibu mempunyai luka bekas
episiotomi, maka sarankan ibu untuk tidak menyentuh daerah luka
2. Istirahat
a. Sarankan ibu untuk beristirahat
dengan cukup, sebaiknya ibu istirahat di saat bayinya sedang tidur
b. Sarankan ibu agar mengerjakan
pekerjaan rumah pertahan-lahan
3. Gizi
a. Nasi 200 gram (1 piring sedang)
b. Lauk 1 potong sedang
c. Tahu/tempe 1 potong sedang
d. Sayuran 1 mangkuk sedang
e. Buah1 potong sedang
f. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori
tiap hari
g. Makanan dengan diet berimbang:
protein, mineral, vitamin yang cukup
h. Minum sedikitnya 3 liter per hari (8
gelas sehari)
i.
Meminum pil zat besi selama 40 hari pasca persalinan
j.
Minum kapsul vitamin A
4. Menyusui
a. Tanda-tanda ASI cukup
1) Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam
24 jam
2) Bayi sering BAB, berwama kekuningan
“berbiji”
3) Bayi tampak puas, sewaktu-waktu
merasa lapar, kemudian bangun tapi tidur cukup
4) Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali
dalam 24 jam
5) Payudara terasa kosong setiap kali
selesai menyusui
6) Berat badan bayi bertambah
Bayi
harus diberi ASI setiap kali ia merasa lapar, jika tayi dibiarkan tidur lebih
dari 3-4 jam atau bayi diberi jenis makanan lain atau payudara tidak
dikosongkan dengan baik setiap kali menyusui, maka "pesan hormonal"
yang diterima otak ibu adalah untuk menghasilkan susu lebih sedikit.
b. Meningkatkan suplai ASI
1) Menyusui bayi setiap 2 Jam, lama ±
10-15 menit
2) Pastikan posisi ibu benar saat
menyusui bayinya
3) Susukan bayi dalam keadaan tenang
dan suasana yang nyaman
4) Tidurlah bersebelahan dengan bayi
5) Tingkatkan istirahat dan hidrasi
c. Perawatan payudara
1) Menjaga payudara tetap bersih dan
kering
2) Gunakan bra yang menyokong
3) Apabila puting susu lecet, keluarkan
kolostrum dan oleskan setiap kali selesai menyusui
4) Apabila lecet sangat berat dapat
diistirahatkan selama 24 jam
5) Payudara yang bengkak dapat
dikompres hangat selama 5 menit
6) Untuk menghilangkan nyeri, ibu dapat
diberikan parasetamol 500 mg setiap 6-8 jam
5. Lochea
Pembagian
lochea antara lain:
1) Lochea rubra (1-3 hari postpartum)
2) Berwarna merah kehitaman berisi jaringan
yang sudah mati
3) Lochea sanguinolenta (3-7 had
postpartum)
4) Berwarna kecoklatan
5) Lochea serosa (7-14 had postpartum)
6) Berwarna kekuning-kuningan, berisi
serum
7) Lochea alba ( 14-40 hari)
Berwarna
keputihan
6. Involusi uterus
Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan
mengalami kontraksi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup
pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi placenta. Pada
involusi uteri, jaringan ikat dan jaringan otot mengalami proses proteolitik,
berangsur-angsur akan mengecil sehingga akhir kala nifas besarnya seperti
semula dengan berat 30 gram.
7.
Senggama
Secara fisik untuk memulai hubungan suami istri, begitu
darah merah berhenti, ibu dapat memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina
tanpa rasa nyeri. Memulai hubungan suami istri tergantung pada pasangannya.
8.
Keluarga berencana
Idealnya, pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun
sebelum ibu hamil kembali. Pasangan sendirilah yang menentukan kapan ingin berKB.
Tapi sebaiknya segera sebelum 40 hari masa nifas. Tenaga kesehatan akan
memberitahu tentang cara, kelebihan, keuntungan, dau efek samping dari alat
kontrasepsi itu. Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, penggunaan
kontrasepsi aman setelah ibu haid kembali.
4. ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN
NEONATUS
Pelayanan
Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42
hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan.
Masa
nifas dimulai setelah plesenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira
6 minggu lamanya. Dalam masa nifas ini, bidan mempunyai peran dan tanggung
jawab untuk mendeteksi komplikasi pada ibu untuk melihat perlu atau tidaknya
rujukan, memberikan konseling kepada ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, memfasilitasi hubungan dan ikatan
batin antara ibu dan bayinya, memulai dan mendorong pemberian ASI.
Bidan
di komunitas dapat memberikan asuhan kebidanan selama masa nifas melalui
kunjungan rumah, yang dapat dilakukan pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu
keenam setelah persalinan, untuk membantu ibu dalam proses pemulihan ibu dan
memperhatikan kondisi bayi terutama penanganan tali pusat atau rujukan
komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan
mengenai masalah kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi,
perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.
1.
JADWAL KUNJUNGAN
a.
Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir
Penatalaksanaan
awal dimulai sejak proses persalinan hingga kelahiran bayi, dikenal sebagai
Asuhan Esensial Neonatal yang meliputi:
1) Persalinan bersih dan aman
Selalu
menerapkan upaya pencegahan infeksi yang baku (standar) dan di tatalaksana
sesuai dengan ketentuan atau Indikasi yang tepat
2) Memulai/inisiasi pernafasan spontan
Begitu
bayi baru lahir segera lakukan inisiasi pernafasan spontan dengan melakukan
penilaian awal, sebagai berikut
- Nilai bayi baru lahir secara cepat dan tepat (0-30 detik)
- Nilai kondisi bayi baru lahir secara cepat dengan menanyakan 5 pertanyaan sebagai berikut:
Selalu
menerapkan upaya pencegahan infeksi yang baku (standar) dan ditatalaksana
sesuai dengan ketentuan atau indikasi yang tepat
Bila
kelima jawaban diatas "YA" maka lakukan asuhan bayi baru lahir normal
sebagi berikut;
1.
keringkan bayi dengan kain/handuk yang bersih, kering,
hangat, kemudian lingkupi tubuh bayi dengan kain /handuk kering dan hangat yang
lain.
2.
Bersihkan mulut dan hidung bayi secukupnya.
Tidak
perlu dilakukan penghisapan lender Hangatkan tubuh bayi (selimuti dengan kain
yang kering dan hangat, beri tutup kepala)
Berikan
bayi pada ibunya untuk membangun hubungan emosional dan pemberian asi secara
dini
Salah
satu jawaban "TIDAK" maka segera lakukan langkah awal RESUSITASI bayi
baru lahir
Rangsangan
taktil
Upaya
ini merupakan cara untuk mengaktifkan berbagai refleks protektif pada tubuh
bayi baru lahir. Mengeringkan tubuh bayi juga merupakan stimulasi.
3.
Stabilitas temperature tubuh bayi/menjaga agar bayi tetap hangat
Jika
bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti, mungkin akan mengalami
hipotermi,meskipun berada dalam ruangan yang relative hangat. Mekanisme
Kehilangan panas pada bayi baru lahir ;
a. Evaporasi : kehilangan panas pada
tubuh terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh setelah
bayi lahir karena tubuh bayi tidak segera dikeringkan
b. Konduksi : Kehilangan panas melalui
kontak langsung antar tubuh bayi dengan permukaan yang dingin
c. Konveksi : Kehilangan panas yang
terjadi pada saat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin
d. Radiasi : Kehilangan panas yang
terjadi saat bayi ditempatkan dekat benda yang mempunyai temperature tubuh
lebih rendah dari temperature tubuh bayi
Upaya
untuk mencegah kehilangan panas:
- Keringkan bayi secara seksama
- Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
- Tutupi kepala bayi
- Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI
- Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir setidak-tidaknya 6 jam setelah lahir
- Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
Saat
melakukan persiapan untuk memandikan bayi, ikuti rekomendasi-rekomendasi
berikut :
a. Tunggu sedikitnya enam jam setelah
lahir, sebelum memandikan bayi.
b. Sebelum memandikan bayi pastikan
bahwa temperature tubuh bayi telah stabil (temperature aksila antara 36,5
C-37,5 C)
c. Jangan memandikan bayi yang
mengalami masalah pernafasan
d. Sebelum memandikan bayi, pastikan
ruangan tersebut hangat dan tidak ada hembusan angin.Siapkan handuk bersih dan
kering untuk menyelimuti bayi setelah dimandikan
e. Mandikan bayi secara cepat dengan
air bersih dan hangat
f. Segera keringkan bayi dengan
menggunakan handuk bersih dan kering
g. Ganti handuk yang basah dan segera
selimuti kembali bayi dengan kain atau selimut bersihdan kering secara longgar.
Pastikan bagian kepala bayi ditutupi dengan baik
h. Tempatkan bayi di tempat tidur yang
lama dengan ibunya dan anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya.
Tempatkan
bayi di lingkungan yang hangat. Idealnya, segera setelah lahir bayi harus
ditempatkan bersama ibunya di tempat tidur yang sama. Menempatkan bayi bersama
ibu nya adalah cara yang paling mudah untuk menjaga bayi agar tetap hangat,
mendorong upaya untuk menyusui dan mencegah bayi terpapar infeksi
4.
ASI Dini dan Eksklusif
Pastikan
bahwa pemberian ASI dimulai dalam 30 menit setelah bayi tahir. Anjurkan ibu
untuk memeluk dan mencoba untuk menyusukan bayinya segera setelah tali pusat
diklem dan dipotong. Tenteramkan ibu bahwa penolong akan membantu ibu
menyusukan bayi setelah plasenta lahir dan penjahitan laserasi selesai
dikerjakan.
Keuntungan
pemberian ASI secara dini:
a. Merangsang produksi ASI
b. Memperkuat refleks menghisap (reflek
menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir.
Memulai pemberian ASI secara dini akan memberikan pengaruh yang positif bagi
kesehatan bayi
c. Mempromosikan hubungan emosional
antar ibu dan bayinya
d. Memberikan kekebalan pasif segera
kepada bayi melalui kolostrum
e. Merangsang kontraksi uterus
Pedoman
Umum Untuk Ibu Menyusui
a. Mulai menyusui segera setelah lahir,
dalam 30 menit pertama
b. Jangan berikan makanan atau minuman
lain kepada bayi (misalnya air madu, larutan air gula atau pengganti air susu
ibu) kecuali ada indikasi yang jelas (atas alasan-alasan medis). Jarang sekali
para ibu tidak cukup memiliki air susu sehingga bayi memerlukan asupan susu
buatan tambahan (Enkin, et at, 2000)
c. Berikan ASI saja selama enam bulan
pertama kehidupan
d. Berikan ASI pada bayi sesuai dengan
kebutuhannya, baik siang maupun malam (delapan kali atau lebih dalam 24 jam)
selama bayi menginginkannya.
5.
Pencegahan Infeksl
Bayi
baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Saat.melakukan penanganan bayi baru
lahir pastikan untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi berikut ini:
a. Cuci tangan secara seksama sebelum
dan setelah melakukan penanganan bayi baru lahir
b. Pakai sarung tangan bersih pada saat
menangani bayi yang belum dimandikan
c. Pastikan bahwa semua peralatan,
termasuk klem gunting dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi
atau sterile. Jika menggunakan bola karet penghisap pakai yang bersih dan baru
(Jangan pernah menggunakan boal karet penghisap dari satu bayi ke bayi yang
lain)
d. Pastikan bahwa semua pakaian,
handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi telah dalam keadaan bersih
e. Pastikan bahwa timbangan, pita
pengukur, termometer, steteskope dan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan
dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontarninasi, cuci, dan keringkan setiap
kali setelah digunakan).
Dalam
waktu satu jam setelah kelahiran berikan obat tetes mata /salep pada bayi baru
lahir untuk mencegah oftalmia neonatorum, salep mata yang bisa dipakai yaitu
tetrasikilin 1%, larutan perak nirat 1% atau eritromisin 0,5%. Biarkan obatnya
tetap dimata bayi jangan dibersihkan salep atauobat mata yang berada di sekitar
roata
Jadwal
Kunjungan Ulang
1. 2 jam setelah persalinan Bidan
melakukan pemantauan terhadap ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dan
memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pemulihan kesehatan ibu
dan membantu ibu untuk memulai pemberian ASI
2. 6 jam setelah porsalinanTunggu enam
jam atau lebih setelah kelahiran bayi sebelum dimandikan. Jika bayi mengalami
kesulitan mempertahankan suhu tubuhnya tunda dalam waktu yang lebih lama lagi
untuk memandikan bayi. Periksa suhu tubuh bayi sebelum memandikannya, suhu
tubuh bayi baru lahir harus berkisar antara 36-37 C.
Gunakan
air hangat untuk memandikan bayi dan pastikan ruangan hangat.
Mandikan
bayi dengan cepat dan segera keringkan bayi dengan handuk bersih, hangat dan
kering untuk mencegah kehilangan panas tubuh yang berlebihan.
Periksa
suhu tubuh bayi setiap jam jika suhu tubuh bayi tidak naik segera rujuk bayi
kerumah sakit. Anjurkan ibu untuk terus menyusui bayinya dan pertahankan terus
kontak kulit ibu bayi dengan membiarkan bayi yang diselimuti dalam pelukan ibu.
Beritahu
ibu dan keluarga jika dalam 24 jam.bayi tidak mengeluarkan urine atau mekonium
segera rujuk ke Puskesmas atau rumah sakit. Lakukan pencatatan semua temuan dan
perawatan yang diberikan dengan cermat dan lengkap dalam partograf, kartu ibu
dan kartu bayi.
1. Hari ke 3, Minggu ke 2 dan minggu ke
6
Tanyakan
pada ibu dan suami/keluarganya jika ada masalah atau kekhawatiran tentang ibu
dan bayinya.
- Cuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa ibu dan bayinya
- Berikan penyuluhan kepada ibu cara merawat bayinya.
- Periksalah tali pusat bayi
- Perhatikan kondisi umum bayi, tanyakan pada ibu pemberian ASI, misalnya bayi tidak mau menyusu, cara bayi menangis, berapa kali buang air kecil dan besar serta bentuk fecesnya
- Perhatikan warna kulit bayi apakah ada ikterus atau tidak. Ikterus pada hari ketiga postpartum adalah fisiologis yang tidak memerlukan pengobatan. Namun bila icterus terjadi sesudah hari ketiga/kapan saja, dan bayi malas untuk menyusu dan tampak mengantuk, maka bayi harus segera dirujuk.
- Perhatikan apakah bayi menyusu dengan baik (amati apakah ada kesulitan atau masalah)
- Nasehati ibu tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif sedikitnya 4 sampai 6 bulan.Bicarakan bahaya pemberian unsur makanan tambahan sebelum bayi berumur 4 bulan
- Catat dengan tepat semua data yang ditemukan.Jika bayi meninggal penyebab kematian harus diketahui sesuai dengan standar kabupaten/pronfnsi/nasional
- Beritahu ibu jangan memberikan sesuatu apapun pada tali pusat bayi. Jika ada kemerahan pada pusat, perdarahan atau tercium bau busuk, bayi segera dirujuk.
- Beritahu ibu tanda-tanda bahaya pada bayi seperti :
11. Kegagalan menyusu terjadi secara
berkala
12. Tidak buang air kecil beberapa kali
sehari (kurang dan 6-8 kali sehari)
13. Bayi kuning
14. Muntah atau diare
15. Merah, bengkak atau keluamya cairan
dari tali pusat
16. Demam suhu > 37,5 C
2. Menajemen Kebidanan Bayi Baru Lahir
dan Neonatus
- Pengkajian
A.
Tanyakan tentang gejala yang berkaitan dengan kondisi bayi:
a) Apakah bayi cukup menyusu
b) Apakah bayi ada buang air kecil dan
besar
c) Apakah ada gejala demam pada bayi
d) Apakah ada tanda infeksi pads tali
pusat bayi
e) Apakah air ketuban jaemih, tidak
bercampur mekonium ?
f) Apakah bayi bemafas spontan ?
g) Apakah kulit bayi berwama kemerahan
?
h) Apakah tonus/kekuatan otot bayi
cukup ?
i)
Apakah ini kehamilan cukup bulan ?
B.
Kemudian lakukan pemeriksaan
1.
Tanda Vital (suhu, nadi, tensi, pemafasan)
2.
Berat badan
3.
Kondisi janin
C.
Mencatat semua hasil pemeriksaan terhadap bayi di dalam patograf
2.
Melakukan Indentifikasi masalah dan diagnosa
Melakukan
identifikasi masalah dan menegakkan diagnosa berdasarkan dari hasil pengkajian
- Mengantisipasi masalah
- Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan
- Merencanakan Asuhan : sesuai dengan standar pelayanan kebidanan
- Melaksanakan Rencana Asuhan Persalinan : sesuai standar APN
- Mengevaluasi keefektifan dari asuhan
BAB III
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Pelayanan
antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama
masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang
ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK).
Pelayanan
antenatal yang berkualitas adalah yang sesuai dengan standar pelayanan
antenatal seperti yang ditetapkan dalam buku Standar Pelayanan Kebidanan (SPK).
Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum
dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta intervensi
umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan). Dalam
penerapannya terdiri atas timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur
tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, skrining status imunisasi tetanus dan
berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet zat
besi minimal 90 tablet selama kehamilan, test laboratorium (rutin dan khusus),
tata laksana kasus, temu wicara (konseling).
Pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten, yaitu dokter spesialis kebidanan,
dokter umum dan bidan.
Tenaga
kesehatan yang dapat memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat
adalah: dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan.
Pada
kenyataan dilapangan, masih terdapat penolong persalinan yang bukan tenaga
kesehatan, dan dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan. Secara bertahap
seluruh persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan.
Proses
suatu persalinan dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi yang dilahirkan
juga berada dalam kondisi yang optimal. Memberikan pertolongan dengan segera,
aman dan bersih adalah bagian asensial dari asuhan bayi baru lahir. Sebagian
besar kesakitan dan kematian bayi baru lahir disebabkan oleh asfiksia,
hipotermi dan atau infeksi. Kesakitan dan kematian bayi baru lahir dapat
dicegah bila asfiksia segera dikenali dan ditatalaksana secara adekuat,
dibarengi pula dengan pencegahan hipotermi dan infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Depkes
RI. (1999). Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan, Persalinan dan
Nifas, Departemen kesehatan, Departemen Dalam Negeri, Tim Penggerak PKK dan
WHO. Jakarta.
Depkes
RI. (2002). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.
Depkes
RI. (2003). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.
Pelayanan
Obtetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal Essensial.
2008
Syahlan,
J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.
Depkes
RI, (2006) Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit, Direktorat Bina Kesehatan
Anak, Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
Depkes
RI. (2006). Manajemen BBLR untuk Bidan. Depkes. Jakarta.
Markum.
A.H. dkk. (1991). Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta.
Pelayanan
Obtetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal Essensial.
2008.
Widyastuti,
Endang. (2007). Modul Konseptual Frame work PWS-KIA Pemantauan dan Penelusuran
Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Neonatal. Unicef.
http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2010/02/askeb-di-komunitas-baik-di-rumah.html
Related Posts :
- Back to Home »
- kesehatan , makalah , penerbangan »
- MAKALAH ASKEB