Posted by : M ULUL AZMI UMAM
Wednesday, 5 June 2013
MAKALAH
“
KEARSIPAN “
Sistem
Abjad
DISUSUN
OLEH :
1. Elvita
Apresia Wati (13.11.1519)
2. Lukman
Hakim (13.11.1536)
3. Maulia
Andawari (13.11.1521)
4. Meinando
Ventura H.M.D (13.11.1522)
5. Muh.
Ulul Azmi umam (13.11.1523)
6. Mukarromah (13.11.1524)
7. M.
Sofyan Sauri (13.11.1520)
8. Nachnoer
Nuklir R.A (13.11.1523)
KONSENTRASI
MANAJEMEN ADMINISTRASI TRANSPORTASI UDARA
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN ADMINISTRASI
AKADEMI
MANAJEMEN ADMINISTRASI
YOGYAKARTA
2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi yang mana dengan Rahmat dan Hidayahnya
kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna karena keterbatasan dan
kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan penulisan laporan ini. Namun
demikian kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada
umumnya dan khususnya bagi kami sebagai penulis.
Bahan Pembuatan Makalah Kearsipan ini
kami dapat dari berbagai referensi dan media serta dengan pengetahuan dan
pendapat dari kami. Pada kesempatan ini izinkanlah kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyumbangkan tenaga,
pikiran dan materi baik moril maupun materil serta dorongan kepada kami dalam
menyelesaikan penulisan makalah ini, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Yogyakarta
9 April 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL .................................................................................................................
KATA
PENGANTAR .................................................................................................................
DAFTAR
ISI .................................................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN .................................................................................................................
A. JENIS
TIKET .................................................................................................................
B. CARA
MEMESAN TIKET PESAWAT .......................................................................................
BAB II
HASIL KEGIATAN ..............................................................................................................
A. Deskripsi
Kegiatan .................................................................................................................
B. Logo
Maskapai .................................................................................................................
C. Cara
Handling .................................................................................................................
D. Rute
, Jumlah dan Harga .................................................................................................................
BAB III
KESIMPULAN .................................................................................................................
BAB IV LAMPIRAN .................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Setiap kantor pasti memerlukan suatu
unit yang mengelola segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan
administrasi, kegiatan administrasi pada suatu kantor pada dasarnya juga
mempunyai suatu hasil seperti unit-unit lainnya. Hasil atau produk dari suatu
kantor adalah surat, formulir dan laporan. Pengelolaan surat, formulir dan
laporan yang dihasilkan dan diterima oleh suatu kantor pada akhirnya akan
berhubungan dengan kearsipan.
Menurut kamus administrasi,
kearsipan adalah suatu bentuk pekerjaan tata usaha yang berupa penyusunan
dokumen-dokumen secara sistematis sehingga bilamana diperlukan lagi
dokumen-dokumen itu dapat ditemukan secara cepat (Agus Sugiarto dan Teguh
Wahyono, 2005:2).
Suatu kantor juga selalu membutuhkan
bantuan data dan informasi untuk menyelesaikan pekerjaan dan mengefektifkan
manajemennya untuk dapat mencapai tujuan-tujuan dengan baik.
Salah satu cara yang dilakukan oleh
kantor tersebut dalam menghadapi perkembangan teknologi adalah dengan memiliki
suatu sistem informasi yang cukup baik, cepat dan teliti. Nilai informasi
ditentukan oleh lima karakteristiknya, yaitu ketelitian, ketepatan waktu,
kelengkapan, keringkasan dan kesesuaian, karena dengan hal ini akan membantu
kelancaran pekerjaan dalam kantor tersebut. Untuk mewujudkan hal tersebut arsip
sangat berperan penting dalam sebuah kantor baik secara Konvesional (Manual)
ataupun Digital.
Dalam sebuah kantor arsip diperlukan
untuk memberi pelayanan kepada pihak lain dan untuk keperluan informasi intern
dalam kantor tersebut. Oleh karena itu arsip sangat berpengaruh pada seluruh
kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan disegala bidang yang terdapat
dalam sebuah kantor. Arsip juga merupakan pusat ingatan dari sebuah kantor,
dengan arsip dapat diketahui bermacam-macam informasi yang sudah dimiliki kantor
tersebut sehingga dapat ditentukan sasaran yang akan dicapai dengan menggunakan
potensi yang ada secara maksimal. Informasi yang diperoleh melalui arsip juga
dapat menghindarkan salah komunikasi, mencegah adanya duplikasi pekerjaan dan
membantu mencapai efisiensi pekerjaan.
Sistem pengelolaan dalam arsip
meliputi berbagai kegiatan dalam mengklasifikasikan surat, memberi kode,
menyimpan surat, memelihara secara tepat sampai mengenai cara penyingkiran dan
pemusnahan surat yang sudah tidak dipergunakan lagi. Sistem sendiri adalah
sekelompok komponen yang teratur yang saling berkaitan dengan rencana yang
dibuatnya dalam rangka mencapai tujuan. Sedangkan pengelolaan adalah proses
yang membantu merumuskan kebijakan dan tujuan organisasi / proses yang memberikan
pengawasan pada suatu hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan
pencapaian tujuan (Ibnu Syamsi, 1994:8).
Apabila
arsip yang dimiliki oleh sebuah kantor kurang baik pengelolaannya,dapat
mengakibatkan sulitnya menemukan informasi yang telah disimpan dan akhirnya
dapat menghambat tahapan proses pekerjaan selanjutnya. Mengingat peran arsip
sangat penting, maka sebaiknya arsip dikelola menggunakan sistem pengelolaan
arsip yang baik dan benar.
B. RUMUSAN MASALAH
Arsip mempunyai peran penting bagi sebuah
kantor maka arsip perlu dikelola menggunakan sistem pengelolaan arsip yang baik
dan benar, sehingga apabila ada pihak yang membutuhkan arsip tersebut akan
dapat disajikan dengan cepat dan tepat. Banyak faktor yang mempengaruhi agar
kearsipan mempunyai citra yang positif antara lain adalah kerapihan
penyimpanan, petugas yang terdidik dan terampil, kemudahan untuk menyimpan,
menemukan kembali arsip, terjaminnya keamanan arsip dan sebagainya.
Dewasa ini masih banyak orang yang
apabila mendengar istilah “arsip” maka terbayanglah pada mereka tentang
tumpukan kertas kotor, penuh debu, ruangan yang kotor, penuh kertas berserakan,
dengan petugas yang tidak bergairah, kurang terdidik dan sebagainya.Hal ini
dapat merugikan kedudukan petugas arsip dan dapat pula mengakibatkan citra
Negatif terhadap pelaksanaan pengelolaan kearsipan menjadi kurang baik. Belum
lagi arsip yang berserakan, tidak teratur, sulit ditemukan kembali, dijual
belikan di pasar, atau dipergunakan sebagai pembungkus makanan dan lain-lain. Kejadian
ini akan lebih merusak citra kearsipan pada sebuah kantor dan akan menghambat
kelancaran pekerjaan dalam kantor tersebut.
Demi kelancaran semua pekerjaan,
sebuah kantor harus mempunyai suatu sistem pengelolaan arsip yang baik dan
benar,baik secara Manual maupun Digital.
Berdasarkan uraian diatas,maka kami
dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana pelaksanaan pengelolaan arsip manual dan digital yang meliputi system
penyimpanan, peminjaman, penemuan kembali, pemeliharaan dan pengamanan serta
pemindahan dan pemusnahan arsip.
2.
Bagaimana kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan arsip
secara Manual dan Digital.
C.TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan Judul yang kami
ambil,maka tujuam yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui pelaksanaan pengolahan arsip secara Konvensional(Manual) &
Digital(Eletronis)
2.
Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pegolahan arsip baik
secara Konvensional(Manual)&Digital(Eletronis).
D.MANFAAT PENELITIAN
·
Manfaat secara praktis
a. Bagi lembaga akademik diharapkan
dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama ilmu
manajemen dan dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
b. Bagi kami yaitu,untuk
meningkatkan pengetahuan dan pengalaman terutama pada masalah yang berhubungan dengan pengelolaan
arsip.
·
Manfaat secara teoritis
a. Sebagai bahan pemahaman teori
yang diperoleh selama di bangku kuliah ke dalam dunia kerja yang nyata.
b. Mengkaji atau mengkonfirmasi
tentang sistem pengelolaan arsip secara Konvensional & Digital yang baik
dan benar.
E.TEKHNIK PENGUMPULAN DATA
Data yang diperlukan dalam
menyelesaikan Makalah ini dikelompokan menjadi 2,yaitu:
a.Data primer,yaitu data yang
didapatkan secara langsung melalui observasi yang kami lakukan di dua tempat
yaitu di kantor pusat Arsip Nasional(ARNAS) dan di Kantor TRANS TV.
b.Data sekunder,yaitu data yang diperoleh melalui metode
studi pustaka.
BAB II
LANDASAN TEORI
Kearsipan
Sistem Abjad
Adalah sistem penyimpanan dan
penemuan kembali arsip berdasarkan abjad.
Contoh: Kearsipan Sistem Abjad.
Contoh: Kearsipan Sistem Abjad.
Dalam
penyusunannya setiap map (folder) menunjukkan nama korespondennya serta disusun
berdasarkan abjad sesuai dengan warkat yang ada.
Abjad ini merupakan sistem penyimpanan yang sederhana dan mudah dalam menentukan dokumen, dimana petugas bisa langsung ke file penyimpanan dan melihat huruf abjad, tanpa melalui alat bantu seperti indeks yang disebut juga dengan sistem arsip langsung (direct filing system)
Sistem abjad umumnya dipilih sebagai sistem penyimpanan arsip karena:
Abjad ini merupakan sistem penyimpanan yang sederhana dan mudah dalam menentukan dokumen, dimana petugas bisa langsung ke file penyimpanan dan melihat huruf abjad, tanpa melalui alat bantu seperti indeks yang disebut juga dengan sistem arsip langsung (direct filing system)
Sistem abjad umumnya dipilih sebagai sistem penyimpanan arsip karena:
- Dokumen sering dicari dan diminta melalui nama.
- Petugas menginginkan agar dokumen dari nama yang sama.
- Jumlah langganan yang berkomunikasi banyak.
- Nama lebih mudah diingat oleh siapapun.
ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM ABJAD :
- Kode
Adalah tanda atau simbol yang dibubuhkan pada lembaran warkat. Kode ditulis dengan pensil pada lembaran warkat sebagai pedoman penyimpanan. - Indeks
Suatu daftar atau tabel yang dipergunakan dalam pekerjaan kearsipan. - Mengindeks
Kegiatan membagi nama/judul atas beberapa unit. - Unit
Bagian terkecil dari suatu nama/judul. - KodeArsip
Diambil dari abjad pertama dari unit pertama.
Peraturan
Mengindeks
Dalam sistem abjad, biasanya yang di
indeks dan diberi kode adalah nama orang, perusahaan, instansi pemerintah serta
organisasi/perhimpunan.
Peraturan Mengindeks dan Memberi
Kode Nama Orang,
dibedakan atas:
- Peraturan mengindeks nama orang Indonesia
a.1.
|
Nama Tunggal, yaitu nama yang
terdiri dari satu kata diindeks sebagai mana nama itu ditulis. Contoh:
|
a.2.
|
Nama Ganda, adalah nama yang
terdiri dari lebih satu kata diindeks berdasarkan nama akhir. Contoh:
|
a.3.
|
Nama keluarga, suku dan marga. Nama
orang yang diikuti nama keluarga (Jawa), atau nama suku/marga/kaum (Minang,
Batak, dll) diindeks berdasarkan nama keluarga, suku, marga, dll
Contoh: |
a.4.
|
Nama yang memakai singkatan di
depan atau di belakang
Contoh: |
a.5.
|
Nama yang memakai gelar
kebangsawanan, keagamaan, kesarjanaan dan kepangkatan.
Contoh: |
a.6.
|
Nama orang Indonesia dengan
urutan kelahiran (orang Bali) diutamakan nama diri, diikuti urutan
kelahiran dan gelar kalau ada.
|
a.7.
|
Nama yang didahului nama Baptis,
maka yang diindeks adalah nama aslinya.
|
a.8.
|
Nama wanita yang diikuti nama
suami, keluarga suami,atau nama orang tuanya termasuk nama yang memakai tanda
hubung diutamakan nama suami, keluarga suami atau nama keluarganya.
|
a.9.
|
Nama yang memakai kata bin, binti,
dan al. Diindeks menjadi satu nama dalam satu unit.
Contoh: |
a.10.
|
Nama orang yang masih memakai
ejaan lama, diindeks berdasarkan nama dalam ejaan tersebut dan diberi
Lembar penunjuk silang untuk melihat nama dalam ejaan baru
Contoh: |
- Peraturan mengindeks nama orang asing, yang dibedakan atas :
b.1.
|
Nama orang Barat, Jepang, India,
Korea dan sejenisnya, diindeks berdasarkan nama keluarga dan biasanya
terdapat setelah nama asli.
Contoh: |
b.2.
|
Nama orang Eropa yang memakai
tanda penghubung, diindeks sebagai satu kata.
Contoh: |
b.3.
|
Nama ketiga (surname) orang barat
yang diikuti dengan Prefiks (awalan) Seperti : A, D, Del, Dela, Des, L, Le,
Mc, St, Fitzs, dll.
Contoh: |
b.4.
|
Nama orang Cina dan Korea.
Diindeks tetap nama keluarga, karena nama keluarga berada di depan nama
Contoh: |
Kode
Perusahaan
Peraturan Mengindeks
Peraturan Mengindeks dan Memberi
Kode Nama Perusahaan
- Nama
perusahaan pada umumnya
Nama perusahaan, toko, kantor, yang diutamakan adalah nama yang dipentingkan baru diikuti jenis badan hukum atau kegiatannya.
Contoh :
- Nama
Bank atau Perusahaan yang disingkat
Harus diperpanjang kemudian diindeks sesuai nama.
Contoh :
- Nama
perusahaan yang terdiri dari angka dan nama perusahaan yang menggunakan
huruf, dan yang memakai tanda penghubung.
Contoh :
- Nama
badan usaha yang bergerak dibdang pendidikan
Contoh :
Kode
Instansi Pemerintah
Peraturan Mengindeks
Peraturan Mengindeks dan Memberi
Kode Instansi Pemerintah
- Nama
Instansi/Lembaga Pemerintah
Yang diindeks adalah nama pokok dari instansinya, sifat organisasinya ditempatkan dalam kurung, tapi bila sifat organisasi diiringi nama tunggal, maka sifat organisasi ikut diindeks mengutamakan nama pokok organisasi.
Contoh :
- Nama
Instansi Negara Asing
Diindeks unit politik negara yang bersangkutan.
Contoh :
Kode
Organisasi
Peraturan Mengindeks
Peraturan Mengindeks dan Memberi
Kode Nama Organisasi dan Perhimpunan
Diindeks kata pengenal
terpenting dari nama itu dan sifat organisasi ditempatkan pada unit
terakhir.
Contoh :
Contoh :
Merancang
Daftar Klasifikasi
Merancang Daftar Klasifikasi
Dalam merancang klasifikasi abjad
nama-nama dikelompokkan atas 4 kelompok, yaitu:
- Nama Perorangan
- Nama Perusahaan
- Instansi Pemerintah
- Nama Organisasi dan Perhimpunan
Setelah nama diindeks kemudian
surat-surat diklasifikasikan berdasarkan abjad mulai dari A sampai Z,
tapi bila terdapat sejumlah nama yang sama maka penyusunan dilakukan
berdasarkan huruf kedua, ketiga dan seterusnya.
Contoh :
Contoh :
A,B,C,…………………………………Z
Aa,Ab,Ac,……………………………Az
Aba,Abb,Abc,………………………Abz
Aca, Acb, Acc, …………………………Acz
Aa,Ab,Ac,……………………………Az
Aba,Abb,Abc,………………………Abz
Aca, Acb, Acc, …………………………Acz
Bila nama-nama telah diindeks itu
disusun dan dikelompokkan berdasarkan abjad, maka nama-nama tersebut
dapat diurut sbb :
Aan,Jamaan
|
Baenulhaq
|
Carli
|
Dahrul
|
Abas,Abdul
|
Bainulhakim
|
Carlianis
|
Darman,Iskandar
|
Abbas,Yasir
|
Badrianus
|
Channe
|
Dasman,Yusar
|
Abdul,Yadi
|
Badri,Mutia
|
Cherry,Retno
|
Dirman,Asri
|
Jenis
Perlengkapan Sistem Abjad
Jenis-jenis peralatan kearsipan
sistem abjad adalah :
- FillingCabinet
- Guide
- MapFolder
- KotakSortir
- KartuIndeks
Prosedur
Penyimpanan Arsip
Prosedur Penyimpanan Arsip
Langkah-langkah/prosedur penyimpanan
arsip:
- Pengumpulan
Surat
Surat-surat yang berasal dari berbagai unit organisasi dikumpulkan pada bagian kearsipan. - Memeriksa
Petugas memeriksa apakah surat memang sudah benar-benar akan disimpan, dengan melihat adanya tanda “perintah simpan” (release mark) yang diterapkan oleh atasan di atas surat bersangkutan. Atau petugas memang yakin bahwa surat sudah selesai diproses dan boleh disimpan.
- Mengindeks
Memilih nama yang akan dipakai sebagai identitas penyimpanan dan kemudian menguraikannya menjadi unit-unit untuk keperluan mengabjad.
Untuk surat masuk, yang dapat diindeks adalah nama pengiriman atau nama penanda tangan surat.
Contoh:
Nama Badan Pengirim adalah PT Waringin, dan penandatangannya adalah Sukoco Katim, SH. Biasanya yang dipilih sebagai indeksnya adalah Nama Badan, karena cendrung tidak berubah dibanding dengan nama penandatangan surat, kecuali surat perorangan.
Cara Mengindeks:
PT.Waringin Indeks Waringin PT
Surat ini akan disimpan pada abjad W dan label mapnya adalah W. - Memberi
Kode
Pada langkah ini nama atau kata tangkap yang sudah diindeks sebagai unit-unit diberi tanda. Misalnya, lingkaran dengan warna merah dan angka 1 untuk unit 1,angka 2 untuk unit 2 dan angka 3 unit 3 dan seterusnya.
Dengan adanya tanda ini petugas dapat menempatkan surat di dalam map yang sudah ada, atau membuatkan map individu baru bila surat-suratnya baru dipindahkan dari map campuran karena jumlah suratnya sudah lebih dari 5 pucuk.
Dengan adanya tanda/kode juga memudahkan petugas mengembalikan surat ke dalam laci, bila surat keluar karena dipinjam. - Menyortir
Adalah mengelompokkan surat kedalam kelompok abjad masing masing, agar memudahkan petugas mengerjakan langkah terakhir yaitu menyimpan. Sortir ini penting untuk surat-surat yang banyak, kalau suratnya sedikit (tidak lebih dari 25 pucuk) tidak perlu dilakukan sortir. Dengan adanya sortir, petugas didalam menyimpan surat tidak perlu pulang-balik dari meja ke almari arsip, tapi dapat menyimpannya perkelompok abjad. - Menempatkan
Pekerjaan ini harus dilakukan dengan hati hati. Kalau tejadi kekeliruan menempatkan surat pada map yang bukan seharusnya maka surat tersebut dapat disebut hilang. Bila volume surat yang disimpan cukup banyak, maka pencarian kembali akan sukar dilakukan. - Pemeliharaan, perawatan, penyiangan dan pemusnahan menurut peraturan yang berlaku.
Prosedur
Penemuan Kembali
Prosedur Penemuan Kembali (Finding)
Jika ada pihak lain yang
meminta/meminjam arsip yang disimpan, maka petugas arsip menempuh
langkah-langkah sebagai berikut:
- Menanyakan jenis arsip yang akan dipinjam.
- Menentukan kode berdasarkan nama yang telah di indeks.
- Mengambil
arsip dari tempat penyimpanan dan menggantinya dengan bon pinjaman (out
slip) bila yang dipinjam 1 lembar arsip. Jika yang dipinjam 1 folder harus
dibuat outfoldernya.
Contoh surat out slip:
Cara
penyimpanan dan penemuan kembali arsip dalam lemari arsip sistem abjad.
Misalnya:
Surat diterima dari langganan Sukri Ahmad, diindeks menjadi Ahmad,Sukri
Setelah diindeks kodenya adalah A atau Ah , maka surat di simpan di dalam laci A-Z, di belakang guide A, di dalam folder A.
Jika kodenya dibuat Ah, maka surat dapat disimpan di dalam laci ABC, di belakang guide A, di dalam folder Ah .
Atau di dalam laci A, di belakang guide A, di dalam folder Ah bagi yang membuat laci-laci sebanyak abjad. Begitu juga dalam penemuan kembali arsip.
Misalnya:
Surat diterima dari langganan Sukri Ahmad, diindeks menjadi Ahmad,Sukri
Setelah diindeks kodenya adalah A atau Ah , maka surat di simpan di dalam laci A-Z, di belakang guide A, di dalam folder A.
Jika kodenya dibuat Ah, maka surat dapat disimpan di dalam laci ABC, di belakang guide A, di dalam folder Ah .
Atau di dalam laci A, di belakang guide A, di dalam folder Ah bagi yang membuat laci-laci sebanyak abjad. Begitu juga dalam penemuan kembali arsip.
- Menyerahkan
arsip kepada peminjam
Arsip yang diinginkan diberikan kepada peminjam.
BAB III
PEMBAHASAN
Pengertian Kearsipan Sistem Abjad
Adalah sistem penyimpanan dan
penemuan kembali arsip berdasarkan abjad.
Contoh: Kearsipan Sistem Abjad.
Karton penyekat abjad
Map ordner sistem abjad
Dalam penyusunannya setiap map
(folder) menunjukkan nama korespondennya serta disusun berdasarkan abjad sesuai
dengan warkat yang ada.
Sistem abjad ini merupakan sistem
penyimpanan yang sederhana dan mudah dalam menentukan dokumen, dimana petugas
bisa langsung ke file penyimpanan dan melihat huruf abjad, tanpa melalui alat
bantu seperti indeks yang disebut juga dengan sistem arsip langsung
(direct filing system)
Sistem abjad umumnya dipilih sebagai
sistem penyimpanan arsip karena:
- Dokumen sering dicari dan diminta melalui nama.
- Petugas menginginkan agar dokumen dari nama yang sama.
- Jumlah langganan yang berkomunikasi banyak.
- Nama lebih mudah diingat oleh siapapun.
ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM ABJAD :
- Kode
Adalah tanda atau simbol yang dibubuhkan pada lembaran warkat. Kode ditulis dengan pensil pada lembaran warkat sebagai pedoman penyimpanan. - Indeks
Suatu daftar atau tabel yang dipergunakan dalam pekerjaan kearsipan. - Mengindeks
Kegiatan membagi nama/judul atas beberapa unit. - Unit
Bagian terkecil dari suatu nama/judul. - Kode Arsip
Diambil dari abjad pertama dari unit pertama.
Peraturan Mengindeks
Dalam sistem abjad, biasanya yang di
indeks dan diberi kode adalah nama orang, perusahaan, instansi pemerintah serta
organisasi/perhimpunan.
Peraturan Mengindeks dan Memberi
Kode Nama Orang,
dibedakan atas:
- Peraturan mengindeks nama orang Indonesia
a.1.
|
Nama Tunggal, yaitu nama yang
terdiri dari satu kata diindeks sebagai mana nama itu ditulis.
|
a.2.
|
Nama Ganda, adalah nama yang
terdiri dari lebih satu kata diindeks berdasarkan nama akhir.
|
a.3.
|
Nama keluarga, suku dan marga.
Nama orang yang diikuti nama keluarga (Jawa), atau nama suku/marga/kaum (Minang, Batak, dll) diindeks berdasarkan nama keluarga, suku, marga, dll. |
a.4.
|
Nama yang memakai singkatan di
depan atau di belakang Contoh:
|
a.5.
|
Nama yang memakai gelar kebangsawanan,
keagamaan, kesarjanaan dan kepangkatan.
|
a.6.
|
Nama orang Indonesia dengan
urutan kelahiran (orang Bali) diutamakan nama diri, diikuti urutan kelahiran
dan gelar kalau ada.
|
a.7.
|
Nama yang didahului nama Baptis,
maka yang diindeks adalah nama aslinya.
|
a.8.
|
Nama wanita yang diikuti nama
suami, keluarga suami,atau nama orang tuanya termasuk nama yang memakai tanda
hubung diutamakan nama suami, keluarga suami atau nama keluarganya.
|
a.9.
|
Nama yang memakai kata bin, binti,
dan al. Diindeks menjadi satu nama dalam satu unit.
|
a.10.
|
Nama orang yang masih memakai
ejaan lama, diindeks berdasarkan nama dalam ejaan tersebut dan diberi
Lembar penunjuk silang untuk melihat nama dalam ejaan baru.
|
- Peraturan mengindeks nama orang asing, yang dibedakan atas :
b.1.
|
Nama orang Barat, Jepang, India,
Korea dan sejenisnya, diindeks berdasarkan nama keluarga dan biasanya
terdapat setelah nama asli.
|
b.2.
|
Nama orang Eropa yang memakai
tanda penghubung, diindeks sebagai satu kata.
|
b.3.
|
Nama ketiga (surname) orang barat
yang diikuti dengan Prefiks (awalan) Seperti : A, D, Del, Dela, Des, L, Le,
Mc, St, Fitzs, dll.
|
b.4.
|
Nama orang Cina dan Korea.
Diindeks tetap nama keluarga, karena nama keluarga berada di depan nama.
|
Peraturan Mengindeks dan Memberi
Kode Nama Perusahaan
- Nama perusahaan pada umumnya
Nama perusahaan, toko, kantor, yang diutamakan adalah nama yang dipentingkan baru diikuti jenis badan hukum atau kegiatannya.
- Nama Bank atau Perusahaan yang disingkat
Harus diperpanjang kemudian diindeks sesuai nama.
- Nama perusahaan yang terdiri
dari angka dan nama perusahaan yang menggunakan huruf, dan yang memakai
tanda penghubung.
- Nama badan usaha yang bergerak dibdang pendidikan
Peraturan Mengindeks dan Memberi
Kode Instansi Pemerintah
- Nama Instansi/Lembaga
Pemerintah
Yang diindeks adalah nama pokok dari instansinya, sifat organisasinya ditempatkan dalam kurung, tapi bila sifat organisasi diiringi nama tunggal, maka sifat organisasi ikut diindeks mengutamakan nama pokok organisasi.
- Nama Instansi Negara Asing
Diindeks unit politik negara yang bersangkutan.
Peraturan Mengindeks dan Memberi
Kode Nama Organisasi dan Perhimpunan
Diindeks kata pengenal
terpenting dari nama itu dan sifat organisasi ditempatkan pada unit terakhir.
Merancang Daftar Klasifikasi
Dalam merancang klasifikasi abjad
nama-nama dikelompokkan atas 4 kelompok, yaitu:
- Nama Perorangan
- Nama Perusahaan
- Instansi Pemerintah
- Nama Organisasi dan Perhimpunan
Setelah nama diindeks kemudian
surat-surat diklasifikasikan berdasarkan abjad mulai dari A sampai Z,
tapi bila terdapat sejumlah nama yang sama maka penyusunan dilakukan
berdasarkan huruf kedua, ketiga dan seterusnya.
Contoh :
A, B, C,…………………………………Z
Aa, Ab, Ac, ……………………………Az
Aba, Abb, Abc, ………………………Abz
Aca, Acb, Acc, …………………………Acz
Bila nama-nama telah diindeks itu
disusun dan dikelompokkan berdasarkan abjad, maka nama-nama tersebut
dapat diurut sbb :
Aan,Jamaan
|
Baenulhaq
|
Carli
|
Dahrul
|
Abas,Abdul
|
Bainulhakim
|
Carlianis
|
Darman,Iskandar
|
Abbas,Yasir
|
Badrianus
|
Channe
|
Dasman,Yusar
|
Abdul,Yadi
|
Badri,Mutia
|
Cherry,Retno
|
Dirman,Asri
|
<!–Penambahan Spasi Kosong ke
bawah –>
Jenis Perlengkapan Sistem Abjad
Jenis-jenis peralatan kearsipan
sistem abjad adalah :
a) Filling Cabinet
b) Guide
c) Map Folder
d) Kotak Sortir
e) Kartu Indeks
Prosedur Penyimpanan Arsip
Langkah-langkah/prosedur penyimpanan
arsip:
- Pengumpulan Surat
Surat-surat yang berasal dari berbagai unit organisasi dikumpulkan pada bagian kearsipan. - Memeriksa
Petugas memeriksa apakah surat memang sudah benar-benar akan disimpan, dengan melihat adanya tanda “perintah simpan” (release mark) yang diterapkan oleh atasan di atas surat bersangkutan. Atau petugas memang yakin bahwa surat sudah selesai diproses dan boleh disimpan. - Mengindeks
Memilih nama yang akan dipakai sebagai identitas penyimpanan dan kemudian menguraikannya menjadi unit-unit untuk keperluan mengabjad.
Untuk surat masuk, yang dapat diindeks adalah nama pengiriman atau nama penanda tangan surat.
Contoh:
Nama Badan Pengirim adalah PT Waringin, dan penandatangannya adalah Sukoco Katim, SH. Biasanya yang dipilih sebagai indeksnya adalah Nama Badan, karena cendrung tidak berubah dibanding dengan nama penandatangan surat, kecuali surat perorangan.
Nama Badan Pengirim adalah PT Waringin, dan penandatangannya adalah Sukoco Katim, SH. Biasanya yang dipilih sebagai indeksnya adalah Nama Badan, karena cendrung tidak berubah dibanding dengan nama penandatangan surat, kecuali surat perorangan.
Cara Mengindeks:
PT.Waringin Indeks Waringin PT
Surat ini akan disimpan pada abjad W dan label mapnya adalah W.
Surat ini akan disimpan pada abjad W dan label mapnya adalah W.
4. Memberi Kode
Pada langkah ini nama atau kata tangkap yang sudah diindeks sebagai unit-unit diberi tanda. Misalnya, lingkaran dengan warna merah dan angka 1 untuk unit 1,angka 2 untuk unit 2 dan angka 3 unit 3 dan seterusnya.
Pada langkah ini nama atau kata tangkap yang sudah diindeks sebagai unit-unit diberi tanda. Misalnya, lingkaran dengan warna merah dan angka 1 untuk unit 1,angka 2 untuk unit 2 dan angka 3 unit 3 dan seterusnya.
Dengan
adanya tanda ini petugas dapat menempatkan surat di dalam map yang sudah ada,
atau membuatkan map individu baru bila surat-suratnya baru dipindahkan dari map
campuran karena jumlah suratnya sudah lebih dari 5 pucuk.
Dengan
adanya tanda/kode juga memudahkan petugas mengembalikan surat ke dalam laci,
bila surat keluar karena dipinjam.
- Menyortir
Adalah mengelompokkan surat kedalam kelompok abjad masing masing, agar memudahkan petugas mengerjakan langkah terakhir yaitu menyimpan. Sortir ini penting untuk surat-surat yang banyak, kalau suratnya sedikit (tidak lebih dari 25 pucuk) tidak perlu dilakukan sortir. Dengan adanya sortir, petugas didalam menyimpan surat tidak perlu pulang-balik dari meja ke almari arsip, tapi dapat menyimpannya perkelompok abjad. - Menempatkan
Pekerjaan ini harus dilakukan dengan hati hati. Kalau tejadi kekeliruan menempatkan surat pada map yang bukan seharusnya maka surat tersebut dapat disebut hilang. Bila volume surat yang disimpan cukup banyak, maka pencarian kembali akan sukar dilakukan. - Pemeliharaan, perawatan, penyiangan dan pemusnahan menurut peraturan yang berlaku.
Prosedur Penemuan Kembali (Finding)
Jika ada pihak lain yang
meminta/meminjam arsip yang disimpan, maka petugas arsip menempuh
langkah-langkah sebagai berikut:
- Menanyakan jenis arsip yang akan dipinjam.
- Menentukan kode berdasarkan nama yang telah di indeks.
- Mengambil arsip dari tempat penyimpanan dan menggantinya dengan bon pinjaman (out slip) bila yang dipinjam 1 lembar arsip. Jika yang dipinjam 1 folder harus dibuat out foldernya.
Cara
penyimpanan dan penemuan kembali arsip dalam lemari arsip sistem abjad.
Misalnya:
Surat diterima dari langganan Sukri Ahmad, diindeks menjadi Ahmad,Sukri
Setelah diindeks kodenya adalah A atau Ah , maka surat di simpan di dalam laci A-Z, di belakang guide A, di dalam folder A.
Misalnya:
Surat diterima dari langganan Sukri Ahmad, diindeks menjadi Ahmad,Sukri
Setelah diindeks kodenya adalah A atau Ah , maka surat di simpan di dalam laci A-Z, di belakang guide A, di dalam folder A.
Jika
kodenya dibuat Ah, maka surat dapat disimpan di dalam laci ABC,
di belakang guide A, di dalam folder Ah. Atau di dalam laci A,
di belakang guide A, di dalam folder Ah bagi yang membuat laci-laci
sebanyak abjad. Begitu juga dalam penemuan kembali arsip.
- Menyerahkan arsip kepada peminjam
Arsip yang diinginkan diberikan kepada peminjam.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sistem abjad ini merupakan sistem
penyimpanan yang sederhana dan mudah dalam menentukan dokumen, dimana petugas
bisa langsung ke file penyimpanan dan melihat huruf abjad, tanpa melalui alat
bantu seperti indeks yang disebut juga dengan sistem arsip langsung
(direct filing system)
ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM ABJAD :
a. Kode
Adalah tanda atau simbol yang dibubuhkan pada lembaran warkat. Kode ditulis dengan pensil pada lembaran warkat sebagai pedoman penyimpanan.
Adalah tanda atau simbol yang dibubuhkan pada lembaran warkat. Kode ditulis dengan pensil pada lembaran warkat sebagai pedoman penyimpanan.
b. Indeks
Suatu daftar atau tabel yang dipergunakan dalam pekerjaan kearsipan.
Suatu daftar atau tabel yang dipergunakan dalam pekerjaan kearsipan.
c. Mengindeks
Kegiatan membagi nama/judul atas beberapa unit.
Kegiatan membagi nama/judul atas beberapa unit.
d. Unit
Bagian terkecil dari suatu nama/judul.
Bagian terkecil dari suatu nama/judul.
e. Kode Arsip
Diambil dari abjad pertama dari unit pertama.
Diambil dari abjad pertama dari unit pertama.
Peraturan Mengindeks dan Memberi Kode Nama Organisasi dan
Perhimpunan
1.
Merancang
Daftar Klasifikasi
a. Nama Perorangan
b. Nama Perusahaan
c. Instansi Pemerintah
d. Nama Organisasi dan Perhimpunan
. 2. Jenis Perlengkapan Sistem Abjad
a. Filling Cabinet
b. Guide
c. Map Folder
d. Kotak Sortir
e. Kartu Indeks
f.
3.
Prosedur
Penyimpanan Arsip
a. Pengumpulan Surat.
b. Memeriksa
c.
Mengindeks
d. Memberi Kode
e. Menyorti.
f.
Menempatkan
g.
Pemeliharaan,
perawatan, penyiangan dan pemusnahan menurut peraturan yang berlaku.
4.
Prosedur
Penemuan Kembali (Finding)
Jika ada pihak lain yang
meminta/meminjam arsip yang disimpan, maka petugas arsip menempuh
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menanyakan jenis arsip yang akan
dipinjam.
b. Menentukan kode berdasarkan nama
yang telah di indeks.
c. Mengambil arsip dari tempat
penyimpanan dan menggantinya dengan bon pinjaman (out slip) bila yang dipinjam 1
lembar arsip. Jika yang dipinjam 1 folder harus dibuat out foldernya.
d. Menyerahkan arsip kepada peminjam
Arsip yang diinginkan diberikan kepada peminjam.
Arsip yang diinginkan diberikan kepada peminjam.
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, Hadi. 1990. Pola
Kearsipan Modern Sistem Kartu Kendali. PT. Cahaya Aksara Agung: Jakarta
Amsyah, Zulkifli. 2003. Manajemen
Kearsipan. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Barthos, Basir. 2003. Manajemen
Kearsipan. Bumi Aksara: Jakarta
Martono, Budi. 1993. Penataan
Berkas Dalam Manajemen Kearsipan. PT. Dharma Karsa Utama: Jakarta
Marzuki, 2002. Metodologi Riset.
Liberty: Yogyakarta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pengembangan
Sumber Daya Manusia. PT. Rineka Cipta: Jakarta
Sedarmayanti. 2003. Tata
Kearsipan Dengan Memanfaatkan Teknologi Modern. Mandar Maju: Bandung
Sugiarto, Agus dan Teguh Wahyono.
2005. Manajemen Kearsipan Eletronis. Gava Media: Yogyakarta
Supranto, Johannes. 2002. Metode
Riset. Rineka Cipta: Jakarta
Sutarto. 1981. Sekretaris dan
Tata Warkat. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
Syamsi, Ibnu. 1994. Sistem dan
Prosedur Kerja. Bumi Aksara: Jakarta
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 Tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Kearsipan. ANRI: Jakarta
Related Posts :
- Back to Home »
- makalah , penerbangan »
- MAKALAH KEARSIPAN (sistem abjad)