Archive for May 2016
Cerita panjang yang tak pernah ku inginkan hinggap
dikehidupanku.
Seringkali dalam kesendirianku ku renungi nasib
yang tanpa terasa mataku berbinar lembab
menetes membasahi pipiku.
Berbagai hal coba kulakukan untuk meredam keperihan
batin yang kuderita, namun hati tak kuasa menahan, fikiranku tak sanggup
menampung nya sehingga sering kali meluap dan menambah keletihan jiwa ku.
Ingin ku kembalikan keceriaan yang pernah kumiliki.
Kugali dalam jiwa ini semakin dalam mungkin masih
ada sedikit kebahagiaan yang tersisa namun tak jua kutemukan,
kekalutan mampu menutupi usahaku sehingga membuatku
merasakan keterpurukan semakin jauh.
Depresi ini mematahkan angan-angan bahagia yang
telah kurangkai sebelum dapat kuraih.
Ingatan ku masih segar ketika kulihat orang yang
harusnya menjadi panutan sudah tak lagi
bisa di ikuti.
Terngiang ngiang dikepalaku kata-kata kotor sumpah
serapah yang menyambar bak halilintar memcahkan benda keras.
Kupejamkan mata ini mencoba membuang jauh-jauh apa
yang telah terjadi namun rasanya sudah menggelayuti dan tertancap sangat dalam
di relung sukmaku sehingga tak mampu lagi aku melupakannnya..
Naluriku hampir saja tak mampu kudengar lagi karena
ketrbisingan dan kericuhan batin.
Ingin sekali ku berteriak membuang penat ini namun mulut
ini rasanya bungkam tak mampu berucap sepatah katapun.
Aku ingin berlari menjauh dari kericuhan dan
keramaian batin yang membuat dadaku sesak namun ragaku lemah karena terbakar lara.
Tuhan kehadiranMu hampir kulupakan, karena hati dan
jiwa ini sudah penuh dan sesak dengan kepedihan yang memusnahkan mimpi bahagia
yang kuciptakan bersama mereka orang-orang yang sebelumnya kukagumi.
aku berusaha meyakinkan diri mungkin ini adalah
bentuk kasih sayangMu, atau mungkin TeguranMu atas kealpaan yang selama ini
kami tidak pernah hiraukan.
Perlawanan sengit antara jiwa dan naluri ini
membuat jiwa ini hampir rapuh tanpa pertolonganMu.
Rasa sakit yang kuderita ini hamir meruntuhkan
dinding kesabaran dan jalan menuju
kehadiratMu.
Berkat Naluri selalu berusaha mengingatkan ku untuk
kebali kepadaMu dan memohon PetunjukMu.
Hati kecil ini berdo’a lirih ya Allah Yang maha
membolak-balikan hati, aku mohon kembalikanlah keadaan ini seperti semula.
Tak terasa
aku yang tiga bulan kemarin memasuki usia yang semakin matang disambut dengan
ujian yang selama ini tak pernah terlintas dalam fikiran ini.
Keluarga kecil ku dihantam gelombang badai yang
hampir saja memporak porandakannya.
Suasana rumah hari itu terasa sepi. seisi rumah
bungkam enggan mengeluarkan suara,
Suasana pagi yang biasanya hangat dengan
cengkramaan dan candaan tiga buah hatiku tak ku temukan lagi.
Suasana berubah menjadi dingin kaku menambah
kebekuan yang menyelimuti suasana hari ku. tak adalagi suguhan kopi yang setiap
pagi selalu kuhidangkan untuk suamiku sebelum berangkat kerja.
Hanya kedua buah hatiku yang masih duduk dibangku taman kanak-kanak yang
masih terlihat cerah dan belum dihinggapi kemelut ini.
Sementara putra sulungku yang saat ini sedang
menempuh studinya di jogjakarta tak ku tahu kabar beritanya hari ini, dia belum
pernah mnghubungi sejak dua hari kemarin.
Aku juga tak ingin membuyarkan konsentrasi kuliahnya
karena problematika keluarga yang sedang terjadi saat ini.
Sejak semalam ku kurung diriku dalam kamar sembari
meratapi nasib yang menimpaku.Sementara suamiku pagi-pagi sekali sudah
berangkat kekantor.
Kemelut ini bermula ketika suamiku memberitahuku bahwa
dia harus berangkat ke wilayah Sumbawa bebrapa
bulan untuk memantau proyek perumahan bersubisdi yang dimenangkan dipelelangkan
beberapa waktu lalu.
Suami ku yang merupakan salah seorang
karyawan perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi yang beberapa tahun
kemarin dipromosikan sebagai kepala seksi.
Awalnya tidak ada kergauan yang
terlintas dalam benakku untuk membiarkannya pergi melaksanakan tugasnya
diwilayah yang cukup jauh dari tempat kami tinggal.
Sebenarnya aku sudah terbiasa dengan hal semacam
itu karna tidak kali ini saja dia menangani proyek diluar daerah.
Bersambung................