MANAJEMEN BANDAR UDARA
Perbedaan Bandara komersil dan
Bandara yang Dikelola Oleh TNI-AU
A. Asal Muasal Bandar Udara
Pada masa
awal penerbangan, bandar udara hanyalah sebuah tanah lapang berumput yang bisa
didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah angin. Di masa Perang Dunia
I, bandar udara mulai dibangun permanen
seiring meningkatnya penggunaan pesawat
terbang dan landas pacu mulai terlihat seperti sekarang. Setelah perang, bandar udara mulai
ditambahkan fasilitas komersial untuk melayani penumpang. Sekarang, bandar udara bukan hanya tempat untuk
naik dan turun pesawat. Dalam perkembangannya, berbagai fasilitas ditambahkan
seperti toko-toko, restoran, pusat kebugaran, dan butik-butik merek ternama apalagi di bandara-bandara baru.
Kegunaan bandar udara selain sebagai
terminal lalu lintas manusia / penumpang juga sebagai terminal lalu lintas
barang. Untuk itu, di sejumlah bandar udara yg berstatus bandar udara
internasional ditempatkan petugas bea dan cukai. Di indonesia bandar udara yang
berstatus bandar udara internasional antara lain Polonia (Medan),
Soekarno-Hatta (Cengkareng), Djuanda (Surabaya), Sepinggan (Balikpapan),
Hasanudin (Makassar) dan masih banyak lagi. Bandara kebanyakan digunakan untuk
tujuan komersial namun ada beberapa bandara yang berfungsi sebagai landasan
pesawat militer. Pedoman-pedoman perencanaan bandara secara detail ada pada
peraturan-peraturan yang dikeluarkan FAA dan ICAO, di Indonesia sendiri
aturan-aturan tersebut tercakup dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 70 tahun 2001 tentang Kebandarudaraan dan Kepmen Perhubungan No. KM 44
Tahun 2002 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional. Bandara memiliki dua area
berbeda yaitu sisi darat dan sisi udara. kebutuhan-kebutuhan yang berbeda pada
dua bagian tersebut terkadang saling bertentangan antara satu kegiatan dengan
kegiatan lainnya. Misalnya kegiatan keamanan membatasi sedikit mungkin hubungan
(pintu-pintu) antara sisi darat (land side) dan sisi udara (air side),
sedangkan kegiatan pelayanan memerlukan sebanyak mungkin pintu terbuka dari
sisi darat ke sisi udara agar pelayanan berjalan lancar. Kegiatan-kegiatan itu
saling tergantung satu sama lainnya sehingga suatu kegiatan tunggal dapat
membatasi kapasitas dari keseluruhan kegiatan.
B.
Pengertian Bandar Udara
Bandar Udara adalah kawasan di
daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai
tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar
muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta
fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.
Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation
Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau
perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik
secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan
pesawat.
Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero)
Angkasa Pura adalah "lapangan udara,
termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk
menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".
Bandar udara (disingkat: bandara) atau pelabuhan
udara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat
terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar udara yang paling
sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar
biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan
penerbangan maupun bagi penggunanya. bandar udara populer juga dengan istilah airport merupakan sebuah fasilitas di
mana pesawat terbang seperti pesawat udara dan helikopter dapat lepas landas dan mendarat. Suatu bandar udara yang paling sederhana minimal memiliki
sebuah landasan pacu atau helipad ( untuk pendaratan helikopter),
sedangkan untuk bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas
lain, baik untuk operator layanan penerbangan.
C. Peran Bandar Udara
Bandar udara
memiliki peran sebagai:
1. Simpul dalam
jaringan transportasi udara yang digambarkan sebagai titik lokasi bandar udara
yang menjadi pertemuan beberapa jaringan dan rute penerbangan sesuai hierarki
bandar udara;
2. Pintu gerbang
kegiatan perekonomian dalam upaya pemerataanpembangunan, pertumbuhan dan
stabilitas ekonomi sertakeselarasan pembangunan nasional dan pembangunan daerah
yang digambarkan sebagai lokasi dan wilayah di sekitar bandar udara yang
menjadi pintu masuk dan keluar kegiatan perekonomian;
3. Tempat
kegiatan alih moda transportasi, dalam bentuk interkoneksi antar moda pada
simpul transportasi guna memenuhi tuntutan peningkatan kualitas pelayanan yang
terpadu dan berkesinambungan yang digambarkan sebagai tempat perpindahan moda
transportasi udara ke moda transportasi lain atau sebaliknya;
4. Pendorong dan
penunjang kegiatan industri, perdagangan dan/atau pariwisata dalam menggerakan
dinamika pembangunan nasional, serta keterpaduan dengan sektor pembangunan
lainnya, digambarkan sebagai lokasi bandar udara yang memudahkan transportasi
udara pada wilayah di sekitamya;
5.
Pembuka isolasi daerah, digambarkan dengan lokasi bandar udara yang dapat
membuka daerah terisolir karena kondisi geografis dan/atau karena sulitnya moda
transportasi lain;
6.
Pengembangan daerah perbatasan, digambarkan dengan lokasi bandar udara yang
memperhatikan tingkat prioritas pengembangan daerah perbatasan Negara Kesatuan
Republik Indonesia di kepulauan dan/atau di daratan;
7.
Penanganan bencana, digambarkan dengan lokasi bandar udara yang memperhatikan
kemudahan transportasi udara untuk penanganan bencana alam pada wilayah
sekitarnya;
8.
Prasarana memperkokoh Wawasan Nusantara dan kedaulatan negara, digambarkan
dengan titik-titik lokasi bandar udara yang dihubungkan dengan jaringan dan
rute penerbangan yang mempersatukan wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
D.
Pembangunan Bandar Udara
Bandar
udara sebagai bangunan gedung dengan fungsi khusus, pembangunannya wajib
memperhatikan ketentuan keselamatan & keamanan penerbangan, mutu pelayanan
jasa kebandarudaraan, kelestarian lingkungan serta keterpaduan intermoda &
multimoda.
Izin mendirikan bangunan Bandar
udara ditetapkan oleh pemerintah setelah berkoordinasi dengan pemerintah
daerah.
Izin diterbitkan setalah memenuhi
persyaratan :
-Bukti kepemilikan dan/atau
penguasaan lahan
-Rekomendasi yang diberikan oleh
instansi terkait terhadap utilitas & aksesibilitas dalam penyelenggaraan Bandar udara
-Bukti penetapan lokasi Bandar
udara
-Rancangan teknik terinci
fasilitas pokok Bandar udara
-Kelestarian lingkungan
E. Fasilitas bandar udara
Fasilitas bandar udara yang
terpenting adalah:
Sisi Udara
(Air Side)
- Landas Pacu / Run way
Runway
adalah salah satu bangunan atau icon yang sangat mencolok di suatu bandara.
Karena memang semua bandara memiliki runway. Pengertian runway tersendiri ialah
wilayah berbentuk persegi panjang di atas lapangan terbang yang digunakan untuk
pendaratan dan lepas landas pesawat.
Panjang dan lebar runway di setiap bandara berbeda, sesuai dengan kebutuhan,keadaan
obstacle sekitar bandara, dll. Kekuatan runway juga berbeda-beda, dalam bahasa
penerbangan kekuatan runway/bangunan lainnya di bandara lebih dikenal dengan
sebutan PCN (Pavement Classification Number). PCN juga ditentukan sesuai dengan
kebutuhan suatu bandara, dari pesawat apa yang akan menggunakan runway bandara
tersebut, semuanya ada hitung-hitungannya. Panjangnya landas pacu biasanya
tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandar udara perintis
yang melayani pesawat kecil, landasan cukup dari rumput ataupun tanah diperkeras (stabilisasi). Panjang landasan perintis umumnya
1.200 meter dengan lebar 15 meter, misal melayani Twin Otter, Cessna, dll.
pesawat kecil berbaling-baling dua (umumnya cukup 600-800 meter saja).
Sedangkan untuk bandar udara yang agak ramai dipakai konstruksi aspal, dengan panjang 1.800 meter dan lebar 20 meter. Pesawat yang dilayani
adalah jenis turbo-prop atau
jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker-28, dlsb. Pada bandar udara
yang ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan panjang 3.600 meter dan
lebar 30 meter. Pesawat yang dilayani adalah jet sedang seperti Fokker-100,
DC-10, B-747, Hercules, dlsb. Bandar udara international terdapat lebih dari
satu landasan untuk antisipasi ramainya lalu lintas.
- Apron
Adalah
tempat parkir pesawat yang dekat dengan bangunan terminal, sedangkan taxiway
menghubungkan apron dan run-way. Konstruksi apron umumnya beton bertulang,
karena memikul beban besar yang statis dari pesawat.
- ATC (Air Traffic Control)
Untuk keamanan dan pengaturan,
terdapat Air Traffic Controller, berupa menara khusus pemantau yang dilengkapi radio control dan radar.
Fungsi dari ATC, adalah:
1.
Mencegah tabrakan pesawat terbang,
2.
Mencegah tabrakan pesawat terbang dengan kendaraan/ halangan di daratan,
3.
Menjaga keteraturan dan mempercepat arus lalu lintas udara (LLU).
Tinggi tower di suatu bandara
berbeda-beda tergantung kebutuhan bandara tersebut.
- Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan, maka disediakan unit penanggulangan kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong dan pemadan kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam kebakaran, ambulance, dll. peralatan penolong dan pemadam kebakaran
- Air craft fuel facilities (fasilitas bahan bakar)
- Navigational aids (alat bantu navigasi)
Sisi Darat (Land Side)
· Terminal bandar udara atau concourse adalah
pusat urusan penumpang yang datang atau pergi. Di dalamnya terdapat counter
check-in, (CIQ, Carantine - Inmigration - Custom) untuk bandar udara
internasional, dan ruang tunggu serta berbagai fasilitas untuk kenyamanan
penumpang. Di bandar udara besar, penumpang masuk ke pesawat melalui
aviobridge. Di bandar udara kecil, penumpang naik ke pesawat melalui tangga
yang bisa dipindah-pindah.
· Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam
bangunan terminal
· Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan pengantar/penjemput,
termasuk taksi
· Penjualan tiket, tempat untuk menjual tiket yang berada di terminal
· Petugas imigrasi, untuk penerbangan internasional.
· Tempat pertokoan, untuk penumpang yang ingin berbelanja oleh-oleh atau
hanya sekedar jalan-jalan.
· Tempat parkir mobil umum yaitu untuk parkir para penumpang dan
pengantar/penjemput, termasuk taksi.
F.
Daftar bandar udara di Indonesia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
Berikut ini
adalah daftar bandar udara di Indonesia beserta kode IATA masing-masing, tetapi tidak semua bandara memilki kode IATA:
Internasional
- BTH - Bandar Udara Internasional Hang Nadim, Batam
- BTJ - Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda , Banda Aceh
- MES - Bandar Udara Internasional Polonia, Medan
- KMU - Bandar Udara Internasional Kuala Namu, Medan
- PDG - Bandar Udara Internasional Minangkabau, Kota Padang
- PKU - Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru
- PLM - Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang
- TNJ - Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang
- BDO - Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara, Bandung
- CGK - Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
- JOG - Bandar Udara Internasional Adi Sucipto, Yogyakarta
- SOC - Bandar Udara Internasional Adisumarmo, Solo
- SRG - Bandar Udara Internasional Achmad Yani, Semarang
- SUB - Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya
- DPS - Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Denpasar
- LOP - Bandar Udara Internasional Lombok, Lombok Tengah
Kalimantan
Tengah
- PKY – Bandar Udara Tjilik Riwut – Palangka Raya
- MTW – Bandar Udara Beringin – Muara Teweh
- PKN – Bandar Udara Iskandar – Pangkalan Bun
- SMQ – Bandar Udara H. Asan – Sampit
· TBM – Bandar Udara Tumbang Samba – Katingan
· WAOU – Bandar Udara Sanggu – Buntok
· ??? – Bandar Udara Dirung Lingkin
- Purukcahu
Kalimantan
Timur
- TRK – Bandar Udara Internasional Juwata – Tarakan
- SRI – Bandar Udara Temindung – Samarinda
- BEJ – Bandar Udara Internasional Kalimarau – Berau
- BXT – Bandar Udara Bontang – Bontang
- BPN – Bandar Udara Internasional Sepinggan – Balikpapan
- BEJ – Bandar Udara Kalimarau – Tanjung Redeb
- NNX – Bandar Udara Nunukan – Nunukan
- TNB – Bandar Udara Tanah Grogot – Tanah Grogot
- KOD – Bandar Udara Kotabangun – Kutai Kartanegara
- SZH – Bandar Udara Senipah – Kutai Kartanegara
- DTD – Bandar Udara Datah Dawai – Kutai Barat
- TSX – Bandar Udara Tanjung Santan – Marang Kayu, Kutai Kartanegara
- SGQ – Bandar Udara Sangkimah – Sangatta, Kutai Timur
- MLK – Bandar Udara Melalan – Sendawar, Kutai Barat
- LBW – Bandar Udara Yuvai Semaring – Krayan
- BYQ – Bandar Udara Bunyu – Pulau Bunyu, Bulungan
- NAF – Bandar Udara Banaina – Bulungan
- TJS – Bandar Udara Tanjung Harapan – Tanjung Selor, Bulungan
- MLN – Bandar Udara R.A. Bessing – Malinau
- LPU – Bandar Udara Long Ampung – Kayan Selatan, Malinau
Kalimantan Selatan
- BDJ – Bandar Udara Internasional Syamsuddin Noor – Banjarmasin
- TJG – Bandar Udara Warukin – Tanjung
- KBU – Bandar Udara Stagen – Kotabaru
- BTW – Bandar Udara Bersujud – Batulicin
Kalimantan
Barat
- PNK – Bandar Udara Internasional Supadio – Pontianak
- PSU – Bandar Udara Pangsuma – Putussibau
- KTG – Bandar Udara Rahadi Oesman – Ketapang
- SQG – Bandar Udara Susilo – Sintang
- NPO – Bandar Udara Nanga Pinoh – Nanga Pinoh, Melawi
- MDC - Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi, Manado
- UPG - Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar
Ket: Bandar udara internasional memiliki 2 jenis penerbangan, yaitu
penerbangan internasional dan penerbangan domestik.
Domestik
- BKS - Bandar Udara Fatmawati Soekarno, Bengkulu
- TKG - Bandar Udara Radin Inten II, Bandar Lampung
- DJB - Bandar Udara Sultan Thaha Syaifuddin, Jambi
- PGK - Bandar Udara Depati Amir, Pangkal Pinang
- SBG - Bandar Udara Maimun Saleh, Sabang
- LSX - Bandar Udara Lhok Sukon, Aceh Utara
- LSW - Bandar Udara Malikus Saleh, Lhokseumawe
- MEQ - Bandar Udara Cut Nyak Dhien, Nagan Raya
- TPK - Bandar Udara Teuku Cut Ali, Tapaktuan
- SKL - Bandar Udara Syekh Hamzah Fansyuri, Singkil
- SNB - Bandar Udara Lasikin, Sinabang
- SIW - Bandar Udara Sibisa, Toba Samosir
- BRT - Bandar Udara Barita, Parbaba
- SQT - Bandar Udara Silangit, Siborong-borong
- SIX - Bandar Udara Dr. Ferdinand Lumban Tobing, Sibolga
- AEG - Bandar Udara Aek Godang, Padang Sidempuan
- GNS - Bandar Udara Binaka, Gunung Sitoli
- LSE - Bandar Udara Lasondre, Pulau-pulau Batu
- DUM - Bandar Udara Pinang Kampai, Dumai
- SEQ - Bandar Udara Sungai Pakning, Bengkalis
- PPR - Bandar Udara Pasir Pengaraian, Pasir Pengaraian
- SIQ - Bandar Udara Dabo, Singkep
- RGT - Bandar Udara Japura, Rengat
- TJB - Bandar Udara Sei Bati, Karimun
- NTX - Bandar Udara Ranai, Natuna
- MWK - Bandar Udara Matak, Pal Matak
- RKO - Bandar Udara Rokot, Sipura
- KRC - Bandar Udara Depati Parbo, Kerinci
- MPC - Bandar Udara Mukomuko, Mukomuko
- PGK - Bandar Udara Depati Amir, Pangkalpinang
- TJQ - Bandar Udara H. A. S. Hanandjoeddin , Tanjung Pandan
- LLG - Bandar Udara Silampari, Lubuklinggau
- PDO - Bandar Udara Pendopo, Empat Lawang
- PLL - Bandar Udara Pendopo, Melik City
- HLP - Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta
- MLG - Bandar Udara Abdul Rachman Saleh, Malang
- MAN - Bandar Udara Iswahyudi, Madiun
- PCB - Bandar Udara Pondok Cabe, Pamulang
- PPJ - Bandar Udara Pulau Panjang, Kepulauan Seribu
- SWQ - Bandar Udara Brangbiji, Sumbawa Besar
- LYK - Bandar Udara Lunyuk, Sumbawa
- BMU - Bandar Udara Muhammad Salahuddin, Bima
- BSX - Bandar Udara El Tari, Kupang
- LBJ - Bandar Udara Komodo, Manggarai Barat
- RTG - Bandar Udara Frans Sales Lega, Ruteng
- TMC - Bandar Udara Tambolaka, Waikabubak
- WGP - Bandar Udara Umbu Mehang Kunda, Waingapu
- BJW - Bandar Udara Soa, Bajawa
- ENE - Bandar Udara H Hasan Aroeboesman, Ende
- MOF - Bandar Udara Wai Oti, Maumere
- LKA - Bandar Udara Gewayantana, Larantuka
- LWE - Bandar Udara Wonopito, Lewoleba
- ARD - Bandar Udara Mali, Alor
- RTI - Bandar Udara Lekunik, Rote
- SAU - Bandar Udara Tardamu, Pulau Sawu
- ABU - Bandar Udara Haliwen, Atambua
- KTG - Bandar Udara Rahadi Oesman, Ketapang
- SQG - Bandar Udara Susilo, Sintang
- NPO - Bandar Udara Nanga Pinoh, Nanga Pinoh
- PSU - Bandar Udara Pangsuma, Putussibau
- PKY - Bandar Udara Tjilik Riwut, Palangka Raya
- PKN - Bandar Udara Iskandar, Pangkalan Bun
- TBM - Bandar Udara Tumbang Samba, Katingan
- SMQ - Bandar Udara H. Asan, Sampit
- MTW - Bandar Udara Beringin, Muara Teweh
- BDJ - Bandar Udara Syamsuddin Noor, Banjarmasin
- TJG - Bandar Udara Warukin, Tanjung
- BTW - Bandar Udara Bersujud, Batulicin
- KBU - Bandar Udara Stagen, Kotabaru
- DTD - Bandar Udara Datah Dawai, Kutai Barat
- KOD - Bandar Udara Kotabangun, Kutai Kartanegara
- MLK - Bandar Udara Melalan, Melak
- SGQ - Bandar Udara Sangkimah, Sangatta
- MXB - Bandar Udara Andi Djemma, Masamba
- BUW - Bandar Udara Betoambari, Bau-bau
- GTO - Bandar Udara Jalaluddin, Gorontalo
- SQR - Bandar Udara Inco Soroako Waws, Sorowako
- PSJ - Bandar Udara Kasiguncu, Poso
- TLI - Bandar Udara Lalos, Tolitoli
- LWU - Bandar Udara Lagaligo , Luwu
- MJU - Bandar Udara Tampa Padang, Mamuju
- MNA - Bandar Udara Melonguane, Melonguane
- BJG - Bandar Udara Mopait, Bolaang Mongondow
- PLW - Bandar Udara Mutiara, Palu
- NAH - Bandar Udara Naha, Tahuna
- UOL - Bandar Udara Pogugol, Buol
- PUM - Bandar Udara Sangia Ni Bandera, Pomalaa
- TTR - Bandar Udara Pongtiku, Tana Toraja
- RAQ - Bandar Udara Sugimanuru, Raha
- LUW - Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir, Luwuk
- KDI - Bandar Udara Internasional Haluoleo, Kendari
- SLY - Bandar Udara H. Aroeppala , Selayar
- WKB - Bandar Udara Matahora , Wangi-wangi
- MRG - Bandar Udara Maranggo , Pulau Tomia
- AHI - Bandar Udara Amahai, Masohi
- NDA - Bandar Udara Bandaneira, Banda
- DOB - Bandar Udara Dobo, Kepulauan Aru
- LUV - Bandar Udara Dumatubun, Langgur
- SQN - Bandar Udara Emalamo, Sanana
- GLX - Bandar Udara Gamarmalamo, Galela
- GEB - Bandar Udara Gebe, Gebe
- KAZ - Bandar Udara Kuabang, Tobelo
- MAL - Bandar Udara Mangole, Mangole
- ??? - Bandar Udara Moa, Moa [1]
- NAM - Bandar Udara Namlea, Namlea
- NRE - Bandar Udara Namrole, Namrole
- BJK - Bandar Udara Nangasuri, Benjina
· bandar udara pattimura (ambon)
- RSK - Bandar Udara Abresso, Manokwari
- AGD - Bandar Udara Anggi, Anggi
- AAS - Bandar Udara Apalapsili, Jayawijaya
- ARJ - Bandar Udara Arso, Arso
- AYW - Bandar Udara Ayawasi, Sorong
- BXB - Bandar Udara Babo, Babo
- BXD - Bandar Udara Bade, Merauke
- BXM - Bandar Udara Batom, Pegunungan Bintang
- NTI - Bandar Udara Bintuni, Bintuni
- BUI - Bandar Udara Bokondini, Jayawijaya
- DRH - Bandar Udara Dabra, Puncak Jaya
- ELR - Bandar Udara Elilim, Jayawijaya
- EWI - Bandar Udara Enarotali, Enarotali
- EWE - Bandar Udara Ewer, Merauke
- ILA - Bandar Udara Illaga, Paniai
- IUL - Bandar Udara Ilu, Puncak Jaya
- INX - Bandar Udara Inanwatan, Inanwatan
- SOQ - Bandar Udara Jeffman, Sorong
- FOO - Bandar Udara Yemburwo., Numfor Timur
- KBX - Bandar Udara Kambuaya, Sorong Selatan
- KCD - Bandar Udara Kamur, Asmat
- KBF - Bandar Udara Karubaga, Jayawijaya
- KEQ - Bandar Udara Kebar, Manokwari
- LLN - Bandar Udara Kelila, Jayawijaya
- KEI - Bandar Udara Kepi, Merauke
- KMM - Bandar Udara Kimaan, Merauke
- KOX - Bandar Udara Kokonao, Mimika
- LHI - Bandar Udara Lereh, Jayapura
- ZRM - Bandar Udara Mararena, Sarmi
- RDE - Bandar Udara Merdey, Manokwari
- MDP - Bandar Udara Mindiptana, Boven Digoel
- ONI - Bandar Udara Moanamani, Dogiyai
- LII - Bandar Udara Mulia, Puncak Jaya
- MUF - Bandar Udara Muting, Merauke
- NBX - Bandar Udara Nabire, Nabire
- OBD - Bandar Udara Obano, Nabire
- OKQ - Bandar Udara Okaba, Puncak Jaya
- OKL - Bandar Udara Oksibil, Pegunungan Bintang
· BIK- Bandar Udara Franskaisepo, Biak
Pangkalan militer
- PDG - Bandar Udara Tabing, Padang
- PKU - Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru
- TRK - Bandar Udara Juwata, Tarakan
- AKQ - Bandar Udara Astraksetra, Way Tuba
- MAN - Bandar Udara Wiridinata, Tasikmalaya
- IWH - Bandar Udara Iswahyudi, Madiun
- ATS - Bandar Udara Atang Sendjaja, Bogor
- ??? - Bandar Udara Suryadarma Kalijati, Subang
- ??? - Bandar Udara Sulaiman Margahayu, Bandung
- SKI - Bandar Udara Sugiri Sukani Jatiwangi, Majalengka
- GDA - Bandar Udara Gorda Cikande, Serang
- GDA - Bandar Udara Budiarto Curug, Tangerang
- MRT - Bandar Udara Pitu, Morotai - Halmahera Utara
- ??? - Bandar Udara Cakrabuana Ciperna, Kabupaten Cirebon
- BTH - Bandar Udara Internasional Hang Nadim, Batam
G. Perbedaan Pangkalan Udara Dengan Bandar
Udara
Menurut UU Penerbangan yang baru
tersebut yaitu UU no 1 tahun 2009, definisi bandar udara dan pangkalan udara
adalah sebagai berikut:
Bandar Udara (sering disingkat sebagai bandara) adalah
kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan
sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang,
bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi,
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta
fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.
Pangkalan Udara (sering disingkat sebagai lanud) adalah kawasan di daratan dan/atau di
perairan dengan batas-batas tertentu dalam wilayah Republik Indonesia yang
digunakan untuk kegiatan lepas landas dan pendaratan pesawat udara guna
keperluan pertahanan negara oleh Tentara Nasional Indonesia.
Istilah bandar udara dan pangkalan
udara sebenarnya merujuk pada area atau fasilitas yang sama. Perbedaannya
terletak pada fungsinya apakah untuk kepentingan penerbangan sipil atau
penerbangan militer. Bandar Udara adalah istilah yang umumnya
dipergunakan untuk kegiatan penerbangan sipil (civil aviation), sedangkan pangkalan udara adalah istilah yang
umumnya dipergunakan untuk kegiatan penerbangan militer (pertahanan negara).
Permasalahannya, terkadang menjadi
rancu karena ada beberapa bandara dan lanud itu sebenarnya merupakan satu obyek
atau area yang sama. Bedanya hanyalah pada kepentingan untuk kepentingan
penerbangan militer dan penerbangan sipil, yang secara fisik tampak pada lokasi
parkir pesawat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dan terminal
penumpangnya berikut aksesnya ke moda transportasi lainnya. Contohnya adalah
Lanud Halim Perdanakusuma milik TNI AU yang juga dipergunakan sebagai bandar
udara untuk penerbangan sipil yang dioperasikan oleh PT Angkasa Pura II
(Persero). Lanud Adisutjipto Yogyakarta dan Lanud Adisumarmo Surakarta,
keduanya merupakan pangkalan udara untuk penerbangan militer TNI AU dan di
dalamnya juga dipergunakan untuk melayani penerbangan sipil sehingga juga
disebut Bandara Adisutjipto dan Bandara Adisumarmo yang dioperasikan oleh PT
Angkasa Pura I (Persero). Lanud Ahmad Yani Semarang merupakan pangkalan militer
untuk penerbangan TNI AD, dan di dalamnya juga dipergunakan untuk melayani
penerbangan sipil yang dioperasikan oleh PT Angkasa Pura I (Persero). Demikian
pula Lanud Juanda Surabaya sejatinya merupakan pangkalan militer TNI AL.
Fasilitas terbangun di sebelah utara runway merupakan fasilitas atau bangunan untuk
penerbangan sipil yang dioperasikan oleh PT Angkasa Pura I (Persero).
Bandara-bandara yang berada di kawasan pangkalan udara tersebut sering disebut
sebagai civil enclave airport
(kurang lebih berarti bandar udara sipil dalam kawasan militer).
Sebaliknya kegiatan penerbangan
militer yang menumpang pada bandar udara sipil disebut military enclave airport. Contohnya adalah Bandara Sepinggan
Balikpapan dan Bandara Juwata Tarakan. Di kedua bandara tersebut terdapat
fasilitas militer untuk kepentingan penerbangan militer.
Beberapa bandar udara di Indonesia
juga dibuat dan dioperasikan secara murni sebagai bandar udara untuk melayani
penerbangan sipil. Contohnya adalah: Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Bandara
Sultan Hasanuddin Makassar (terminal baru dan airside area yang baru), dan
beberapa bandar udara lainnya. Lantas, untuk penerbangan dinas kepolisian itu
termasuk penerbangan militer atau penerbangan sipil? Sesuai dengan UU
Penerbangan tersebut, penerbangan selain kepentingan pertahanan negara pada dasarnya
mengacu dan tunduk pada otoritas penerbangan sipil sehingga penerbangan dinas
kepolisian termasuk sebagai penerbangan sipil. Selain itu, dalam UU Kepolisian
yang baru pun sebenarnya didefinisikan dengan jelas bahwa kepolisian merupakan
institusi sipil dan status personil kepolisian adalah termasuk sebagai pegawai
negeri sipil.
Bandar udara yaitu untuk
menangani penerbangan sipil, mempunyai fungsi yang utama untuk kegiatan
transportasi massal bagi masyarakat yang mengutamakan keselamatan. Sedangkan
Lanud mempunyai fungsi utama sebagai kegiatan militer untuk mempertahankan
negara ini.
H.
Lapangan Udara
Lapangan Udara atau yang
sering disebut lanud yaitu dikelola dan digunakan untuk kepentingan TNI-AU
untuk pertahanan negara. Di Lanud terdapat juga pusat latihan terbang militer,
untuk tempat latihan dan pembelajaraan
bagi para TNI-AU.
Lanud juga memiliki hanggar dan
apron sendiri tidak digabung bersama bandara komersial. Runway yang digunakan
untuk kegiatan militer ini ada yang menggunakan runway yang sama dengan
kegiatan komersial ada juga yang tidak.
Untuk tiket yang digunakan para
TNI-AU dalam melaksanakan tugasnya yaitu dengan menggunakan surat tugas yang
dikeluarkan oleh komanda. Check-in counternya pun terpisah dengan dengan
kegiatan penerbangan komersial. Umumnya fasilitas Lanud sama dengan fasilitas
bandar udara komersial dalam sisi udara namun berbeda dari sisi darat.
Fungsi lanud antara lain untuk
menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Tempat kegiatan dan pelatihan para TNI-AU.
Lanud umumnya kurang safety
dibanding bandara komersial, karena para TNI-AU dituntut siap,cepat dan sigap.
Contohnya dalam hal landing, umumnya para TNI-AU turun menggunakan tali.
Perbedaan Bandara Komersil dengan Bandara di bawah Pengelolaan TNI
Perbedaan Bandara Komersil dengan Bandara di bawah Pengelolaan TNI
Dilihat dari
pendeskripsian secara umum di atas
- Bandara Komersil
- Dibangun untuk menunjang kegiatan moda transportasi udara.
- Keuntungan menjadi tujuan bersama.
- Memiliki fasilitas pelayanan penumpang dan cargo
- Semua orang dapat masuk ke dalam wilayah bandara. (syarat dan ketentuan berlaku) .
- Kegiatan operasionalnya dibiayai oleh dirinya sendiri melalui penganggaran internalnya.
- Berada di bawah pengawasan kementerian transportasi.
- Pangkalan Udara
·
Dibangun untuk menunjang pertahanan Negara
·
Keamanan wilayah NKRI menjadi tujuan bersama.
·
Tidak memiliki fasilitas pelayanan penumpang dan cargo.
·
Hanya orang yang berkepentingan yang dapat memasuki
wilayahnya
·
Kegiatan operasionalnya mendapat bantuan dari Negara..
·
Berada di bawah kementerian pertahanan
Namun dibalik perbedaan di atas, keduanya memiliki beberapa persamaan
antara lain :
- Bandara Komersil
·
Memiliki Fasilitas pelayanan Pesawat udara.
·
Memiliki fungsi dan infrastruktur sama sebagai pendaratan, penempatan
dan penyimpanan pesawat udara.
·
Memiliki organisasi pegawai bandara.
·
Memiliki petugas pelaksana kegiatan operasional bandara (ATC,
Marshalling, Ground, dll).
- Pangkalan Udara
·
Memiliki Fasilitas pelayanan Pesawat udara.
·
Memiliki fungsi dan infrastruktur sama sebagai pendaratan, penempatan
dan penyimpanan pesawat udara.
·
Memiliki organisasi pegawai bandara.
·
Memiliki petugas pelaksana kegiatan operasional bandara (ATC,
Marshalling, Ground, dll).
Berikut adalah nama-nama lapangan
udara:
Koopsau
I
Tipe A :
Tipe B :
Tipe C :
Tipe D :
Rencana Pembangunan :
Koopsau II
Tipe A :
Tipe B :
Tipe C :
Tipe D :
Kodikau
Pangkalan
militer
- PDG - Bandar Udara Tabing, Padang
- PKU - Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru
- TRK - Bandar Udara Juwata, Tarakan
- AKQ - Bandar Udara Astraksetra, Way Tuba
- MAN - Bandar Udara Wiridinata, Tasikmalaya
I.
Disepakati, Penggunaan Bersama Bandara
JAKARTA,
KOMPAS.com — PT Angkasa Pura II (Persero)
menandatangani kesepakatan bersama tentang penggunaan bersama bandar udara dan
pangkalan udara dengan TNI Angkatan Udara, Senin (31/1/2011) ini di Bali.
Penandatanganan
tersebut mengacu pada keputusan bersama tiga menteri, yaitu Menteri Pertahanan
Keamanan/Panglima ABRI, Menteri Perhubungan, dan Menteri Keuangan, pada 21
Agustus 1975 tentang Dasar-dasar Penggunaan Bersama Pangkalan/Pelabuhan Udara.
"Kesepakatan
ini sedianya menjadi pedoman para pihak dalam kerja sama ke depan. Salah satu
tujuannya adalah mencegah timbulnya permasalahan dalam kegiatan operasional
pangkalan udara ataupun bandar udara, baik untuk kegiatan penerbangan sipil
maupun penerbangan militer. Utamanya adalah untuk meningkatan kualitas
pelayanan kepada masyarakat sebagai pengguna jasa," kata Direktur Utama PT
Angkasa Pura II Tri S Sunoko.
Tri
menjelaskan, kesepakatan bersama yang telah dibuat dengan melibatkan pula
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan PT Angkasa Pura I ini akan
ditindaklanjuti dengan membuat kesepakatan bersama secara personal di
masing-masing bandar udara atau pangkalan udara yang digunakan bersama antara
Mabes TNI AU dan Ditjen Perhubungan Udara mengenai batas lahan/tanah,
operasionalisasi, dan kompensasi dalam bentuk fasilitas pangkalan udara.
Dirjen
Herry Bakti mengatakan, kesepakatan ini sedianya akan membawa keuntungan pula
bagi maskapai untuk meningkatkan efisiensi operasional dan pengembangan bisnis
bagi maskapai ataupun operator pengelola bandara.
"Selain
60 bandara yang sudah dikerjasamakan, dalam waktu dekat ini kita rencanakan
untuk membuka lagi operasional penerbangan enklave sipil baru di Morotai dan
Saumlaki, menggunakan pangkalan udara militer di sana. Tujuannya untuk memicu
peningkatan kegiatan ekonomi kelautan masyarakat setempat," kata dia.
Dari
total 60 bandara yang telah dikerjasamakan, 11 bandara di antaranya berstatus
enklave sipil atau operasional penerbangan sipil yang dilakukan di landasan
udara milik TNI AU.
Sementara
49 bandara sisanya berstatus enklave militer, atau kegiatan penerbangan militer
yang memanfaatkan fasilitas bandar udara. Dari total jumlah tersebut, Angkasa
Pura II mengelola satu bandara berstatus enklave sipil, yaitu Bandara Husein
Sastranegara Bandung dan sembilan bandara berstatus enklave militer yang
meliputi Sultan Iskandar Muda (Aceh), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Bandara
Raja Haji Fisabililah (Tanjung Pinang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru),
Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang), dan Soepadio (Pontianak).
J.
Penggunaan Bersama Bandar Udara & Pangkalan Udara
Dalam keadaaan tertentu pangkalan
udara dapat digunakan bersama sebagai bandar udara.
Penggunaan bersama suatu bandar
udara atau pangkalan udara dilakukan dengan memperhatikan :
a.
Kebutuhan pelayanan jasa transportasi udara
b.
Keselamatan, keamanan & kelancaran penerbangan
c.
Keamanan & pertahanan Negara
d.
Peraturan perundang-undangan
Dalam keadaan damai, pangkalan udara
yang digunakan bersama sebagai bandar udara berlaku ketentuan penerbangan
sipil.
Pengawasan & pengendalian
penggunaan kawasan keselamatan operasi penerbangan pada pangkalan udara yang
digunakan bersama dilaksanakan oleh otoritas bandar udara setelah mendapat izin
dari instansi terkait.
Bandar
udara & pangkalan udara yang digunakan secara bersama ditetapkan dengan keputusan Presiden.
Penutup
3.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulannya
ialah walaupun secara umum antara bandara komersil dengan pangkalan udara
memiliki cukup banyak perbedaan yang mendasar, namun kenyataannya keduanya
dapat dipersatukan dalam satu wadah bandara/pangkalan udara secara
bersama-sama, keduanya dapat menggunakan serta memanfaatkan wadah tersebut
dengan harmonis. Sebagai contoh bandara adi soemarmo, di mana dahulu ini adalah
sebuah pangkalan udara adi soemarmo, namun saat ini juga digunakan juga sebagai
bandara komersil yang dikelola oleh Angkasa Pura 1, untuk bandaranya sendiri
saat ini sudah tidak bersebelahan lagi dengan pangkalan udara, angkasa pura
sudah membangun terminal baru di sisi utara yang digunakan sebagai bandara,
namun masih tetap menggunakan 1 runway, personil ATCnya pun masih mayoritas
anggota TNI AU sampai saat ini.
3.2 Saran
Saran saya sebagai
penulis agar keharmonisan kedua pengelola ini dalam satu wadah tetap terjaga
agar tercipta kelancaran operasional penerbangan di wilayahnya, selain itu saya
selaku penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian guna
terciptanya makalah yang sempurna, penulis sangat menyadari apabila dalam
penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan baik itu informasi yang
disajikan maupun penggunaan tata bahasa penulisan.
Daftar pustaka
http://www.elbirtus.info/2012/08/pengertian-komersial.html#ixzz282K4XU3i
http://jjwidiasta.wordpress.com/2011/07/27/apa-itu-bandara-lapangan-terbang-dan-pangkalan-udara/
http://www.indoflyer.net/forum/printable.asp?m=100419
http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/peraturan-penerbangan-mainmenu-81/19-peraturan-penerbangan/172--undang-undang-nomor-1-tahun-tentang-penerbangan-dari-sisi-bandar-udara-?showall=1
http://bandaraonline.com/airport/pengertian-bandar-udara-airport
http://tabloidaviasi.com/hukum-regulasi/penyelenggaraan-dan-pengusahaan-bandar-udara/
http://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_udara
http://id.wikisource.org/wiki/Peraturan_Pemerintah_Republik_Indonesia_Nomor_70_Tahun_2001
http://www.angkasapura1.co.id/index.php/home/spekBandara?bandara=13
http://www.angkasapura2.co.id/?app=OUR_AIRPORTS
http://www.lanud-sulaiman.mil.id/profile/sejarah/
http://www.lanud-sulaiman.mil.id/profile/sejarah/
CATATAN CINTA DARI AQILA
(Antara Asa Rasa, Masa Dan Kasta)
Goebahan : Ibnu Bakry
PART II
Sudah
jatuh ketiban tangga mungkin itu pepatah yang tepat untuk menggambarkan
suasana hati ku saat ini, sejak petang
tadi aku mengurung diri larut dalam kepedihan yang kualamai setalah mendengar
kabar sesorang yang sebelumnya mampu mengisi hari-hariku dan penyemangat
kerjaku
Tepat
pada waktu itu juga cuaca sejak sore hujan gerimis disertai gelegar halilintar
bergemuruh membuatku semakin hanyut dalam kesedihan
Tak
terasa bulir-bulir bening menetes dari mataku, sakit memang mendengar kabar
pernikahan mu
masa
– masa indah yang pernah kulewati bersamanya selalu terbayang dalam benakku,
membuat dadaku semakin sesak, dalam lirihku mengeluh, tuhan kenapa kau hadirkan
dia untuk meninggalkanku
Susah
sekali rasanya memejamkan mata, wajahnya selalu menghantuiku untuk tetap
terjaga dalam kesedihanku, ingin rasanya aku menangis sekencang-kencangnya melepaskan
beban rasa ini. Namun hati kecilku berusaha menahanku, aku laki-laki tidak
boleh cengeng
aku
tidak bisa berbuat apa-apa lagi, berusaha ku tahan agar airmata ini tidak
mengalir,namun pergelutan bathin mematahkan pertahananku membuatku tak berdaya
sehingga air mata ini menetes.
Ku
akui ini pertama kalinya aku menangis, kebahagiaan yang kau berikan tak ku sangka semu, kehadiranmu hanya
fatamorgana dalam hidupku.
Sesakit
inikah mencintaimu, kau buat aku melayang-layang tinggi hingga aku lupa bahwa
kau tak mampu menangkapku kembali.
Ini
bukanlah pertama kalinya aku menjalani sebuah hubungan, tapi tidak pernah
sedalam ini sehingga sakit yang kuderita karena kepergianmu membuatku
menderita.
Kurebahkan
badanku berusaha melupakan semua tentangmu, akan tetapi bayang-bayangmu tak jua
sirna dalam fikiranku.
Ku
coba bangkit kembali dari keterpurukan ini, hati dan fikiranku ku terus
berontak meronta-ronta menahan perihnya luka yang kau beri.
Sulit
sekali rasanya mengembalikan keadaan seperti semula, sehingga aku tak mampu
menikmati setiap pergerakan yang kulakukan, ruang geraku terasa sempit oleh
rasa sakit ini.
Tak
terasa jam sudah menunjukkan pukul 03.00 pagi namun rasa kantuk ini belum juga
menghampiri. Karena Jiwaku masih diselimuti lara.
Kubangkit
kembali dari tempat tidurku menuju meja kamar dekat jendela, ku hidupkan
sebatang rokok mencoba meringankan dukaku, kuhisap dalam-dalam setiap asap yang
kuhirup, dan ku coba hembuskan keluar berserta kepedihan ini.
(BERSAMBUNG............)
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur hanyalah milik
Allah SWT yang telah melimpahkan ilmu
luas lagi bermanfaat kepada penulis, Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah,
keluarganya beserta para sahabatnya.
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok Laporan Studi ekskursi (SE). Dalam memenuhi persyaratan tersebut,
penulis mencoba membuat makalah tentang “BANDARA ADI SUMARMO”.
Dalam
menyusun makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
teman-teman dan ibu/Bpk
dosen yang memberikan tugas mengenai laporan
studi ekskursi ini.
Senin , 30-04-2012
DAFTAR ISI
A.
Cover Makalah....................................................................................................................
B.
Kata Pengantar .................................................................................................................. i
C.
Daftar isi ........................................................................................................................... ii
D.
Bab I Pendahuluan....................................................................................................
1.
Latar Belakang Studi Ekskursi..............................................................................
2. Maksud Dan Tujuan Penulisan
Laporan................................................................
3. Manfaat Studi
Ekskursi..........................................................................................
E.
Bab II Profil Instansi.................................................................................................. ....... 2
1.
Sejarah........................................................................................................................... 2
2. Visi Misi ................................................................................................................
3. Lokasi/Alamat .............................................................................................................. 2
4. Struktur Organisasi........................................................................................................ 2
F.
Bab III hasil pengamatan................................................................................................... 2
G.Bab
IV
pembahasan....................................................................................................
1. Analisis Lingkungan Eksternal Instansi ....................................................................... 2
2. Analisis SWOT......................................................................................................
3. Analisis Grans Strategy (IFAS dan EFAS)...........................................................
4. Alternatif
Strategi...................................................................................................
H.
Bab V Penutup..........................................................................................................
3
1. Kesimpulan.................................................................................................................... 3
2. Saran......................................................................................................................
I. Lampiran...................................................................................................................
1. Galeri Foto Instansi.................................................................................................... 4-5
2.
Galeri Foto
Kelompok............................................................................................
3. Biodata Anggota Kelompok..................................................................................
BAB 11
PROFIL INSTANSI
1.
Sejarah
Bandara Adi Sumarmo
Berdasarkan sejarah, Bandara Adi Sumarmo
Surakarta dibangun pada zaman penjajahan Pemerintah Belanda pada tahun 1940
digunakan untuk lapangan terbang darurat. Dengan masuknya bala tentara Jepang,
lapangan terbang tersebut dihancurkan oleh Belanda. Kemudian pada tahun 1942
dibangun kembali oleh Pemerintah Jepang yang digunakan untuk basis militer
penerbangan Angkatan Laut (Kaigun-Bokusha).
Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI pada
tanggal 17 agustus 1945, kesanggupan dan kemampuan menyelenggarakan penerbangan
dimanifestasikan dalam bentuk organisasi yang dinamakan ”Penerbangan Surakarta”
yang diresmikan pada tanggal 6 februari 1945 selanjutnya pada bulan mei 1946 dari “Penerbangan Surakarta”
berubah nama menjadi “pangkalan udara panasan” dimana kegiatan penerbangan
hanya diperuntukan bagi penerbangan militer.
Menjelang Konverensi PATA pada tahun
1974 fasilitas pelabuhan udara keselamatan penerbangan ditingkatkan sehingga
dapat dimanfaatkan untuk melayani penerbangan komersial di samping militer.
Penerbangan komersial secara teratur resmi dibuka sejak 23 april 1974 dan
dilayani oleh perusahaan PT. Garuda Indonesia denganm route
Jakarta-Solo-Jakarta 3 kali seminggu.
Dasar penggunaan bersama Pangkalan Udara
Panasan diatur dalam suatu SKB MENHANKAM, MENHUP, dan MENKEU NO:
KEP/30/IX/1975; KM.393/S/PHB-1975; KEP. 927A/KM/IV/8/197 tanggal 21 agustus
1975. Pengunaan sebagian areal tanah
Pangkalan TNI-AU Adi Sumarmo Surakarta untuk pengembangan / pembangunan Bandara
beserta fasilitasnya telah ditetapkan / diatur MOU / surat Persetujuan Bersama
antara Tentara Nasional Indonesia – Angkatan Udara dengan Derektorat
Jenderal Perhubungan Udara.
Berdasarkan Surat Keputusan KSAU No.
SKEP/O7/VII/1979 tanggal 25 juli 1979 Pangkalan Udara Utama / Lamuna Panasan
diubah namanya menjadi Pangkalan Udara Utama / Lanuma Adi Sumarmo, nama ini
diambil guna menghormati jasa-jasa dari pahlawan bangsa Almarhum Kapten Udara
Anumerta Adi Sumarmo Wiryo Kuesuemo.
2. Visi dan Misi
Adapun
Visi dan Misi Bandar Udara Adi Soemarmo yang dikelolah dan dioperasikan oleh
PT ( Persero ) Angkasa Pura yaitu
:
Visi
:
a.
Menjadi perusahaan yang
dapat diandalkan oleh perusahaan penerbangan, pemerintah, mitra kerja, pemegang
saham masyarakat dan karyawan sejajar dengan perusahaan sejenis dikawasan asia
pasifik.
b.
Menjadi perusahaan yang
efisien proaktif, mengandalkan system prosedur, serta selalu komit terhadap
kualitas pelayanan.
Misi :
a.
PT (Persero) Angkasa
Pura adalah perusahaan penyelenggara fasilitas bandara jasa property, serta
konsultasi kebandarudaraan yang dapat diandalkan di kawasan asia pasifik.
b.
PT (Persero) Angkasa
pura juga menciptakan standar efisiensi yang menjadi ukuranyanan dengan
kualitas tinggi kepada perusahaan bagi perusahaan sejenis di Indonesia dan
memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi kepada perusahaan
penerbangan,penumpang,mitra kerja dan masyarakat pengguna jasa lainnya
c.
PT (Persero) Angkasa
pura menjalankan usaha dan komitmen untuk tumbuh secara wajar dengan tetap
berusaha menjadi partner pemerintah dalam peningkatan ekonomi nasional,tanggap
terhadap lingkungan bandara,dan menjadikan karyawan sebagai asset perusahaan
yang dapat mengembangkan kompetensi di bidang kebandrudaraan
3.
ALAMAT
4.
Sruktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan gambaran
dari garis tanggung jawab dan wewenang dari para pelaku organisasi tersebut.
Pada PT. (PERSERO) Angkasa Pura I Bandar Udara Adi Sumarmo Surakarta struktur
organisasi disusun berdasarkan identifikasi terhadap efisiensi dan efektifitas
pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan.
Struktur Organisasi
Kantor Cabang
PT. (Persero) Angkasa Pura I
Bandar
Udara Adi Sumarmo Surakarta
BAB III
HASIL PENGAMATAN
Kota Solo
memiliki satu buah bandar udara internasional, yakni Bandara Adi Sumarmo (SOC)
yang terletak di Kabupaten Boyolali, berjarak 14 Km dari pusat Kota Solo.
Selain melayani penerbangan komersil, bandara ini juga difungsikan sebagai
pangkalan TNI AU. Adapun untuk pengelolaan bandara diserahkan kepada PT.
Angkasa Pura I. Sejumlah maskapai yang beroperasi di bandara ini antara lain
Garuda Indonesia (Jakarta), Sriwijaya Air (Jakarta), Lion Air (Jakarta),
Batavia Air (Jakarta), Sky Aviation (Surabaya, Bandung), Silk Air (Singapura),
dan Air Asia (Kuala Lumpur). Bandara ini juga melayani penerbangan jamaah haji
karena Solo menjadi kota embarkasi haji untuk wilayah Propinsi Jawa Tengah dan
Daerah Istimewa Yogyakarta. Bandara Adi Sumarmo memiliki empat buah terminal,
terdiri dari dua buah terminal penumpang dan dua buah terminal kargo. Selain
itu, bandara ini juga memiliki 11 lapangan parkir pesawat terbang. Untuk
layanan kargo, fasilitas yang diberikan berupa kawasan berikat, tempat
karantina hewan, fasilitas kesehatan, peralatan sinar X, GPU, kursi roda, dan
sabuk berjalan kargo. Fasilitas umum yang tersedia di bandara ini antara lain
berupa bank dan telepon.
BAB IV
PEMBAHASAN
1. ANALISIS
LINGKUNGAN EKSTERNAL
2. ANALISIS
SWOT BANDARA INTERNASIONAL ADI SUMARMO
A. STRENGTH
(kekuatan)
v Mempunyai
fasilitas-faslitas yang cukup memadai
v Lingkungan
bandara yang luas, nyaman, rapi dan bersih
v Para
karyawan yang sangat ramah
v Selain
melayani penerbangan lokal, bandara adi sumarmo juga malayani pnerbangan
internasional.
v Market
share yang relatif besar / dominan
v Reputasi
yang baik
v Mempunyai karyawan yang mempunyai Skill / kemampuan /
spealisasi pada masing-masing bidang
v Jaringan
sosialisasi / informasi yang luas
v Menjadi
juara 1 di angkasa pura 1 dalam kategori bandara yang bersih, aman, nyaman dan
pelayanan yang baik di banding dengan bandara-bandara lain yang ada di angkas
pura 1.
B. WEAKNESS
(kelemahan)
Ø Alat
operasional kurang lengkap
Ø Harga
tiket yang kurang kompetitif
Ø .
Ø .
C. OPPORTUNITY
(peluang)
Ø Kondisi perekonomian yang
membaik sehingga meningkatkan pelayanan penerbangan
pada masyarakat
Ø Adanya permintaan atau
kebutuhan tertentu yang selama ini belum dilayani oleh produk / perusahaan lain
Ø Teknologi baru yang
memungkinkan produksi / distribusi menjadi lebih efisien yang dapat meningkatkan
kualitas pelayanan / jasa
Ø Peraturan pemerintah yang mendukung
Ø Banyak
tourist / wisatawan luar negri yang berkunjung / berlibur ke solo / surakarta
D. THREAT
(tantangan)
Ø Pesaing yang semakin gencar
Ø Munculnya produk substitusi / pengganti
Ø Konsumen mengurangi daya beli
/ jasa
Ø Peraturan pemerintah
3. ANALISIS IFAS
( INTERNAL FACTOR ANALISIS STRATEGY )
Faktor internal
1.
Kekuatan
1.1 Pemasaran
a) Memiliki
peluang pasar yang besar dibanding para
pesaing
b) Reputasi
yang baik dan perusahaan yang terkenal
c) Mempunyai
pelanggan besar yang loyal dng penjualan jk.panjang
d) Profitability
yang sangat berpotensi
e) Sangat
berpengalaman dalam pemasaran
1.2
Pelayanan
a) Mempunyai
kapasitas produk terbesar di Indonesia
b)
Pengendalian produk
dengan sistem
c) Fasilitas
produk mempunyai fleksibilitas kapasitas
1.3
Keuangan
a) Sistem
informasi lebih cepat
b) Struktur
modal, biaya penyusutan rendah.
c) Sebagian
hasil penjualan dari ekspor akan meningkatan pendapatan
d) Ratio
hutang dan modal cukup baik.
1.4 Sumber Daya Manusia
Dan Organisasi
a) Karyawan
yang berdedikasi untuk dikembangkan mencapai produktivitas dan kinerja yang
lebih baik
b) Tingkat
keahlian dan kemampuan karyawan cukup baik
c) Sistem
pengendalian organisasi sudah terbentuk.
1.5 Teknologi Informasi
a) mempunyai
kemampuan untuk mengembangkan teknologi informasi yang mengarah kepada
E-Business
faktor
internal
2.
Kelemahan
2.1. Pemasaran
a.
Sering terjadi komplain
karena kualitas